Prolog

182 79 122
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading!

                                       ****

"Gak!. Eglar gak mau!. Eglar udah gede mah, pah gak usah di jodoh-jodohin kaya gini".

Di zaman sekarang apa perjodohan masih menjadi sebuah tradisi? Seperti nya tidak. namun perjodohan antara Eglar dan perempuan yang akan di jodohkan dengannya memang benar-benar terjadi di kala zaman laki-laki mendapatkan pendamping hidupnya sesuai dengan pilihannya sendiri tetapi Eglar harus menerima perempuan yang di pilih oleh kedua orangtuanya.

"Kamu gak bisa nolak perjodohan ini, besok kita akan bertemu dengan perempuan yang akan di jodohkan dengan kamu" ucap Niel -ayahnya.

"Eglar gak mungkin suka sama perempuan itu Eglar pasti nemuin jodoh Eglar sendiri" tolak Eglar.

"Nak kamu bisa kan cintai dia dengan setulus hati kamu untuk sementara waktu?" Tanya ibu Eglar -Dara.

Eglar terdiam mendengar ucapan dari ibunya bagaimana bisa dirinya mencintai orang yang bahkan dirinya sendiri tidak mengenalinya namun wajah dari ibunya seperti benar-benar mengharapkan jika anaknya itu dapat mencintai orang yang akan menjadi istri dari Eglar Dhanurendra.

"Tapi mah Eglar gak kenal sama dia" Eglar tidak ingin perjodohan ini terlaksana dirinya pasti mendapatkan wanita yang benar-benar dirinya cintai bukan cinta karena unsur paksaan dari orang tuanya ataupun dari orang lain.

"Perlahan kamu pasti bisa mengenal nya Eglar dan perlahan rasa cinta itu akan muncul di diri kamu" tatapan dari Dara seperti mengharapkan sesuatu yang di nantikan nya dari Eglar.

"Tapi mah-".

"Sudahlah Eglar terima saja perjodohan ini kamu pasti akan menerima calon istri mu seiring waktu berjalan" ucap Niel memotong ucapan Eglar.

"Eglar gak akan nerima dia jadi calon istri Eglar sampai kapanpun" Eglar pergi dari tempat nya dan pergi menuju kamarnya untuk mengambil sesuatu.

Dara dan Niel menatap satu sama lain seolah mempertanyakan keputusan keduanya untuk memperjodohkan Eglar apakah keputusan mereka ini benar atau tidak.

Perjodohan memang hal biasa bagi Niel dan Dara namun tidak dengan Eglar. Memang belum ada wanita yang dapat menarik perhatiannya Eglar. cinta bukanlah sekedar dari ucapan yang keluar dari mulut saja namun butuh sebuah pembuktian dan mengucapkan kata cinta tidak semudah yang dipikirkan orang lain bagi Eglar.

Apa perjodohan ini di dasari oleh bisnis? Bukan. Ini keinginan dari kedua orang tua dari Eglar untuk menjodohkan mereka berdua orang tua dari perempuan itu sempat menolak namun kedua orang tua Eglar memaksa untuk menjodohkan mereka berdua. Perjodohan ini tidak di terima baik sama sekali oleh Eglar siapa yang menginginkan perjodohan di kala mereka dapat mencari jodoh nya sendiri dengan kecocokan masing-masing.

EGLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang