Klik link di profil agar cerita ini terus berlanjut //heh
Enjoy reading semuaa~ (❁'◡'❁).
"Ka—karel..." Liu terlihat takut dengan ekspresi lelaki itu, belum lagi dengan tongkat bisbol di tangannya. Dia langsung memegangi tangan Liu dengan kuat, bahkan Liu bisa merasa mungkin pergelangan tangannya akan patah kapan saja.
Bugh!
Karel memukul komputernya hingga rusak dan pecah, Liu ketakutan melihat bagaimana benda itu hancur dan tersisa kepingan-kepingan kecil saja. Seolah Karel sedang berusaha menyembunyikan bukti agar tidak ada yang bisa melihatnya lagi, selain Justin tentu saja.
"Apa kau membacanya?" Karel melirik Liu tajam. Lelaki manis itu ketakutan dan langsung menggeleng ribut. Wajahnya bahkan sudah berubah pucat. Tentu saja, dia tidak ingin berakhir seperti komputer di hadapannya.
Sepertinya Karel tidak menaruh kecurigaan yang tinggi pada Liu, yah lagi pula IQ Liu pasti tidak akan mampu memahaminya meski dia membaca pesan-pesan itu bukan?
Pria paling muda di rumah itu lalu menyeret Liu keluar dari kamarnya, meninggalkan Justin yang dibiarkan tak sadar diri.
Liu menjerit dalam hati, Karel sedang kerasukan iblis macam apa?! Mana mungkin anak yang selalu diejek pendek dan anak paling muda di rumah ini bisa melakukan hal kejam begitu—tidak Liu, kau saja yang naif.
Seharusnya sejak awal Liu ingat, kalau dia hidup bersama para kriminal. Meski mereka mungkin tidak mau dianggap kriminal.
"Karel—lepaskan aku—uhuk!" Liu kesusahan bernapas, Karel menarik kerah belakang bajunya dengan kasar hingga lehernya tercekat.
Memang Karel biadab! Itu yang ingin Liu teriakkan tapi tentu saja dia tidak punya nyali. Liu belum siap menjadi daging giling.
Karel menyeretnya sampai ke mobil, sesekali pria muda itu menggerutu dengan gerutuan yang entahlah Liu juga tidak mengerti. Karel membanting kasar Liu ke dalam mobil, ini sudah terlihat seperti detik-detik adegan pemerkosaan bukan? Tapi tentu saja tidak!
Blam!
Pintu mobil dibanting kasar, sepertinya bukan hanya Liu yang panik tapi Karel pun juga panik. Mungkin karena rahasianya sudah terbongkar atau ada masalah yang lainnya.
"Jangan coba-coba kabur atau aku akan membunuhmu."
Bulu kuduk Liu merinding seketika. Siapa juga yang berniat untuk kabur? Liu yakin tidak akan bisa. Dia hanya berdoa semoga tiba-tiba Zian atau yang lainnya datang dan menolongnya saat ini.
'Zian kumohon datanglah!' jeritnya dalam hati seperti sedang meminta hujan.
Jika Liu boleh membuat agama baru, mungkin dia akan membuat agama penyembah Zian karena sekarang hanya Zian satu-satunya orang yang dia percaya dan dia yakini.
Agak stres memang.
Karel mulai mengemudi dengan kecepatan tinggi, mungkin niatnya seperti terhubung dengan doa Liu dan sedang mencoba menghindarinya.
"Aku akan segera ke sana."
Lelaki manis berdarah China itu langsung menajamkan pendengarannya. Dia menatap ke depan, di mana Karel sedang menyetir dan tampak melakukan panggilan dengan seseorang. Temannya kah?
"......"
"Ada masalah kecil.'
"......"
"Tidak... ini tidak bisa ditutupi kau tahu?"
"......."
"Pria culun itu yang membacanya. Dan aku membawa saksi mata bersamaku."
Liu yang sedari tadi menguping langsung tidak terima dengan kata-kata Karel. Pria culun itu maksudnya Justin? Pria culun katanya? Sembarangan! Pria setampan itu disebut culun, ini akan menyakiti hati seluruh pria culun di dunia!
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, BITCHES!
Romansa[R18+] Liu, budak penurut yang hanya bisa pasrah dengan apa yang akan menimpanya. Lima tahun tidak laku terjual membuatnya jadi budak paling lama dalam kurungan besi tersebut. Sampai sepasang mata tertarik membelinya untuk dijadikan sebuah 'hadiah'...