Tiga: Bukan pertama kali

92 20 8
                                    


    Plakkk

Wajah haruto tertoleh, merasakan perih dan nyeri

Papa menamparnya lagi hari ini

"Kamu udah bikin papa malu haruto! Kamu udah bikin papa malu! Papa malu punya anak yang gatau sopan santun kaya kamu, dimana etika kamu haruto? Dimana etika kamu hah!??" Bentakan itu sangat keras, membuat semua murid-murid yang kelasnya berada di dekat ruang bk berhambur keluar dan menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi

"Tahan emosimu tama, anakmu itu cuma kurang didikan darimu, lain kali didiklah anakmu dengan baik terlebih dahulu sebelum menjadi pemilik perusahaan" ejek papa yerika lalu mengelus-elus pundak tama, papa haruto

"Diam kau" bisik tama lantas berjalan kearah parkiran dengan emosi yang semakin memuncak

Haruto meneguk air ludahnya, ia benar-benar tidak akan selamat hari ini

Yerika berjalan mendekati haruto, sedangkan papanya menyusul tama

"Haruto...are you okay??" Haruto menggeleng lantas berjalan menuju kelasnya

Dengan cepat yerika menyusulnya dan berjalan beriringan dengan lelaki tampan itu

"Gue minta maaf to... apa yang gue lakuin tadi ngerendahin lo banget..." haruto diam tak menggubris, pikirannya tengah kacau memikirkan kejadian apa yang akan terjadi saat ia pulang kerumah nanti

Haruto segera menepis airmatanya yang hendak turun membasahi wajah tampannya

"Gue ke kamar mandi dulu, lo duluan aja ke kelas" pamit haruto lantas berlari menuju kamar mandi

Sesampainya dikamar mandi, haruto segera menyalakan air kran dan terduduk lemas dilantai, ia menangis, ia terlihat begitu menyedihkan hari ini, dan sesak mulai memenuhi atmosfernya

"Kenapa hidup gue harus kaya gini sih? Kenapa gue harus terlahir jadi haruto? Kenapa bukan junghwan? Kenapa bukan yedam? Kenapa harus haruto! Gue benci diri gue sendiri! Gue benci!" Teriak haruto frustasi

'Tok tok tok'

"Haruto come on, bentar lagi uh sejarah. Bisa makin abis lo ntar kalo nggak ikut" Suara yerika seakan menulikan pendengaran haruto, lelaki itu sama sekali tidak mempedulikan omongan gadis itu, biarlah tubuhnya remuk, biarlah tubuhnya penuh lebam, ia hanya ingin sendiri untuk saat ini

'Ini bukan pertama kalinya gue kaya gini, tapi kenapa hati gue sakit banget nerima itu'






Maafin ya kalo ada typo:)))

Dear Semesta, Watanabe Haruto✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang