Klik vote dulu yuk biar author semangat ngetiknya🌚
Senja barusaja mengganti rok nya dengan rok yang dibelikan Asya tadi, rok ini lebih pendek daripada rok yang ia pakai tadi tapi tidak apa lah. Saat ini Senja sedang berada di koridor, dia ingin pergi ke kantin mengisi perut nya yang sudah melilit kelaparan. Asya ke perpustakaan terpaksa ia makan sendiri.
Gadis itu memesan satu piring nasi goreng sosis, tidak perlu seblak karena selera nya makan seblak sudah hilang.
Dia memakan dengan cepat karena dia menjadi perhatian seluruh kantin, entah mengapa ia merasa sedikit berbeda kali ini. Merasa akan terjadi sesuatu dan firasatnya sangat buruk."Hai Senja, ketemu lagi nih."
Tuhkan, baru aja bilang apa. Panjang umur deh.
Senja mendongak kikuk menatap Bianca yang berdiri dengan sombong memegang satu botol fanta.
"Makan, Bi." Ucap Bianca menawarkan makanannya sementara Bianca hanya mendengus.
"Nasi goreng aja, nggak pesan yang kuah kuah gitu?" Tanya Bianca basa basi.
Senja tersenyum paksa, sumpah demi apapun firasatnya sangat tidak enak saat ini.
"Iya," jawab Senja seadanya.
"Seret ya? Sini gue kasih kuah biar nggak seret." Senja ingin menolak perkataan Bianca tapi detik kemudian dia terdiam, suasana kantin menjadi sangat hening.
Bianca barusaja menuangkan fanta kedalam piring nasi goreng Senja yang masih utuh, nasi goreng Senja kini memiliki kuah berwarna merah dan terlihat sangat menjijikkan. Bahkan menurut Senja tidak layak untuk dimakan, seisi kantin meledakkan tawanya terang terang an. Sementara Senja masih menunduk menatap piring nasi goreng nya dengan tatapan nanar.
"Gimana? Enak kan nasi goreng pakai kuah, pasti enak nah cobain gih!" Suruh Bianca seenak jidat sembari melipat tangannya didepan dada.
Senja menggeleng, "Itu nggak layak di makan Bi.." lirihnya membuat Bianca naik darah.
"Layak layak aja kok dimakan, malahan tambah enak. Makan gih!" Bianca mendorong kepala Senja ke depan tapi gadis itu tetap diam saja tidak ingin menuruti perkataan Bianca.
"Gue bilang makan Senja! Lo tuh keras kepala banget ya?!" Sentak Bianca, kesabarannya sudah habis kini wajahnya memerah menahan amarah.
"Bianca, kalau kamu nyuruh aku makan dan katanya makanan ini enak mending kamu aja yang makan!" Ucap Senja begitu lancar, dia mengatakan itu dan sedetik kemudian dia menunduk merutuki apa yang ia katakan telah membangunkan sisi iblis Bianca. Tentu saja.
"Lo nyuruh gue makan? Apa apaan sih lo, berani ya lo sekarang mentang mentang bisa deket sama Artha! Huh?" Bianca meremehkan Senja, tentu saja meremehkan Senja. Bianca menoyor jidat Senja dengan keras.
"Aku nggak pernah takut sama kamu."
"ANJING!" Bianca murka kesabarannya di uji.
"Kamu ngatain diri kamu sendiri?" Senja terus saja membalas perkataan Bianca membuat Bianca semakin murka, dia mengambil sendok di piring secara paksa lalu menyendokkan satu sendok nasi goreng yang sudah tidak layak di makan itu. Dia memaksakan Senja agar mendongak lalu memaksa mulut Senja agar terbuka dan menjejeli nasi goreng tersebut kepada Senja, tidak hanya dua atau satu kali tapi berkali kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Teen Fiction"Menurut gue, kalau lo nggak mau jadi sasaran bully disini mending jauh jauh deh dari Kak Artha." beritahu Asya kepada Senja yang masih menatap Artha dengan wajah bingung nya. "Kenapa?" tanya Senja. "Kak Artha itu suka bully cewek cewek yang suka ga...