1.Hujan Waktu Itu

435 134 86
                                    

*Imagine and feel

"Please!!!Gue naksir berat sama Sakha!!!" Ailen memandang sebuah foto dari ponsel miliknya dengan mata berbinar.

"Iya bawel Alien, gue juga tau," Nadila menatap jengkel sahabatnya itu.

"Nama gue Ailen BUKAN ALIEN," Aileen menatap tajam Nadila.

"Iya....Ailen cantik pacar nya Sakha!!!" sontak pipi Ailen langsung mengembang sambil berucap. "AAMIIN."

"Dil," panggil Ailen yang kini tengah mengaduk jus jeruk.

Nadila menoleh "Hem?" Sahut Nadila dengan mulut yang penuh dengan mie.

"Apa?" tanya Nadila lagi,pasalnya Ailen tak kunjung bicara.

"Sakha bakal mau ga ya sama gue?" raut wajah Ailen berubah cemas.

Nadila menatap sahabatnya itu dengan serius. "Dengerin kata gue!!! Lo itu cantik banget, jadi bodoh aja kalo dia ga mau," ucap Nadila menggebu-gebu

Ailen tersenyum tipis dan kembali percaya diri. Namun overthinking kembali menyerangnya.

Nadila menatap perubahan ekspresi Ailen. "Jirr, kenapa lagi lo?"

"Gue takut kalo sebenarnya Sakha udah punya cewek, cuma dia privat aja dari anak-anak Cakrawala."

Nadila juga ikut terdiam dengan perkataan Ailen barusan. Jika dipikirkan kembali mana mungkin cowok setampan Sakha tidak mempunyai pacar.

"UDAH JANGAN OVERTHINKING MULU!!" Nadila mencubit pipi Ailen gemas.

"Sakit tolol,"

Ailen bangkit dari duduknya. "Mending lo bantuin gue buat jadian sama Sakha."

Nadila merangkul bahu sahabatnya itu dengan penuh semangat. "Gitu dong semangat. Kita cewek juga bisa taklukan cowok kulkas macam Sakha itu." Ailen tersenyum penuh percaya diri.

Gadis dengan mata indah itu yakin jika suatu saat nanti Sakha akan menjadi miliknya.

______

Dibawah guyuran hujan deras sore itu seorang remaja berusia 17 tahun terus memantulkan bola basket ke aspal tanpa henti. Ia memasukkan bola tersebut ke atas ring dengan begitu indah.

Badannya sudah basah kuyup, namun cowok itu tidak terlihat kedinginan sama sekali.

"Last ball," bola terakhir memantul begitu indah sampai masuk kedalam ring.

Sakha berjalan untuk menuju pinggir lapangan. Cowok itu duduk pada kursi besi yang tersedia di sana. Wajahnya terlihat sangat lelah, kini tubuhnya juga terlihat menggigil.

Sakha menatap ke atas saat air hujan tiba-tiba tidak lagi megenai kepalanya namun masih membasahi kakinya.

Cowok bermata elang itu cukup terkejut dengan kehadiran seorang gadis yang tiba-tiba memayungi dirinya. Tatapan gadis itu sangat teduh, senyum gadis itu terlihat begitu tulus. Sakha terhipnotis untuk beberapa detik sampai tatapan keduanya beradu.

"Lo siapa?" tanya Sakha mulai sadar.

Ailen gelagapan sendiri jadinya."G__ue, Ailen!!!" secara spontan Ailen mengulurkan tangannya.

Sakha tersenyum tipis melihat kegugupan gadis dihadapannya ini. "Ngapain ke sini?"

Lagi-lagi Ailen bingung harus menjawab apa. "Ngapain ya?" Ailen bertanya dengan bodohnya.

Sakha kembali memasang wajah datar sambil beranjak untuk pergi. "Orang aneh, " ujar Sakha.

Punggung cowok jangkung itu semakin menjauh bahkan hampir keluar dari area lapang. "GUE SUKA LO, SAKHA AKSARA PUTRA DEWANGGA!!!" teriak Ailen begitu lantang.

Sakha menghentikan langkah kakinya. Cowok itu tersenyum smirk khas seorang Sakha. "Lo yakin, Ailen?" Sakha membalikkan tubuhnya. Cowok itu menatap Ailen dengan tatapan yang sulit diartikan.

Dari sinilah kisah menyakitkan itu akan dimulai.

SAKHA ADALAH LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang