13

3.9K 85 0
                                    

Rachel tampak sedih saat melihat Rafa tak sadarkan diri.

"Cepat bangun ya sayang!" bisik Rachel pada Rafa yang masih terkulai lemas di ranjang rawat inap.

"Gue kesepian di sini. Bangun ya, temenin gue di sini. Gue ngerasa jadi orang gila kalo elo cuekin kayak gini!"
Cekrekkkk

"Apa Rafa sudah siuman?" tanya Papi Rachel yang baru masuk.

"Belum Pi. Berkali-kali Rachel memintanya untuk bangun, tapi dia tak kunjung bangun. Apa yang harus Rachel lakuin, Papi? Rachel bisa frustasi kalo terus begini." keluh Rachel dalam pelukan Papinya.

"Sabar sayang, pasti dia akan siuman sebentar lagi. Kamu udah makan? Tadi kata Manda, kamu belum makan sama sekali." kata Papi Rachel.

"Udah sarapan sama beberapa slice roti, Pi." kata Rachel parau.

"Itu kan sarapan! Kamu belum makan siang dan makan malam berarti. Kamu sabar dulu, sebentar lagi Manda bawa makanan buat kamu." kata Papi Rachel.

"Nggak usah Pi. Rachel nggak laper. Rafa aja belum makan, masa Rachel ngeduluin dia. Kalo Papi maksa Rachel buat makan, Papi paksa Rafa buat bangun dulu." ujar Rachel.

"Oya, si Rafa kenapa bisa babak belur begini?" tanya Papi Rachel.

"Nggak tau Pi. Tadi pas Rachel dan Rafa mau pulang, tiba-tiba Rafa dipukulin segerombolan orang tak dikenal. Pas kejadian, Rachel sedang ada di mobil." ujar Rachel yang masih menatap Rafa yang belum sadarkan diri.

"Kamu banyak-banyak berdo'a ya sayang. Oya, kamu udah coba hubungi keluarganya Rafa?"

"Belum Pi. Rachel nggak tau nomer telpon keluarganya. Terlebih ponsel Rafa juga diprivat. Jadi Rachel nggak bisa konfirmasi, Pi. Gimana Pi?"

"Yasudah, karena Papi sudah anggap Rafandra sebagai anak Papi, maka Papi akan urus semuanya." kata Papi.

"Iya Pi, tapi Rachel takut kalo Rafa kenapa-napa..." keluh Rachel.

"Nona Rachel, Tuan Purba, apakah Manda boleh masuk?" izin Manda yang masih berdiri di depan pintu.

"Silakan Manda!" kata Papi Rachel.

Manda memasuki ruangan dengan membawa bungkusan plastik, koper kecil, dan kotak makanan.

"Nona, ini Manda bawain makanan buat Nona. Ada buah, kue, dan cemilan. Oya, Manda juga bawain sedikit baju untuk Nona Rachel. Trus, apa lagi yang kurang, Non?" tanya Manda.

"Untuk sementara, sudah cukup! Tapi elo jangan kemana-mana ya! Lo di sini aja." jawab Rachel.

"Ra, Papi mau pulang dulu ya. Pokoknya kamu kabari Papi kalo ada apa-apa." kata Papi Rachel yang meninggalkan ruangan, sebelumnya mencium kening Rachel.

"Manda, bisa jagain Rafa sebentar nggak? Aku mau mandi dulu!" kata Rachel.

"Iya Nona. Handuk dan pakaian ganti Nona ada di koper kecil itu ya." kata Manda.

Rachel mengambil handuk dan pakaian ganti yang dibawa oleh Manda.

***

Rachel keluar dari kamar mandi kamar rawat inap Rafa. Tak ada sosok Manda. Hanya ada Rafa yang masih tergeletak di ranjangnya.

Manda kemana? Tidakkah ia paham dengan perintahku? Bukannya menjaga Rafa, malah pergi entah kemana! Memangnya dia mau alih profesi? Udah bosen kerja sama aku?
Rafa.... kapan kamu bangun sayang? Aku sungguh sangat merindukanmu! Aku kesepian di sini. Bukalah matamu, lihat aku! Aku sudah selesai mandi. Aku sudah wangi. Bangunlah!! batin Rachel yang berada tak jauh dari Rafa.

Rachel mulai membelai wajah tampan Rafa yang sudah mulai memucat. Sesekali diciumnya

Malam semakin larut, Manda belum juga kembali. Entah dia pergi kemana? Tentu Rachel tak tau! Kantuk hebat juga melanda Rachel. Akhirnya disandarkannya kepalanya di sebelah tangan kanan Rafa, agar ia terbangun jika Rafa mulai menggerakkan tangannya.

Rich GirLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang