Enam- Ke.be.tu.lan

486 93 25
                                    

"Terus gimana?"

Gadis ini tak mengidahkan pertanyaan teman dekatnya, Puri yang sedang asik memakan beberapa snack yang Andin bawa dari Jakarta. Ia asik memandangi bulan yang seakan setia berada didepan jendela kosannya, Mengingatkannya pada beberapa hari lalu saat ia tak sengaja menatap mata Aldebaran. Ahh pemuda itu lagi yang mengisi pikirannya.

Topik pembicaraan Andin dan Puri tak lain dan tak jauh dari pertemuannya dengan sang mantan kekasih, Hanya Puri yang tau semua tentang masa lalu Andin, Seperti apa Aldebaran, Dan seperti apa hubungannya.

"Hehh!! Kesambet kowe" Puri melempar snacknya saat tak mendapat jawaban dari Andin.

"Ck, ganggu deh lo"

"Jangan dipikirin lah, Dia udah punya tunangan"

"Idih males banget orang gue lagi mikirin tugas nih susah banget" Andin pura-pura berkutat dengan catatannya walau pikirannya melayang jauh.

"Hallahh!Gak bisa lo bohongin gue, Itu dijidat lo tulisan Aldebaran gede banget"

"Ssstttt! Gak usah kenceng-kenceng"

"Biarin biar Kak Arya tau hahaha" ledek Puri sambil melempar kembali snacknya.

"Purr!!! Habis deh snack gue, Udah lo buang-buang terus dimakan juga pula"

Andin bangun dari duduknya mengambil beberapa snack yang berhamburan karena ulah sahabatnya ini, Kehadiran Puri dikosannya benar-benar membuatnya emosi.

"Udah habis lhoo Ndin,"

"Gila baru juga dua hari gue kasih"

"Ya berarti eh eh Kak Arya telfon tuh" Puri menatap ponsel Andin yang tergeletak dinakas samping tempat tidur Andin.

"Hallo"

"Dimana Ndin?"

"Dikosan ka, Sama Puri"

"Turun sebentar bisa?Aku bawa makan malam"

"Ehh?oke tunggu sebentar Ka"

Andin memberi isyarat pada Puri untuk pamit turun kebawah karena Arya sudah menunggu.

"Ko tau aku belum makan?" Andin tersenyum berjalan kearah Arya yang sedang duduk diruang tunggu.

"Aku juga tau kamu belum minum"

"Kamu sudah makan?"

Arya mengangguk sambil memberikan bingkisannya pada Andin,

"Kamu cenayang ya? Bisa tau aku lagi sama Puri disini" Ucap Andin ketika melihat ada dua bungkusan didalam bingkisan yang diberikan Arya.

"Aku kayanya hafal deh jadwal main kalian berdua"

Andin terkekeh kemudian menatap Arya sejenak, Wajahnya begitu lusuh namun masih sempat-sempatnya datang kesini "Kamu kecapean ya?"

Arya mengangguk,"Hari ini lumayan panjang"

"Gara-gara anter aku ke Jakarta kegiatan kamu disini jadi berantakan"

"Ngga Ndin, Memang jadwalnya panjang untuk hari ini. Udah sana masuk, Makan!" Arya mengacak rambut Andin pelan.

"Kak Arya, Terimakasih ya"

"Iya Andin"

"Aku Terimakasih untuk semuanya"

"Iya Andini Zahrantiara"

"Bye! Kabarin aku kalo sudah sampai, Hati-hati"

*********

Satu bulan berlalu, Yang ada hanya kamu, kamu dan kamu.

The Second Change {Book two}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang