Semua orang terlihat lelah jika melakukan sebuah kegiatan dengan berlebihan, begitu juga dengan Sarga yang kelelahan setelah melahirkan begitu banyak telur hingga ia tertidur dan tanpa sadar ia melewati sore dan malam hingga pagi tiba.
Sarga dengan perlahan mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari yang memasuki air lautan hingga masuk kedalam celah-celah lubang diantara atap-stap gua karang.
Dengan perlahan ia menggerakkan tubuhnya, namun...
"AH!...." Sarga tak bisa menggerakan ekor putihnya, dengan sekuat tenaga ia menggerakan ekornya namun tetap saja tak bisa digerakan.
Morin yang mendengar teriakan sang istri seketika ia menghentikan kegiatannya yang sedang mengumpulkan rumput laut yang dijatuhkan para kura-kura tua yang sedang berenang menuju sarang mereka dengan mulut yang dipenuhi rumput laut yang lezat.
Morin berenang dengan cepat secepat kilat memasuki gua.
"AH!" lagi, Sarga berteriak karna terkejut ekornya yang tiba-tiba saja bergerak membuat tubuhnya yang tak siap malah menjadi kaget dan nyeri seketika.
Sebuah tangan menggenggam tangan Sarga, itu adalah tangan Morin yang kini sudah berada disampingnya.
Sarga menatap Morin dengan sedikit meringis.
'ia terlihat seperti akan mengeluarkan telur baru' batin Morin dengan ancang-ancangnya, ia bersiap-siap untuk menjaga sang istri jika sang istri melahirkan lagi.
Sarga yang melihat Morin merubah ekspresi khawatirnya menjadi kebingungan akhirnya menyuarakan pertanyaannya,
"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya ketika sang suami mengelus ekor putihnya dengan mengecup perutnya.
Kedua pipi Sarga seketika memerah hingga ke telinganya, ia malu.
"He-hei! Apa yang kau lakukan!"Sarga mendorong perlahan kepala Morin dengan wajah memerahnya.
Morin yang melihat itu memiringkan kepalanya karna bingung dengan sikap sang istri.
"Apa----" baru saja Sarga akan bersuara, sebuah ketukan terdengar dari ambang pintu gua yang memang tak tertutup apapun.
"Kalian terlihat mesra, maafkan aku karna menganggu kalian" ternyata yang datang dan mengetuk sisi gua adalah si belut penolong Morin sebelumnya.
Belut itu berenang setelah mengetuk sisi gua dengan siripnya, ia berhenti didepan ekor Sarga dengan tatapan anehnya.
Morin yang melihat si belut menatap ekor dari sang istri dengan intens segera memukul kepala belut itu.
"AKH! SSHH! APA YANG KAU LAKUKAN BAJING----" Teriakan si belut berhenti ketika Morin lagi-lagi memukul kepalanya.
'Tok'
(Kira kira suaranya seperti itu)-author.
Belut itu menggosok kepalanya menggunakan sirip kirinya dengan ekspresi jeleknya, yah walaupun kenyataannya memang wajahnya jelek.
Belut itu kembali menatap ekor Sarga. Sang empu yang ekornya ditatap merasa tak nyaman dan menggerakkan tubuhnya tak nyaman.
"Tenanglah, kau hanya perlu beristirahat dan meminum cairan ubur-ubur biru" belut itu berenang mendekati Morin.
"Dengar bodoh!, Kau harus mencari cairan ubur-ubur biru sebelum malam tiba jika tidak maka kau tidak akan mendapatkannya selama seminggu ini yang artinya kondisi istrimu bisa saja memburuk menunggu selama itu!" Ucap si belut dengan wajah bereskpresi jeleknya.
Morin menatap sang istri dan telur-telurnya bergantian. Si belut yang melihat itu menghela nafasnya dengan berat.
"Baiklah, aku akan menjaga istri dan anak-anakmu. Bila perlu aku akan meminta tetangga paus orka" ucapnya dengan santai.
Morin mengangguk, ia mendekati Sarga yang sedari tadi terdiam mendengarkan percakapan di belut.
"Ah... Ah?" Morin berusaha berbicara dengan sedikit suara sisanya.
"Dia bertanya, 'apa kau tak apa ku tinggal sebentar?' Begitu katanya" ucap si belut menerjemahkan.
Dengan cepat Morin mencium kening sang istri dan tersenyum, ketika sang suami akan pergi keluar....
'Grep'
Sebuah tangan menahan kepergian Morin dengan menarik lengannya.
Pelakunya adalah Sarga, ia mencegah Morin pergi dengan kedua matanya yang berusaha membendung air matanya.
"Ah... Aah.." Morin mengelus tangan sang istri dan mencium kedua tangan cantik sang istri, Sarga.
"Ia berkata, 'Jangan khawatir, aku pasti akan kembali' " terjemah si belut dengan jengkel menyaksikan kemesraan setengah jam dari kedua pasangan didepannya.
Tak berselang lama Morin pergi, Sarga yang melihat ekor sang suami semakin menjauh dengan berenang cepat membuatnya khawatir dan takut.
"Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja" ucap si belut.
"Ke-kemana dia akan pergi? Lapangan ubur-ubur sangat jauh" ucap Sarga menahan tangisnya.
"Kau sangat menyayangi dirinya ya, bukan lapangan ubur-ubur." Ucap si belut membuat Sarga kebingungan.
"Lalu kemana?" Tanyanya lagi.
Si belut memutar kedua mata kecilnya.
"Dasar Palung Mariana" ucap si Belut
-----tbc-----
Maaf gantung... Aku bisa sampe sini aja dulu😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid&siren [BL]
FantasySarga adalah seekor mermaid putih berambut hitam dan bermata hitam yang dijadikan umpan untuk menarik siren berambut putih yang tinggal didasar Palung Mariana. Tanpa diduga ternyata rumor antara para mermaid tentang siren yang mana adalah mahluk leg...