"Siapa yang kasihan?"
Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Morin membuat Sarga gelagapan. Namun ia mencoba untuk tenang dan tersenyum dengan lembut kepada suaminya itu.
"Aku hanya merasa kasihan pada burung-burung yang terjatuh ke air dan dimakan para paus pemburu" mendengar jawaban Sarga, Morin hanya tersenyum.
"Itu karna mereka lapar, lebih baik kita kembali saja karna disini terlalu berbahaya bagi mermaid kecil sepertimu" ucap Morin dengan tangan kanannya yang ia ulurkan pada Sarga.
Sarga menyambut uluran tangan Morin dengan pelukan hangatnya yang membuat Morin sedikit terkejut namun tetap tersenyum lebar ketika Sarga mengeratkan pelukannya pada Morin.
Morin kemudian membalas pelukan Sarga dengan erat sembari berenang dengan kecepatan yang tidak masuk akal menuju ke goa tempat telur mereka berada.
--------------------------------
'SRASSS'
'SRASSS'
Deburan ombak terus terdengar disekitar pantai. Matahari kini sudah terbenam namun hal itu tidak menghentikan segerombolan petugas kepolisian serta petugas penjaga pantai juga beberapa pemuda tengah mencari sesuatu.
Mereka membawa perlengkapan seadanya untuk mencari seseorang yang menghilang sejak sore tadi.
Saat tengah mencari sesuatu, atensi mereka jatuh pada seseorang yang terbaring ditepi pantai didekat bebatuan.
"EH?! ITU DIA! ZIAN!!"
"ZIAN!"
"ASTAGA!!"
Mereka kemudian dengan cepat berlari mendekati sosok yang tengah terbaring tidak sadarkan diri itu yang ternyata adalah pemuda dengan surai biru tua yang tadi diselamatkan Sarga karna tenggelam dilaut.
Salah satu petugas kemudian melakukan pertolongan pertama dengan melakukan cpr setelah mengecek pernafasan pemuda bersurai biru tua yang kita panggil saja Zian.
"OHOK OHOK UKKKHH!!!" Setelah beberapa lama akhirnya pemuda itu memuntahkan banyak air dan kedua kelopak matanya terbuka meski ia masih tidak bisa melihat dengan jelas.
"CEPAT!!" Para petugas kemudian mengangkat tubuh Zian bersama-sama dan membawanya keluar area pantai untuk menuju kendaraan agar bisa dibawa ke rumah sakit.
-----------------------------------
Beberapa menit kemudian Zian yang tengah terbaring di kasur rumah sakit akhirnya tersadar.
Kedua matanya bergulir melihat kesekeliling ruangan dan ia hanya bisa mencium bau obat-obatan.
Tubuhnya terasa lemas, ia masih sedikit merasa kedinginan meski ruangan itu telah dilengkapi dengan penghangat ruangan yang selalu hidup untuk menghangatkan tubuhnya.
'Krieet'
Mendengar suara pintu terbuka, Zian menoleh dan menemukan seorang perawat yang akan memasuki ruangan itu namun dengan segera perawat itu berlari meninggalkan pintu terbuka sedikit.
Zian hanya terdiam, ia sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya setelah perawat itu berlari meninggalkan ruangan inapnya.
Tak berselang lama kemudian pintu terbuka dengan kasar membuat Zian menghelakan nafasnya pasrah.
"ZIAN ASTAGA NAK!, BAGAIMANA INI BISA TERJADI PADA ANAKKU!" Seorang wanita paruh baya bersuara kencang sembari berlari dan memeluk tubuh Zian yang kini tengah terduduk karna sang empu sudah merasa sedikit lebih baik.
"APA LAGI?! ITU JELAS KARNA KAU YANG TERLALU MEMBEBASKANNYA!" Seorang pria paruh baya membalas wanita didepannya yang merupakan istrinya itu dengan suaranya yang tak kalah besar.
"APA?! KAU MENYALAHKANKU?! KAU LIHAT ANAK KITA BEGINI KARNA DIA PASTI MUAK DENGAN SIKAPMU!"
Mereka terus berdebat membuat Zian terdiam saja dengan kedua matanya yang memandang kedua sepupunya yang memandangnya sinis dan jijik.
"Tuan dan nyonya saya mohon tenangkan diri anda masing---" baru saja sang dokter ingin berucap, hal itu malah dipotong oleh pria paruh baya didepannya itu.
"Saya akan melakukan pembayaran sekarang, dan untuk perawatannya lebih lanjut saya minta dilakukan dirumah saja" ucap pria paruh baya itu membuat dokter muda itu hanya mengangguk.
Sedangkan Zian hanya terdiam karna sudah terbiasa dengan semuanya.
-----------------------------
Di lautan yang dalam, para ikan terlihat berenang kesana kemari.
(mencari alamat-author)
Disebuah goa yang diterangi para kunang-kunang laut yang tengah menghangatkan tujuh telur, terlihat sepasang suami istri tengah tertidur pulas.
Mereka adalah Morin dan Sarga, Morin memeluk tubuh Sarga dengan erat sedangkan Sarga tengah tertidur dengan pulas.
Suasana goa itu terlihat sangat tenang hanya ada bunyi para kunang-kunang laut yang sedang menghangatkan ketujuh telur yang ada disana.
Namun ketenangan itu harus berakhir ketika sebuah tentakel berukuran besar merambat dari bawah hingga meraih ekor berwarna hitam yang panjang yang tak lain adalah ekor milik Morin.
'GREP'
Tentakel itu dengan cepat bergerak lagi menarik ekor Morin membuat si pemilik ekor harus terbangun karna terkejut sembari melepas pelukannya dengan paksa dari Sarga
'SRET'
'DUK!'
"AKH!" Morin mengerang kesakitan ketika kepalanya terbentur dinding goa karna paksaan dari salah satu tentakel lainnya padanya.
Dengan cepat darah keluar dari pelipisnya namun karna didalam air darah itu mengambang terurai bersama air namun bau dari darah itu masih bisa tercium.
"AKKH BRENGSEK!" Morin mencoba melepaskan diri namun tentakel itu terlalu banyak dan kuat membuatnya tidak bisa berkutit bahkan sekarang mulutnya dibekap.
'SREET!'
Morin dibawa keluar dari goa menjauh dari tempat Sarga berada, dan dari sebuah kegelapan lautan yang dalam muncul sosok lain yang sangat ditakuti dan dibenci para siren sejak dulu.
"Tenanglah siren cantik~ aku akan memakanmu dengan perlahan HAHAHAHAHA" ucap sosok itu dengan seringaian lebarnya.
Entah apa yang terjadi selanjutnya karna Morin sudah mulai kehilangan kesadarannya, yang terakhir kali ia tau adalah ia dibawa pergi menjauh dari tempat tinggalnya bersama Sarga.
Morin hanya bisa tersenyum pedih dengan kedua matanya yang memandang tempat tinggal mereka berdua.
'Setidaknya Sarga dan anak-anak baik-baik saja' -Morin.
-------------tbc-------------
Yahh dimakan deh 😭
Ga deng canda 🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid&siren [BL]
FantasySarga adalah seekor mermaid putih berambut hitam dan bermata hitam yang dijadikan umpan untuk menarik siren berambut putih yang tinggal didasar Palung Mariana. Tanpa diduga ternyata rumor antara para mermaid tentang siren yang mana adalah mahluk leg...