06 | awal permasalahan

43 17 19
                                    

Ayyo jejak nya dulu bintang nya pencet dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ayyo jejak nya dulu bintang nya pencet dulu

Happy Reading!

***

"Pasien memiliki lemah jantung seharusnya pasien tidak kelelahan dan terkejut berlebihan itu dapat berpengaruh pada irama jantungnya".

Semua yang berada di depan sana tertegun mendengar penuturan dari dokter tersebut mereka tidak tau apa yang terjadi selama ini pada Zora. Eglar tidak pernah di beri tahu tentang penyakit Zora bahkan saat pertemuan mereka kedua orangtuanya Zora tidak memberi tahu dirinya. Apa ayah dan ibunya setega itu sampai menjodohkan nya dengan seseorang yang memiliki penyakit parah.

Orang-orang yang berada disana tidak ada yang mengetahui penyakit yang di derita Zora sama sekali sejak pertama kali mereka melihat Zora dirinya seperti seorang anak yang ceria dan tidak memiliki kekurangan.

Aneis mengerti sekarang yang di maksud oleh Zora saat mereka mengobrol. Tidak percaya. Itulah yang mereka rasakan, anak seceria Zora memiliki penyakit yang dapat merenggut nyawanya kapan saja.

Namun apakah berlebihan jika mereka menjauhi Zora hanya karena memiliki penyakit yang dapat mengambil nyawanya dimana saja. Zora yang harusnya memiliki support sistem dari orang-orang sekitarnya tetapi dirinya di jauhi oleh teman sekolahnya.menyedihkan.

"Sebaiknya hubungi kedua orangtuanya jika mereka sudah datang sampaikan pada mereka saya tunggu di ruangan saya" Lanjut dokter itu setelah tidak ada jawaban dari mereka.

"Baik dok" jawab Ikhsan sopan.

"Lo tau tentang ini?" Tanya Ikhsan pada Eglar yang masih tertegun dengan ini semua.

"Glar" ucap Ikhsan lagi.

"Hah?. Gua gak tau tentang ini orang tua gua juga gak pernah kasih tau tentang penyakit dia" jawab Eglar kebingungan sebelum menjawab.

"Serius? Lo kan mau jadi tunangan nya kenapa lo gak di kasih tau" Ikhsan heran bagaimana bisa Eglar tidak di beri tau oleh tentang penyakit yang di miliki Zora. Apakah agar Eglar tidak menolak perjodohan ini?. Meskipun Eglar tidak mengetahui nya tetap saja Eglar akan menolak perjodohan mereka.

"Iya, gua mau hubungin keluarga gua dulu sama keluarga Zora" Eglar pergi menjauh dari sana dan menelpon keluarga nya untuk segera ke rumah sakit dan memberikan penjelasan mengapa dirinya tidak di beri tahu tentang berita ini.

"Assalamualaikum mah, Zora masuk rumah sakit cepetan ke sini mah sama orangtuanya Zora" ucap Eglar saat telpon sudah tersambung dengan ibunya.

"Astaghfirullah. Iya mamah kesana nanti sama ibunya Zora" jawab Dara terdengar panik.
Eglar mematikan telpon nya sebelum Dara mematikan telpon nya.

Eglar duduk di di kursi yang berada di koridor sebelum kembali dengan Ikhsan dan Aneis. Eglar tidak tahu harus berbuat apa setelah ini apakah dirinya harus menerima Zora atau harus meninggalkan Zora seperti niat Pertama nya tetapi Eglar tidak mungkin setega itu sebelum nya Zora sudah memohon agar Eglar menerima dirinya dan berbahagia untuk sementara.

Saat pertama kali mereka bertemu Eglar belum menyadari dari kata 'sementara'yang di ucapkan Zora bahkan Zora memohon agar dirinya dapat berbahagia untuk sementara waktu ibunya juga mengatakan itu saat memberitahu jika dirinya akan di jodohkan tetapi Eglar juga belum menyadari dari kata 'sementara' yang di ucapkan mereka. Eglar terlalu memikirkan cara untuk menolak perjodohan ini sampai-sampai tidak mencerna dari ucapan Dara dan Zora.

"assalamualaikum, Eglar. Zora nya di ruangan mana?" Dara, Niel dan keluarga Zora sudah datang ke rumah sakit. Mereka sangat cepat saat datang ke rumah sakit atau Eglar yang merasa waktu begitu cepat.

"Zora masih di UGD, mamah disini dulu Eglar mau ngomong sama mamah biar ibunya Zora yang kesana" Ucap Eglar pada Dara "oh iya tante kata dokter nya nanti ke ruangan nya ada yang mau di bicarakan Eglar gak tau nama dokter nya nanti tanya sama suster yang ada di sana aja ya tan" lanjut Eglar pada Vina.

"Baik nak Eglar terima kasih" Vina dan Mahesa langsung berjalan menuju UGD untuk menemui anaknya dan bertemu dengan dokter disana. Wajah nya terlihat panik tentunya siapa yang tidak khawatir ketika anak nya masuk rumah sakit.

"Ada apa Eglar?" Tanya Dara memulai pembicaraan.

"Mah, mamah gak pernah bilang kalo dia itu punya penyakit. Mamah gak pernah ngomongin penyakit dia sama sekali sama Eglar. Kenapa mah? Takut Eglar nolak perjodohan ini? Mau dia sehat mau dia punya penyakit aja Eglar akan tetap nolak mah. Kalau kaya gini Eglar merasa di bohongi sama kalian" ucap Eglar meminta penjelasan pada Dara.

"Gak gitu nak, ini permintaan Zora agar tidak memberi tahu mu lebih dulu" bela Dara.

"Terus mamah turutin?. Kalian nutupin masalah sebesar ini sama Eglar. Mamah tega jodohin Eglar sama orang yang penyakitan!" Eglar tersenyum miring dan terkekeh kecil "emang bener Eglar gak usah terima perjodohan ini" lanjutnya.

"Terima perjodohan ini. Buat dia bahagia untuk sementara kami tidak ada yang tahu kapan dirinya akan pergi. Semakin dewasa usianya, jantungnya semakin melemah meskipun sudah banyak melakukan banyak pengobatan tidak ada hasil. Jadi mamah mohon bantu dia bahagia ya Eglar" mohon Dara pada Eglar. Eglar bingung kenapa ibunya sampai memohon pada anaknya hanya karena hal seperti ini.

"Kan bisa sama yang lain mah gak usah sama Eglar" tolak Eglar. Orang selain Eglar pun bisa saja membuat Zora bahagia tetapi kenapa ibunya memilih anaknya.

"Kamu akan mengerti nanti Eglar sekarang mamah mohon terima dia dan buat di bahagia" Dara terus membujuk Eglar agar dapat menerima Zora di kehidupan nya.

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EGLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang