Senja meregangkan badannya, sudah terhitung empat jam dia belajar dari pukul enam sore hingga pukul sepuluh malam. Ia bahkan belum makan malam dan makan siang karena makan siang tadi di makan Asya dan dia belum ada waktu untuk ke kantin. Sore tadi ia pulang pukul setengah enam karena ada eskul tambahan jadi ia pulang sedikit sore, mau makan pun tidak ada waktu untuk membeli makanan karena takut jika ibunya akan memarahinya akibat pulang sore. Walau sudah terburu buru ternyata ia sia dia karena apapun alasannya ibunya mencap dia sebagai anak yang tidak tahu diri karena pulang jam enam.
Senja itu anaknya disiplin, setelah sampai di rumah ia mandi membersihkan diri dan belajar karena beberapa hari lagi ulangan kenaikan kelas. Dia harus naik kelas sebelas dengan nilai yang tinggi.
Setelah melakukan peregangan dia mengambil gelas berisi air putih yang ia ambil dari dapur di atas meja belajar lalu meminumnya hingga tandas. Tangannya meraih ponselnya yang terus terus an menyala menampilkan notifikasi dari aplikasi chat berwarna hijau.
0838xxxxxxx9:
Besk gue tnggu d rooftop.
Brngkt lbih awl jngan smpai gue nunggu lo.Dahi Senja berkerut melihat nomor asing yang mengiriminya pesan dengan foto profil kosong, bio kosong dan dengan nama identitas A.
Senja:
Maaf ini siapa ya?
0838xxxxxxx9:
Artha
Kls 11 IPS 4Rahang Senja jatuh seketika matanya membulat melihat Artha yang mengiriminya pesan. Garis bawahi Artha! Bahkan Senja heran darimana Artha mendapatkan nomornya, apa urusannya dengan Artha? Apakah ia melakukan kesalahan? Ia menggigit bibir bawahnya.
Senja:
Ah Kak Artha? Kenapa kak?
Kak Artha:
Gue tau lo nggk buta.
Jngan telat atau gue bkal buat Lo menyesal.Senja:
Oke kak.
"
SENJA!!"
Senja terlonjak dia mematikan ponselnya lalu melemparnya kearah kasur, pintu terbuka menampilkan Rita ibunya yang menatapnya dengan tajam.
"Dasar anak tidak berguna!"
"Bisa bisanya kamu santai sementara di bawah sana piring piring belum dicuci? Pakaian adikmu belum kamu cuci juga, apa tanganmu buntung, apa telinga mu tuli hah?! Sudah saya bilang kalau pulang sekolah itu beresin rumah bukannya malah enak enakan main hp!"
"Lihat adikmu, si Eliza dia belajar bukannya enak enak rebahan sama main hp!" Sentak Rita tersenyum sinis kearah Senja yang malah menunduk.
"Senja belajar ma,"
"Alasan! Sana ke bawah, nyapu, cuci piring cuci pakaian adikmu sama sekalian setrikain pakaian saya! Oh ya, buatin minuman buat saya dan adikmu cepat!" Cepat cepat Senja mengangguk, dia menunduk melewati ibunya lalu keluar dari kamar.
"Ck menyesal saya melahirkan dia! Buang buang uang saja menghidupi nya." Perkataan Rita yang masih ia dengar membuat hatinya tersentil.
Ia tidak munafik tapi ia bingung kapan ibunya menghidupi nya? Uang saku saja diberikan tiga hari sekali terkadang pun tidak diberikan sama sekali sampai satu Minggu hingga Senja terpaksa menggunakan uang tabungannya, sekali diberikan uang saku. Nominal terbesar hanya lima belas ribu atau dua puluh ribu. Jika tidak diberikan segitu, Senja akan diberikan sepuluh ribuan lusuh.
Makan tidak pernah diizinkan, selalu saja disuruh makan di luar. Makan diluar, tidak usah manja. Begitu katanya tapi bahkan ibunya tidak mau memberikan uang sepeser pun untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Teen Fiction"Menurut gue, kalau lo nggak mau jadi sasaran bully disini mending jauh jauh deh dari Kak Artha." beritahu Asya kepada Senja yang masih menatap Artha dengan wajah bingung nya. "Kenapa?" tanya Senja. "Kak Artha itu suka bully cewek cewek yang suka ga...