11

5.7K 103 0
                                    

Aku dan Rafa pergi ke sebuah taman di pusat kota. Tentu saja, aku ingin melepas rasa penatku yang berlebihan dengannya. Hanya dia yang bisa. Karena apa?

Pertama: Aku dan Rafa seumuran.

Kedua: Rafa itu orangnya menyenangkan, meski bukan pria dengan tipe humoris.

Ketiga: Rafa itu adalah orang kepercayaan Papi, jadi mudah dapet izin dari Papi.

Keempat: Rafa sangat peduli denganku.

Kelima: Karena aku dan Rafa saling mencintai.

Aku dan Rafa terus berjalan menyusuri jalan setapak yang dibuat melingkar mengitari taman bunga. Entah rasanya seperti ABG yang dimabuk cinta. Padahal umur kami tak semuda zaman SMA dulu. Yah, meski ku akui kalo aku masih cukup muda.

"Lo bener-bener bisa banget yah!" kata Rafa yang masih menggenggam tanganku.

"Bisa apa maksudnya?" tanyaku.

Rafa berbicara dengan bahasa kode. Memangnya aku mengerti? Aku sama sekali nggak paham arah pembicaraan tentang hal apa!

"Lo bahas masalah apa sih?" kataku mulai kesal.

"Aduh, jangan kesel dulu dong. Gue cuma mau bilang, kalo lo tuh bisa banget ngerayu Papi lo buat jalan sama gue. Dan anehnya, Papi lo langsung percayain lo sama gue. Harusnya Papi lo me-review dulu permintaan lo. Tapi tenang aja, gue ikut seneng kok! Dengan begini, gue bisa lebih deket sama lo. Oh ya, kita aman nggak nih? Nanti kalo ada wartawan gimana? Nanti kita diberitakan dengan judul SKANDAL ARTIS RACHEL ANASTASYA PURBASARI." kata Rafa yang langsung mendapat cubitan Rachel di pinggang Rafa.

"Lo ngomong apaan? Itu mah namanya gue aja yang tercemar namanya. Buktinya lo nyebut cuma nama gue doang! Iya sih masih misalnya, masih dalam bentuk contoh, tapi gue marah juga nih!" kata Rachel mulai emosi.

Rachel melepas genggaman tangan Rafa dan berjalan cepat menuju sebuah bangku yang ada di sana. Rachel duduk di bangku itu.

"Lo kenapa marah sih? Kan gue cuma bercanda. Please Ra, ini cuma candaan. Jangan diambil hati. Tapi ambillah cinta di hati gue ini! Cinta gue utuh buat lo!" seru Rafa.

"Raf, kata-kata lo tadi cukup menohok hati gue. Wajar aja gue kesel, masa hubungan resmi kita dibilang skandal? Kalo ada media yang beritakan kita seperti itu, akan gue obrak-abrik kantornya." kata Rachel.

"Itu ada es krim! Lo mau nggak?" tanya Rafa.

"Iya, gue mau!" jawab Rachel.

Rafa segera menuju stand yang jual es krim. Rafa membeli dua es krim cone. keduanya rasa coklat-vanila.

"Ikh, makasih Rafa sayang! Elo tau aja selera gue!" seru Rachel berbinar.

"Masih sama kan?" tanya Rafa.

Mereka menikmati es krim dengan diiringi gelak tawa. Sesekali Rafa mengeluarkan candaan khasnya, meski Rafa bukan tipe humoris.

Dari kejauhan, Egi tampak kesal melihat kebersamaan Rachel dan Rafa. Egi tak bisa berbuat banyak. Hanya bisa diam dan terus menyaksikan kisah romantis yang tak ingin dilihatnya.

Masih saja mereka bersama! Padahal harusnya mereka sudah berpisah jauh-jauh hari. Harusnya gue yang pantes menggenggam tangan halusnya Rachel. Hanya gue yang pantas! Rachel, elo harusnya tau isi hati gue yang terlalu dalam cinta sama lo! Tapi kenapa lo lebih milih si Rafa itu? Bukankah dia hanya jadi derita lo? Dia itu masa lalu yang pernah bikin lo sakit hati! Apa lo mau ngulang penderitaan yang sama dengan Rafa? Rafa adalah pengacau! Dia akan gue musnahin secepatnya!! batin Egi.

Rich GirLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang