4. Jarak

47 18 10
                                    

"Ada yang bisa ku bantu?"

"HARGH!"

"HARGH!"

"K-kenapa kau ikut berteriak?" tanya Ethan sembari mengelus dadanya.

"Karena aku pun terkejut melihatmu berteriak." jawab sang pelayan wanita tersebut. "Apa ada yang bisa ku bantu?"

"Aku hanya kebingungan memilih hadiah."

"Untuk kekasihmu?"

Kini wajahnya berubah merah tomat, "Hmm, ya. Doakan saja." kemudian memalingkan wajahnya.

"Kalau begitu aku bisa merekomendasikan barang untuk kekasihmu. Apa yang kekasihmu suka?"

"Aku tidak bilang dia kekasihku."

"Untuk pasangan baru biasanya..."

"Tapi, aku belum menyatakan cinta padanya." batin Ethan.

"...biasanya dimulai dari barang-barang yang sederhana tapi bermakna. Seperti boneka atau aksesori tas sekolah yang memiliki pasangan. Biasanya benda seperti itu mengungkapkan rasa..."

(5 menit kemudian)

"Jadi, kau pilih yang mana?" tanya sang pelayan dengan wajah yang sumringah.

Ethan menghela nafas, kemudian menyadari kalau si pelayan itu ternyata sudah selesai bicara. Ia benar-benar bosan mendengarkan penjelasan menggunakan barang couple sampai menjelaskan cinta pada pandangan pertama. Semua membosankan kecuali yang terakhir. Dan mengenai keputusannya membeli barang, ia jadi tambah pusing apalagi setelah mendengar semua penjelasan itu.

"Hmm, biarkan aku berkeliling sebentar. Aku akan menemuimu setelahnya."

"Baiklah, selamat memilih." ucap sang pelayan kemudian kembali ke mejanya.

"Ayo Ethan, berfikir apa yang akan dibutuhkan Sissy saat ini. Cincin? Tas?" gumamnya kemudian tertuju pada satu barang.

"Aku ingin membeli ini." tutur Ethan yang sebelumnya sudah mengambil barang dan pergi ke kasir.

"Wah, bagus sekali. Sepasang sarung tangan couple."

Menggaruk tengkuknya, "Ya, itu yang aku pikirkan."

"Kekasihmu pasti akan menyukainya, apalagi sebentar lagi itu musim dingin." yang dimaksud pelayan itu lebih tepatnya musim hujan.

"Bukan itu tujuannya."

Suara scanner harga berbunyi dua kali. Itu menandakan barang sudah ditotal dan harus dibayar.

"Lain kali berkunjunglah kemari lagi, kau akan mendapatkan diskon."

"Hahaha, terima kasih. Aku akan berlangganan di sini jika cintaku diterima olehnya."

"Ya, tentu saja cintamu pasti diterima." menyodorkan dua sarung tangan itu yang berbungkuskan kertas, bukan plastik.

"Terima kasih." ucap Ethan kemudian pergi dari toko.

Suasana hatinya kini kian menjadi-jadi. Hatinya girang bahkan tak sedikit pun matanya berpaling pada tas yang kini ia jinjing itu. Senyumnya pun merekah. Wajahnya kembali memerah memikirkan kejadian berikutnya setelah menemui Sissy. Entahlah gadis itu akan menyukainya atau tidak. Dan perlu diingat kembali kalau dirinya itu payah jika berurusan dengan seorang gadis.

Kini ia sudah menaiki motornya. Menyalakan mesinnya dan memakai helmnya. Tapi kepergiannya seakan ditahan. Matanya melebar melihat apa yang ia lihat. Seorang perambok baru saja membobol toko sebelah dan pergi menggunakan motornya. Dengan rasa pahlawannya dan menurutnya ia mampu melakukannya, Ethan pun melajukan motornya untuk mengejar perampok itu.

Jarak || Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang