"Haruskah ada rasa cemburu diantara kita yang tidak memiliki hubungan apa apa?"
Jangan lupa klik votes dan tandai typo!🌝
Belum mandi ya?
Senja turun dari mobil milik Galen lalu merapikan rambutnya yang agak berantakan karena tadi dia sengaja membuka kaca mobil milik Galen.
Senja lalu berterimakasih kepada Galen, tapi Galen hanya mengangguk seraya tersenyum dan meninggalkan area pekarangan rumahnya. Dia memasuki rumah dengan langkah tergesa gesa mengingat hari sudah malam.
"Senja, pulang ma." Ucap Senja sedikit berteriak memberi kabar kepada Rita.
"Kamu ganti baju lalu cuci piring sama cuci baju, cepat." Ucap Rita dengan nada dingin, Senja hanya mengangguk lalu cepat cepat berganti baju. Dia meminum obatnya terlebih dahulu karena sejak tadi dadanya terasa sesak.
Rita yang melihat itu tersenyum sinis, dia kembali memakai cat kuku bermotif miliknya sambil menggeleng gelengkan kepapanya.
"Udah jelek, penyakitan lagi. Nambah beban keluarga aja." Sahutnya.
Senja menunduk, tentu saja dia dengar tapi dia bisa apa selain diam dan menerima kenyataan. Toh, akhir akhir ini asma nya jarang kambuh dia tidak akan menghabiskan banyak uang untuk membeli obat tersebut.
"Senja beban ya ma?" Lirih Senja.
"Tentu aja, kalau saya pilih mending kamu mati aja biar nggak jadi beban huh!" Sentak Rita, dia lalu beranjak dan memilih pergi ke kamarnya.
Senja hanya menghela nafas. Dia bersabar lalu mengerjakan pekerjaan rumah yang sudah menumpuk, dia sudah terbiasa lagian dengan cemoohan ibunya itu.
***
Senja menoleh ke kanan dan kiri, dia melirik jam tangan miliknya. Dia hampir telat, Artha belum datang dan dia tidak memiliki uang untuk menaiki ojek maupun taksi.
"Senja? Bareng gue yuk,"
Senja menoleh menatap sebuah mobil yang jendela nya terbuka, Galen menatapnya dengan senyuman. Senja menggigit bibir bawahnya, apa ia harus berangkat bersama Galen? Really?
"Nggak usah, aku bisa sendiri." Tolaknya halus.
"Enggak apa apa, ayo masuk nanti telat." Ucap Galen tidak ingin di bantah.
Senja tidak bisa menolai membiarkan Galen menjadi supir pribadinya.
Dan tanpa sadar membiarkan Artha yang barusaja datang melihat mobil Galen yang melaju dengan cepat mengepalkan tangannya.***
Senja memasuki kelas yang sudah ramai, Asya yang menyadari kehadiran Senja lalu tersenyum lebar.
"Wih, sumringah banget nih yang abis dianterin sama ketos." Goda Asya.
Senja terkekeh, "Apa sih, tadi cuma kebetulan doang lagian aku takutkan telat." Kilahnya.
"Tumben enggak bareng sama Kak Artha?" Tanya Asya.
"Lho, aku kan enggak setiap hari bareng sama dia. Mentok cuma kemarin kemarin doang kok," jawab Senja.
"Lo suka ya sama kak Artha?"
Senja melotot, "Heh mulutnya, enggak ya!" Mata Asya menyipit.
"Really? Masa sih lo nggak suka sama dia?!" Tanya Asya heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Teen Fiction"Menurut gue, kalau lo nggak mau jadi sasaran bully disini mending jauh jauh deh dari Kak Artha." beritahu Asya kepada Senja yang masih menatap Artha dengan wajah bingung nya. "Kenapa?" tanya Senja. "Kak Artha itu suka bully cewek cewek yang suka ga...