23

77 4 0
                                    

Rachel bersabar menunggu suaminya yang sedang membersihkan diri di kamar mandi. Ia tidak diam saja. Sedari tadi berusaha mempercantik diri meskipun kata orang-orang sudah sangat cantik. Ia memoles wajahnya dengan make up tipis natural.

Dengan kesibukannya, ia sampai tak sadar jika suaminya, Rafandra sudah keluar dari kamar mandi. Rafa melangkahkan kakinya mendekati Rachel yang sedang bersolek. Melihat pantulan wajah tampan suaminya dari cermin, Rachel mengulas senyum dan meletakkan alat make up nya. Ia hendak bangkit, tapi ditahan oleh Rafa. Rafa memeluk Rachel dari belakang.

"Aku sangat beruntung memilikimu. Kesempurnaanmu yang diberikan oleh Sang Pencipta, melengkapi kebahagiaanku. Betapa aku sangat bersyukur atas ini semua." kata Rafa sembari menyesap wangi tubuh Rachel yang sudah membuatnya candu.

"Apakah begitu?" tanya Rachel tertunduk malu.

"Hmm, bahkan tubuh sintalmu ini sudah sangat membuatku candu. Ingin rasanya senantiasa bermain panas denganmu. Aku sungguh sangat menyukainya. Bolehkah malam ini kita melanjutkan malam panas kita untuk menyelami kenikmatan dunia?".

What? Sebenarnya apa yang suamiku ini inginkan? Bermain panas? Ah jangan-jangan itu! Baiklah, aku juga suka sih permainan panas itu. Bergelut dalam peluh, merasakan api cinta yang menggelora, hingga datanglah kenikmatan dunia yang sebenarnya. Akh, aku jadi tak sabar menantikan momen indah dan menegangkan itu. batin Rachel.

Melihat senyuman Rachel, Rafa ikut tersenyum senang. Ia mulai mengecupi pipi mulus Rachel dengan ritme pelan. Menikmati setiap sisi wajah Rachel yang nyaris sempurna.

Rachel merasakan geleyar seperti sengatan listrik yang menjalar di tubuhnya. Respon tubuhnya memberikan akses pada Rafa untuk melakukan apa saja yang Rafa inginkan.

Tangan Rafa tidak diam saja. Perlahan turun menyentuh gunung kembar Rachel yang sudah mengintip sedari tadi untuk disentuh. Tidak hanya menyentuh, Rafa sedikit memelintir ujung puting itu hingga pemiliknya pun mendesah.

"Akh Sayang...." desahan Rachel yang dibuat merem melek oleh Rafa.

Rafa membuka baju tidur Rachel. Terpampanglah kedua gunung kembar yang sintal dan besar. Rafa tersenyum menatapnya dari pantulan cermin di depannya. Jangan ditanya Rachel bagaimana, tentu saja ia menahan malu tapi sangat senang jika aset tubuh miliknya dilihat dan dijamah oleh suami tercintanya.

"Baju tidur ini memang cantik. Tapi ternyata tubuhmu lebih cantik. Bagaimana ini?" tanya Rafa yang membuat Rachel membelalakkan matanya.

Rafa mengangkat tubuh Rachel untuk diletakkan di ranjang kebesaran mereka. Rachel menurut saja karena sudah hafal jalan cerita selanjutnya. Rafa meletakkan tubuh Rachel yang sudah polos itu dengan hati-hati. Kemudian ia juga melepaskan handuk yang terlilit di tubuhnya. Membiarkan tubuh mereka sama-sama polos untuk dilihat satu sama lain.

Rachel menutup bagian intinya dengan tangan kirinya. Sementara tangan lainnya dimasukkan ke mulutnya, dengan tatapan menggoda suaminya. Rafa tersenyum, selanjutnya meraih tangan kiri Rachel. Dikecuplah kening Rachel perlahan.

"Boleh lanjut?" tanya Rafa yang diangguki oleh Rachel.

Rafa membuka kaki jenjang Rachel, hingga terpampang dengan nyata inti Rachel yang sedikit basah. Perlahan, Rafa menyentuh inti Rachel, menggesekkan jari tengahnya hingga Rachel mendesah lagi.

Tak hanya itu, Rafa mulai mendekatkan wajahnya ke pangkal paha Rachel. Ia melirik Rachel sebentar, lalu mulai melancarkan aksinya untuk memainkan inti Rachel dengan lidahnya. Permainan pemanasan dasar yang pastinya membuat Rachel mendesah hebat.

"Sayang, ini e... enak... Akh...." desah Rachel mehahan nikmat.

Rafa semakin mempercepat aksinya, hingga ia merasakan ada semburan lahar panas yang keluar dari inti Rachel.

Ah, sudah basah! pikir Rafa.

Rafa mengecupi perut Rachel dan terus ke atas hingga sampailah pada gunung kembar yang sedari tadi ikut bergoyang. Rafa menghisapnya bergantian. Memberikan gigitan kecil yang nantinya akan menjadi tanda kepemilikan. Sementara tangannya masih memainkan area inti Rachel agar tetap basah.

Rafa terus memainkan tubuh Rachel agar semakin panas dan siap untuk bercinta. Sedangkan Rachel sudah terlihat tak sabar ingin menerima kunjungan rudal suaminya. Rachel terus mendesah tak kuasa menahan gejolak nafsu.

Melihat Rudal suaminya yang juga sudah menegang dari tadi, Rachel segera mengambil alih untuk menyentuhnya.

"Aku mau ini." pinta Rachel.

Rafa membaringkan lagi tubuh Rachel. Dipegangnya rudal miliknya yang sudah berdiri tegak untuk diarahnya pada inti Rachel yang sudah sangat basah. Pelan, hingga semuanya masuk ke sarangnya. Rachel memeluk erat suaminya.

Rafa melonggarkan pelukan Rachel agar leluasa bergerak. Ia mulai memaju mundurkan rudalnya, menikmati setiap gesekan dengan inti Rachel yang mencengkeramnya kuat. Ia terus memompa dengan ritme semakin cepat dan cepat. Desahan demi desahan keluar dari mulut Rachel.

"Faster Sayang.... Faster!" rengek Rachel diambang gelora nafsu.

Rafa menuruti Rachel, dipercepat gerakan maju mundur rudalnya. Hingga tak lama setelah itu, pelepasan terjadi. Keduanya mendesah panjang tanda kenikmatan sudah datang. Lalu Rafa ambruk di sebelah Rachel. Mengatur deru nafas yang terengah-engah.

"Terimakasih Sayang. Servismu selalu memuaskanku!" puji Rachel.

"Oh tidak! Bahkan sajian tubuhmu sangat nikmat. Bagaimana bisa aku hanya membiarkanmu begitu saja. Aku ingin memakanmu lagi dan lagi." kata Rafa dan kembali memulai permainan nakalnya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rich GirLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang