16

3.3K 65 0
                                    

"Nona Rachel, kemaren Nona dapat surat dari Jonathan. Ini suratnya. Saya pastikan belum membuka surat tersebut!" kata Manda sembari menyodorkan sebuah amplop putih kepada Rachel.

"Ini buat gue? Lo dapet darimana? Lo kenal siapa yang ngasih surat ini?" tanya Rachel.

Manda hanya menggeleng. Rachel sangat paham bahwa Manda itu jujur apa adanya.

Ku rasa, surat ini dikirim dengan maksud tertentu. Jonathan mungkin sebagai sutradara surat ini. Tapi dia tak mungkin bertindak sebagai sutradara jika tak ada campur tangan seorang produser? Aku yakin, surat ini tak berarti apa-apa. Hanya saja, efek penerimaan dari surat ini bukanlah hal biasa. Aku harus cari tau sendiri! batin Rachel.

"Isinya apa Non Rachel?" tanya Manda.

"Bukan apa-apa! Bukan hal penting. Hanya surat perkenalan dari fans. Tak terlalu penting. Oya, apa barang-barang gue sudah lo siapin semuanya?".

"Maksud Nona?"

"Aish Manda, lo lupa hari ini hari apa? Ini hari kelahiran Mami gue! Lo masih lupa dengan kebiasaan gue pas tanggal kelahiran Mami gue?"

Manda berpikir mencari tau kira-kira jawaban apa yang tepat. Tapi kapasitas otaknya kurang memenuhi standar. Masih terlalu lemot.

"Ayo kumpulin semua barang-barang yang nggak gue pake lagi. Boneka-boneka dan baju yang masih layak pakai. Gue mau sumbangin itu semua." seru Rachel.

Manda segera menuruti perkataan Rachel. Bergegas ke kamar Rachel mencari baju-baju yang tak dipakai lagi oleh Rachel. Kemudian mengumpulkan koleksi boneka ataupun accessoris yang dimiliki Rachel.

***

Rachel sudah berada di sebuah panti asuhan. Dia datang bersama Manda. Mereka membagi-bagikan apa yang mereka bawa kepada para penghuni panti asuhan. Tak lama Rachel dan Manda di sana. Rachel harus segera menemui kekasihnya, Rafa.

"Nona mau kemana setelah ini?" tanya Manda.

"Mau ke kantor Papi." jawab Rachel.

"Apa Papinya Nona Rachel sedang ada di kantor? Bukankah ada rapat di luar kota?" seru Manda.

"Manda, gue mau nemuin pacar kesayangan gue. Lo mau ikut ke kantor juga nggak? Sekalian mau gue ajak jalan-jalan juga. Kan gue bisa santai kesana-kemari dan lo bisa bawain tas gue. Kalopun gue mau belanja, kan lo bisa bawa barang-barang gue." kata Rachel.

"Iya deh Non, Manda bisa apa selain berkata iya." ujar Manda.

***

"Sayang... turun ke lobby gih! Gue dan Manda udah di lobby!" kata Rachel saat Rafa sudah mengangkat telponnya.

"..."

"Oke" Rachel mengakhiri telponnya.

Tak menunggu waktu lama, Rafa sudah terlihat di depan Rachel. Manda mulai mengelus dada. Bukan karena tak suka dengan kedekatan Rafa dan Rachel. Tapi itu artinya Manda akan jadi obat nyamuk antara Rafa dan Rachel. Secara, cuma jagain orang yang kencan.

"Apa lo ada kerjaan?" tanya Rachel.

"Selalu ada sih. Tapi gue nggak punya kerjaan yang deadline sekarang. Jadi kita mau kemana?" kata Rafa balik tanya.

"Kemana yah? Nonton aja gimana? Abis itu kita belanja di mall. Sekalian ngajak jalan-jalan Manda Deswita ini! Lumayan kan dia nggak bete di apartemen. Trus kalo belanja, kan ada Manda yang bawain. Dia mah bisa bantu kita kan? Gimana, ide gue cemerlang kan?" ujar Rachel mengerlingkan matanya pada Rafa.

"Boleh juga!" seru Rafa.

Tiba-tiba Egi datang tak diundang. Egi terlihat marah dan hampir saja mengarahkan bogem mentah ke arah Rafa. Rafa bisa menangkis serangan dadakan dari Egi.

"Apa-apaan sih lo? Lo ngapain mau nonjok calon suami gue? Bentar lagi kami nikah lo! Lo nggak ada hak yah nyakitin calon suami gue! Pergi lo!!!" hardik Rachel.

"Ra, asal tau aja! Gue nggak terima jika dia yang dapetin lo! Sekian lama gue bersabar buat deketin lo, kenapa harus dia yang jadian sama lo? Itu nggak adil, Ra? Gue nggak terima!!" kata Egi menumpahkan kekesalannya.

Ini mah namanya cinta segitiga. Haduh, pusing pala barbie...! batin Manda.

Rich GirLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang