Kedua

452 94 12
                                    

Andin memeluk wanita paruh baya ini erat, Meminta izin untuk pamit beberapa waktu dan mengucapkan terimakasih karena telah menyempatkan waktu mengantarnya ke stasiun.

"Salam untuk Ibu dan Ayah ya Ndin" ucapnya lembut membelai rambut Andin.

"Iya Tan, Nanti Andin sampaikan" balas Andin tersenyum.

"Kamu hati-hati le' jagain Andin jangan tidur terus dikereta" Petuah sang Ibu pada Arya yang sedari tadi  sudah menunggu.

"Tenang aja bu sama Arya, Andin mah aman"

Mereka tertawa bersama kemudian mulai bersiap untuk masuk kedalam gerbong kereta, Andin melambaikan tangannya pada Ayah dan Ibu Arya. Rasanya senang sekali, Seperti mempunyai keluarga kedua disini.

Arya membantu Andin mendorong kopernya dengan Andin yang juga memegang beberapa bungkusan oleh-oleh dari orang tua Arya.

"Kaya mau pulang kampung kita" Celetuk Arya ketika mulai menaruh beberapa tas dibagasi atas.

"Haha kita kan emang mau pulang kampung"

"Pulang kota!"

"Ko pulang kota?" Tanya Andin sambil tertawa.

"Kan rumahmu dikota"

Andin tertawa kecil, Celetukan Arya yang receh benar-benar cocok dengan selera humornya.

Andin dan Arya akan menghabiskan waktu di Jakarta selama beberapa hari. Ada rasa bahagia kemudian khawatir yang Andin rasakan. Entah untuk apa namun perasaannya sedikit tidak tenang.

Sekitar lima belas jam Andin dan Arya berada didalam kereta. Banyak yang mereka lakukan, Membahas hal-hal random atau sekedar mengambil foto bersama untuk dijadikan kenang-kenangan.

"Sudah lama aku ngga ke Jakarta, Disana ada apa selain cinta pertamamu?"

Sedikit kaget Andin menoleh mendengar pertanyaan Arya "Aku juga ngga yakin dia masih disana"

"Gimana kalau kita ngga sengaja bertemu nanti?"

"Aku harap ngga" Jawab Andin final membuat Arya terkekeh pelan.

Cinta pertama, Seingatnya ia pernah membahas soal ini pada Arya tanpa menyebut nama. Tapi untuk kisah cinta semasa SMAnya ia lebih memilih menceritakan tentang Randy ketimbang Aldebaran, Cukup dalam kenangan.

Andin memasang  Earphonenya disebelah telinganya lalu memberikan yang satunya kepada Arya, Mendengarkan lagu-lagu kesukaan mereka.

Andin menaruh kepalanya pada bahu Arya, Matanya tertuju pada luar jendela yang menampilkan indahnya perjalanan mereka. Pikirannya mulai mundur pada beberapa hari yang lalu sebelum keberangkatan mereka.

Judul Artikel tersebut masih dapat Andin ingat, Pemuda itu sudah bahagia sekarang begitupun dengan dirinya. Andin memperhatikan tangannya yang digenggam Arya, Tapi apakah benar Andin telah menemukan kebahagiannya sekarang?

****

Andin berlari kecil menuju pelukan sang Ibu yang telah menunggunya distasiun, Ia menyeka air matanya cepat.

"Sehat nak?"

Andin mengangguk tak menjawab karena jika ia bersuara sudah pasti air matanya kembali mengalir, Entah mengapa.

"Akhirnya sampai diJakarta" Ayah menepuk bahu Arya setelah memeluk Andin.

"Maaf Om saya jadi bikin repot" Arya tersenyum ramah.

"Ngga, Om senang kamu mau antar Andin kesini. Sekalian liburan kan?"

"Kak Arya minta diajak jalan-jalah tuh Yah" Ucap Andin mengadu pada sang Ayah.

The Second Change {Book two}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang