Lima: terbongkar

107 19 2
                                    


Yerika menghentikkan langkahnya tepat didepan pintu kamar papanya, mendengar nama ayah haruto disebut membuat gadis itu penasaran dan menguping apa yang sedang dibicarakan itu

'Iya sayang kamu tenang aja, nggak akan aku biarin yerika membuat malu keluarga besar kita dengan nilainya yang jelek itu, seenggaknya dengan aku sabotase nilai haruto bisa ngebuat tama ngerasa malu di kantor'

Mendengar itu, yerika menjadi kecewa dan marah dengan papanya. Kedua matanya memanas hingga airmatanya keluar dengan deras, gadis itu memutar langkahnya menuju pintu depan hendak kerumahnya haruto untuk mempertanggungjawabkan semua perlakuan buruknya pada lelaki itu

Sementara itu haruto mendapat pukulan bertubi-tubi dari tama, dan rasanya haruto sudah pasrah dengan semua pukulan yang ia dapatkan hari ini

Yedam tak kuasa melihat haruto terkapar tak berdaya dan tama yang masih berusaha memukul haruto akhirnya merangsek maju dan menghentikkan pukulan yang hendak dilayangkan untuk si bungsu

"PUKUL AKU AJA PA!"

"PUKUL AKU!"

"TENDANG AKU!"

"TAMPAR AKU!"

"KALO PAPA BISA NGLAKUIN HAL SEJAHAT ITU KE ANAK PAPA SENDIRI, MAKA PAPA BISA NGLAKUIN HAL ITU JUGA KE AKU DENGAN SANGAT MUDAH"

"AKU SAMA HARUTO GAK ADA BEDANYA PA! SAMA-SAMA ANAK BODOH YANG DIPAKSA UNTUK PINTAR! HARUS DAPET NILAI YANG SEMPURNA DISETIAP UJIAN, HARUS JADI NOMER SATU BIAR BISA DIBANGGAIN DIKANTOR! PAPA MENUNTUT KITA BUAT JADI YANG SEMPURNA, TAPI APAKAH PAPA SENDIRI JUGA SUDAH SEMPURNA? APAKAH PAPA MASIH PANTES DISEBUT AYAH YANG BAIK BAGI ANAK-ANAKNYA? SETELAH SEMUA YANG UDAH PAPA LAKUIN KE HARUTO? HARUTO ITU JUGA MANUSIA PA! HARUTO BUKAN BARANG YANG BISA DIPUKUL DAN DITENDANG KAPAN AJA, DIA PUNYA HATI DAN PERASAAN PA, APA PAPA GAK MIKIR GIMANA PERASAAN HARUTO SETELAH PAPA PUKUL? SETELAH PAPA TENDANG? SETELAH PAPA TAMPAR? HANCUR PASTI, SAKIT PASTI, TERLUKA PASTI, TAPI DISAAT PAPA UDAH MENYADARI SEMUA KESALAHAN PAPA APA HARUTO MASIH BISA MAAFIN PAPA? APA HARUTO MASIH BISA MEMBUKA HATINYA BUAT MAAFIN PAPA SETELAH APA YANG UDAH PAPA LAKUIN KE HARUTO SELAMA INI?"

Seperti di tusuk oleh ribuan pisau lelaki paruh baya itupun terisak kecil, benar kata yedam jika dirinya terlalu menuntut kedua putranya untuk pintar. Bahkan bila sudah seperti ini mengatakan maaf pun takkan pernah cukup untuk menghilang luka dan rasa sakit anak bungsunya

Tama sudah terlalu banyak menyakiti haruto, menyakiti fisik dan batinnya

Tama juga sudah terlalu banyak memberi luka yang mungkin akan sukar hilang karna disetiap harinya ia selalu mengulangi hal yang sama, memukul, menendang dan menampar

Yedam segera membopong tubuh ringkih haruto ke kamarnya untuk diobati dan meninggalkan tama sendirian

Kriet

Suara gesekan pintu membuat tama tersadar dari lamunan panjangnya, yerika berjalan mendekati tama dengan senyum yang terlihat dipaksakan karna harus menahan airmata agar tidak tumpah didepan lelaki paruh baya ini

"Malam om, haruto nya ada?" Tama segera menunjuk kamar yedam yang berada dilantai atas

Yerika mengangguk dan mengucapkan terimakasih, kaki jenjang dengan lihai menaiki tangga demi tangga. Ia berharap semoga tidak ada kejadian buruk yang menimpa haruto, sudah cukup papanya membuat haruto merasa kesakitan seperti ini

Setelah sampai didepan kamar yedam, gadis itu segera mengetuk pintu dengan perlahan

"Masuk" titah yedam sembari melilitkan kain kasa ke dahi adik kesayangannya itu

Yerika sempat ingin berteriak jika tangannya tidak bergerak cepat untuk membungkam mulutnya, keadaan haruto begitu sangat buruk dan itu membuat perasaannya sangat bersalah. Dengan cepat yerika merangsek maju mendekati haruto, yedam awalnya terkejut bila musuh bebuyutan sang adik datang menemui haruto namun ia tidak pernah mempermasalahkannya

"Sakit ya?" Haruto hafal siapa pemilik suara ini, siapa lagi kalau bukan yerika

"Ngapain lo disini?" Ketus haruto sembari memutar bola matanya malas

"Maafin gue, karna bokap gue lo jadi selalu ngrasa sakit seperti ini" Ujar yerika tanpa dimengerti yedam maupun haruto

"Sebenernya bokap gue yang udah sabotase nilai lo jadi nilai gue dan nilai gue jadi nilai lo, dan bodoh banget gue baru tau malem ini waktu nguping pembicaraan bokap sama nyokap di telepon" jelas yerika membuat kedua tangan haruto terkepal kuat, dadanya sesak dipenuhi oleh amarah, begitupula dengan yedam yang menatap yerika dengan tatapan benci

"Pergi lo dari sini, gue gamau liat wajah lo lagi" usir haruto dengan kasar, airmatanya turun membasahi wajah tampannya

Yerika menggeleng, ia berusaha untuk menggenggam tangan haruto dan meminta maaf

"Maafin gue to, gue tau gue salah. Seandainya gue tau lebih awal kalo semua ini gara-gara papa, mungkin lo nggak akan semenderita ini haruto, maafin gue...gue bener-bener minta maaf" haruto melepaskan tangannya yang sudah basah karna airmata gadis itu

"PERGI! GUE GAMAU LIAT MUKA LO LAGI! GUE BENCI SAMA LO!" Bentak haruto membuat yerika perlahan memundurkan langkah dan berlari meninggalkan tempat itu secepat mungkin, airmatanya semakin deras dan ntah bagaimana cara menghentikkannya

'Seandainya gue tau lebih awal kalo semua ini gara-gara papa, mungkin lo nggak akan semenderita ini haruto'

Haruto menutup telinganya ketika teringat kata-kata yerika tadi, kalimat itu seakan terus berbisik ditelinganya dan membuat haruto tidak bisa beristirrahat dengan tenang. Airmata yang tadinya masih bisa berhenti kini mengalir dengan deras kembali

"Udah, lupain apa kata yerika. Sekarang kamu tidur ya, udah malem" titah yedam dengan suara lembut, haruto mengangguk dan mendekap tangan yedam didadanya

"Abang tidur sama aku ya" pinta haruto yang langsung mendapat persetujuan dari yedam
















Bonus 2 quotes gaje dari arin ~'°•\《》\•°'~:

'Terkadang meminta maaf itu jauh lebih mudah daripada merasakan rasa sakit karna ulah seseorang'

'Percayalah meskipun kau sudah melontarkan kata maaf seribu kali, lukanya masih akan selalu ada karna ia sendirilah yang merasakan rasa sakitnya'

Dear Semesta, Watanabe Haruto✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang