14.2

8.3K 594 33
                                    

'GRAB!!'

"TIDAAAK!!" Sarga berteriak keras ketika Mozin itu mendapatkan telur terakhirnya yang belum menetas.

"BRENGSEK!" Morin kembali mengumpat dan dengan cepat ia mengeluarkan sesuatu dari kulit tangannya kemudian menusuk tentakel yang menggapai telur mereka.

Tusukkan dari sesuatu yang tajam itu membuat Mozin itu terkejut.

"AGGGGHHH AAAAAKH!!!" Mozin tiba-tiba saja berteriak kesakitan.

Tentakel-tentakelnya tiba-tiba saja secara perlahan berubah warna menjadi biru gelap dan hal itu membuat Sarga yang melihatnya ikut terkejut sama halnya dengan Mozin itu.

"AKHHHH SIAAAL!!" Mozin itu dengan cepat melepaskan genggaman tentakel nya pada telur Sarga dan Morin.

Morin menarik tangannya bersamaan dengan sesuatu yang terlihat seperti benda tajam yang keluar dari telapak tangannya itu.

Hal itu disaksikan langsung dengan Sarga yang kini tengah memeluk telur terakhirnya.

"TUNGGU SAJA NANTI DASAR IKAN KECIL!!" Mozin besar itu berenang Menjauh dengan kondisi yang memprihatinkan dimana beberapa tentakelnya tidak bergerak sama sekali dan sudah menunjukkan warna yang berbeda dari biasanya.

Morin kemudian mengalihkan pandangannya ke Sarga yang tengah menatapnya sekarang.

"Dia sudah pergi, kita aman sekarang" Ucap Morin dengan senyuman yang menenangkannya yang ia tunjukkan pada Sarga.

Sarga mengangguk dan tersenyum juga, kedua matanya memandang disekitarnya dimana goa tempat mereka tinggal sudah hancur setengahnya dikarenakan Mozin yang tadi menyerang goa mereka.

"Sepertinya kita harus pindah" Ucapan Morin disetujui Sarga dengan anggukan kepalanya.

-----------------------&

Beralih ke daratan dimana kini terlihat seorang pemuda bersurai biru tua tengah melangkah menuju mobil keluarga pamannya itu, pemuda itu adalah Zian yang baru saja keluar dari rumah sakit bersama dengan keluarga palsunya itu.

"ZIAN!! BERHENTI KAMU!!" Pria paruh baya yang merupakan paman Zian memerintahkan Zian untuk berhenti ketika ia akan membuka pintu mobil.

Pria paruh baya itu kemudian melangkah dengan langkah yang cepat mendekati pemuda yang merupakan keponakannya itu.

'DRAP'

'DRAP'

'PLAK!!'

Pria paruh baya itu menampar Zian hingga tubuh pemuda itu sedikit oleng dan juga sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah.

"KAMU ITU TIDAK TAU DIBERI KEUNTUNGAN!! DASAR ANAK YATIM!!" Pria paruh baya itu semakin merasa kesal ketika Zian hanya terdiam.

Wanita paruh baya yang merupakan bibi Zian kemudian mendekati Zian lalu,

'GRAB!!'

Wanita paruh baya itu menarik surai biru tua milik Zian dengan kencang hingga membuat sang empu sedikit meringis menahan sakit pada kulit kepalanya, tarikan itu membuat beberapa helai rambutnya tercabut membuat Zian semakin merasakan sakit.

"KAMU ITU CUMAN NUMPANG KENAPA KAMU SAMPAI NYUSAHIN GINI HAH?!" Wanita paruh baya itu semakin mengencangkan tarikannya pada surai pemuda didepannya itu.

Hal itu disaksikan oleh seorang pemuda yang baru saja hendak pulang.

"HENTIKAN!" Sebuah suara menghentikkan aksi kejam paman dan bibi lampir yang menganiaya Zian diparkiran besment itu.

"APA YANG ANDA LAKUKAN?!" teriak seorang pemuda yang tadi menyaksikan kejadian ini.

"ANDA TAU?! INI ADALAH RUMAH SAKIT MELAKUKAN PENGANIAYAAN MUNGKIN BISA MENJERUMUSKAN ANDA SEMUA KE PENJARA DISEBELAH RUMAH SAKIT INI!" Ucap pemuda itu dengan ekspresi marahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mermaid&siren [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang