Pertama

1.7K 111 18
                                    

‼️ Cerita ini murni hasil ide anehku, Jika nanti kedepannya ada yang nyeleneh atau tidak sesuai fakta mohon dimaafkan dan dimaklumi ya‼️

*****

Cuaca hari ini cukup baik, Desiran angin menyapu daun yang jatuh dipinggir jalan yang ia lewati tadi. Jalanan dikota ini mulai ramai karena jam pulang kerja. Untung saja gadis ini datang lebih cepat, Ia benar-benar malas untuk bermacet-macetan.

Sudah hampir dua puluh menit ia menunggu ditempat ini dengan secangkir milkshake. Namun yang ditunggu tak datang juga, Jalanan yang macet dan kegiatan yang banyak sudah pasti jadi alasan pemuda itu.

Gadis ini menoleh ketika suara bel diatas pintu masuk berbunyi, Membawa pemuda dengan senyuman manis berjalan kearahnya.

"Maaf aku telat"

"Lagi" Gadis ini menambahkan.

"Iya Ndin, Macet kan tuh kamu liat" Pemuda itu menunjuk kearah jalanan yang terlihat jelas dari dinding kaca ini.

"Iyaaa Ka Arya!"

Kurang atau lebih tiga tahun,
Hari-hari Andin diisi oleh pemuda bernama Arya Gilang Sanjaya. Pemuda tampan dengan kesibukan yang luar biasa, Ia baru saja menyelesaikan skripsinya namun kegiatannya dikampus sepertinya tidak ada habisnya.

Arya, Begitu ia disapa adalah anak dari Om Sanjaya, Teman Ayah Andin. Salah satu alasan mengapa Andin diizinkan melanjutkan pendidikannya dikota ini adalah Ayah punya teman baik disini, Yang bisa turut ikut mengawasi gerak-gerak Andin. Beruntungnya, Anaknya juga berkuliah ditempat yang sama dengan Andin, Kaka tingkat. Yang entah mengapa membuat Andin merasa lebih aman.

Awalnya, Semua biasa saja. Jika berpapasan mereka hanya akan saling tersenyum, Namun waktu benar-benar merubah segalanya. Arya mulai senang berada didekat Andin, Begitupun juga dengan Andin.

"Kamu sudah siap-siap?" Tanya Arya sambil menyantap makanannya yang baru saja datang.

Andin mengangguk antusias "Tapi aku ngga akan bawa baju banyak sih, Dirumah juga masih ada"

Arya tertawa pelan "Mau bawa oleh-oleh apa untuk Ayah dan Ibu?"

Andin sedikit berpikir "Gampang, Nanti temenin aku beli ya?"

Arya mengangguk lalu mengangkat jari jempolnya sebagai jawaban.

Liburan semester kali ini Andin berencana pulang ke Jakarta ditemani Arya, Bergantian Karena Ayah dan Ibunya yang selalu datang mengunjunginya.

"Tapi kamu yakin bisa?" Tanya Andin memastikan, Karena dilihat dari kegiatan Arya akhir-akhir yang begitu sibuk.

"Bisa Ndin, Tenang aja"

"Ajak aku jalan-jalan ya?" Ucap Arya membuat Andin tersenyum lebar.

"Pasti!! Aku ajak kamu keliling Jakarta sekalian mau aku kenalin ke sahabatku, Shilla"

"Aku jadi ngga sabar"

Andin tertawa kecil menatap Arya, Matanya yang berwarna cokelat itu sekarang menjadi candu baginya. Rahang yang tegas dan hidung mancungnya benar-benar mampu membuat Andin tak bisa lepas dari pandangannya. Apakah kali ini ia akan beruntung?

"Ada yang aneh?" Arya berkaca pada layar ponselnya, Memastikan diwajahnya tidak ada noda apapun.

"Perasaanku yang aneh" Jawab Andin santai, Tangannya masih mengaduk ice cream yang tadi ia pesan.

"Perasaanku juga aneh"

"Kenapa?"

"Gapapa, Biar kita satu perasaan aja"

The Second Change {Book two}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang