---- Happy Reading 💕
"Sudah belum?"
Entah telah berapa kali Yibo menanyakan pertanyaan itu. Ia lupa untuk menghitungnya. Ralat. Ia tidak pernah berniat menghitungnya. Yang jelas sudah sangat banyak sejak ia menyuruh Xiao Zhan mengerjakan tugas Matematika, sementara ia menunggui sambil mengerjakan administrasi kantornya.
Tapi bahkan setelah pekerjaannya selesai pun, Zhan masih juga belum selesai dengan tugas-tugasnya.
"Sebentar lagi." Sambil mengucek mata yang sudah mengantuk, Zhan terus menggerakkan tangannya untuk menulis, eh menghitung.
Yibo menghela napas dan melihat arloji di tangannya. Pukul enam sore. Itu artinya sudah empat jam berlalu. Semua orang pasti telah pulang dan hanya tinggal ia bersama keponakan sekaligus muridnya yang nakal ini di sekolah.
Bosan menunggui Zhan, Yibo merasa mengantuk. Ia pun bersandar melorot pada kursi, menyilangkan bagian mata kaki, dan kepala menengadah. Selanjutnya ia menutup mata, mencoba beristirahat sambil menunggu.
Sepuluh menit kemudian.
"Sudah belum?"
Tidak ada jawaban.
"Xiao Zhan, sudah belum?"
Sekali lagi tidak menerima jawaban, Yibo membuka mata dan mendapati .....
# apa hayoo? 😎
.
.
.
Sekali lagi tidak menerima jawaban, Yibo membuka mata dan mendapati Zhan sudah tertidur dengan kening menyentuh meja.
Yibo mengerang. Memang, sudah lama pemuda itu belajar dan ia tahu bahwa belajar yang dipaksakan dalam waktu lama sangatlah tidak efektif.
Ya, sudahlah. Lagipula sudah hampir waktunya makan malam. Ia berpikir akan mengajarinya lagi di rumah setelah makan malam. Mereka sudah sama-sama lelah dan butuh penyegaran seperti mandi dan makan.
Jadi ia bangkit dan membangun Zhan.
"Xiao Zhan, ayo, bangun! Kita pulang." Yibo mengguncang tubuh Zhan selama beberapa kali baru pemuda manis itu terbangun.
"Aku mengantuk, Paman."
"Aku tahu. Cepat bereskan bukumu dan kita pulang."
Sambil terkantuk-kantuk, Zhan membereskan bukunya. Saking ngantuknya sampai-sampai ia harus dipapah oleh Yibo saat keluar dari kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
THREE LITTLE WORDS [END PDF]
FanfictionDaripada belajar, Xiao Zhan lebih menyukai berkencan. Ia mengencani setiap siswi di sekolahnya. Wang Yibo, guru sekaligus walinya, dibuat pusing dengan sikapnya sehingga ia harus mendidik Xiao Zhan dengan keras. Ia memikirkan banyak cara untuk memb...