Sudah menjadi rutinitasnya untuk pergi ke tempat bimbel. Biasanya Bumi akan pergi bersama kedua sahabatnya, Ethan dan Surya. Tapi tidak untuk hari ini. Seperti yang diketahui Ethan masih berada di rumah sakit, sedangkan Surya- pemuda itu entah kenapa menghilang sejak pulang sekolah tadi. Tapi entahlah ini membuatnya lebih leluasa. Terlebih lagi saat ini Sissy juga belajar bersamanya di sini. Dan sekarang, gadis ada di sebelahnya.
"Hai." sapa Bumi.
Sissy tak menjawab melainkan hanya membalasnya dengan senyuman singkat.
"Boleh ku tanya sesuatu?" tanya Bumi.
"Hmm, tentu." balas Sissy mengangguk.
"Bakatmu, sejak kapan kau menyadari bakatmu itu?"
Ada jeda beberapa detik sebelum akhirnya Sissy menjawab dengan senyuman, "Sejak aku kecil."
"Pasti berat menjadi dirimu." sahut Bumi dengan nada sendu.
"Ya, sejak kecil aku selalu mendapat banyak masalah karena kelebihanku. Masa-masa dimana banyak orang yang datang untuk memanfaatkanku."
"B-benarkah?"
Mengangguk, "Hmm, aku bahkan harus berpisah dengan orang tuaku dan berakhir tinggal bersama kerabatku."
"Pasti kau kesepian. Apa kau pernah punya teman- maksudku, aku hanya bertanya, maaf."
"Dari sekian banyak hal yang ku lalui dari SD sampai sekarang, masa yang menurutku indah adalah masa SD dimana aku masih diterima teman-temanku. Bahkan ada kenangan manis di masa itu."
Menghela nafas panjang, "Hahh, aku justru sebaliknya. Masa yang paling ku benci adalah masa SD. Aku sering mendapat perlakuan kurang bagus." tutur Bumi sedikit murung. "Ya tapi sama sepertimu, aku juga ada beberapa kenangan manis di masa itu. Tentu saja tidak semua." lanjut Bumi.
"Setiap orang punya masanya masing-masing. Dan aku percaya masa itu akan berputar dan akan terjadi lagi disuatu saat nanti dengan suasana yang berbeda."
"Hmm, kau benar."
"Ngomong-ngomong, Bumi." panggil Sissy. "Sejak kapan kalian berteman?"
"Maksudmu aku, Ethan dan Surya?" tanya Bumi yang kemudian dibalas anggukan dari Sissy. "Aku berteman dengan Surya saat aku masih SMP. Saat kelas 10 semester 2 dia pindah ke sekolah itu. Sama sepertimu, dia ditempatkan di kelas itu."
"Lalu Ethan," menatap mata Sissy. "Anak itu baru ku temui sejak masuk SMA. Kami sekelas sampai sekarang."
"Hmm, sepertinya menyenangkan memiliki teman."
"Kau bicara apa."
"Hmm?" balas Sissy bingung.
"Kau ini kan sekarang sudah menjadi teman Ethan, dan mungkin temanku juga."
Mengusap bahunya canggung, "Kau mau jadi temanku?" tanya Sissy.
"Teman Ethan temanku juga. Jadi kau tidak perlu merasa sungkan pada kami." balas Bumi sembari mengisi soal latihannya. "Dan ya, kau boleh mengunjungi Ethan kapan pun kau mau. Tidak ada batasan dan kau tidak perlu menjaga jarak padanya."
"Sungguh!"
"Ya." balas Bumi dengan sedikit terkekeh. "Kau sangat senang rupanya."
"Tentu saja, setelah sekian lama aku kembali mendapat teman lagi."
"Siapa teman pertemamu?"
Memiringkan kepalanya, berfikir sejenak. "Teman pertamaku... dia orang pertama yang tidak takut padaku dan berhasil meyakinkan teman-temanku yang lain sehingga mereka tidak takut padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak || Lee Heeseung
FanfictionEthan tidak menyangka dunia fantasinya terasa nyata setelah ia bertemu dengan Sissy, gadis yang dapat mengalirkan aliran listrik dari tubuhnya. . . . Ethan Mahendra, seorang pemuda yang mengidolakan sosok vampir di dunia fiksi. Tidak hanya itu, semu...