3

11.7K 193 0
                                    

Jam 7 malam di apartemen Delima No. 1012 A.

Rafandra telah berdiri di depan kamar apartemen yang diinstruksikan oleh Rachel. Berdiri mematung mengamati nomer kamar dengan seksama. Di dalam hatinya sempat ragu, apakah Rachel memberinya alamat yang benar atau jangan-jangan Rachel membohongi dirinya?

"Anda mau bertemu siapa?" sapa Manda.

Rafa menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya sesosok wanita muda seumuran dengan dirinya, gendut, dan berkaca mata.

"Eh.. oh, aku mau bertemu Rachel."

Rafa tampak gugup. Bukan takut sama tampang Manda. Tapi masih gugup membayangkan pertemuannya dengan Rachel.

"Nona Rachel Anastasya Purbasari?" tanya Manda dengan dahi mengkerut.

"Benar. Apakah apartemennya persis di depanku?" tanya Rafandra.

"Iya benar. Apakah Anda sudah buat janji sama Nona Rachel? Nona Rachel hanya mau bertemu sama seseorang yang sudah ada janji dengannya!"

"Tentu sudah! Rachel sendiri yang memintaku ke sini."

Ternyata ribet juga ya ketemu Rachel sekarang. Apa-apa harus janji dulu. Ini yang udah ada janji, ribetnya banget. Gimana kalo gue belum janji sama dia? batin Rafa.

Manda memencet salah satu kontak di ponselnya. Dipilih nama Nona Rachel. Dipencetnya tombol dial. Terhubung.

"Nona Rachel apakah punya janji sama seseorang?"

"...."

"Iya, ada orang di sini. Namanya...." Manda menatap Rafa lekat.

"Rafandra!" kata Rafa.

"Nona Rachel, namanya Rafandra. Apa Nona kenal orang ini?"

"...."

"Baiklah."

Telpon terputus. Manda kembali melayangkan tatapan ramahnya kepada Rafa. Tamu yang ditunggu bossnya. Manda membuka pintu apartemen dengan menggunakan kode tertentu. Setelah terbuka, mempersilakan Rafa masuk.

"Silakan masuk! Nona Rachel ada di dalam. Baiklah aku harus pergi. Selamat bersenang-senang!" kata Manda yang langsung pergi meninggalkan Rafa.

Rafa memasuki apartemen Rachel. Setiap langkahnya, setiap matanya mengedarkan pandangan fokusnya ke sekeliling ruangan apartemen.

"Sudah lama menunggu?"

Rafa mendonggakkan kepalanya ke atas balkon. Seorang gadis cantik dengan gaun malam yang menggoda.

"Rachel?"

"Iya. Ini gue! Duduklah!" kata Rachel.

Rafa mendekati sofa, duduk, dan matanya mengikuti pergerakan langkah Rachel. Rachel menuruni anak tangga dengan hati-hati. Bunyi ketukan heels yang ia kenakan, tak membuyarkan tatapan memuja Rafa. Apalagi gaun malam yang dikenakan Rachel sangat terbuka. Berbelahan dada rendah, dengan menampilkan sebagian besar punggungnya, ditambah panjangnya hanya menutupi setengah pahanya.

Tubuhnya lebih terlihat sexy. Inikah tubuh Rachel yang sebenarnya? Kalo tau jadinya begini, gue dulu takkan menyia-nyiakannya! batin Rafa.

"Lo mau minum apa?" tanya Rachel yang mengembalikan kesadaran Rafa.

"Apa aja!" jawab Rafa gugup.

"Sebentar."

Rachel menuju ke dapur, mengambil dua kaleng minuman dingin dan beberapa toples cemilan yang dibawanya dengan menggunakan sebuah nampan. Rachel kembali ke ruang tamu. Melihat Rafa masih dalam posisi yang sama. Duduk kaku, gugup, dan entahlah apa yang dipikirkan. Rachel tak mau ambil pusing.

"Biasa aja! Jangan gugup begitu, gue kan nggak ngapa-ngapain elo!" kata Rachel sambil menaruh toples cemilan dan menyodorkan minuman kaleng pada Rafa.

"Ah nggak! Gue nggak gugup. Hanya gemeteran kalo liat lo kayak gitu. Detak jantung gue nggak karuan!" kata Rafa yang langsung membuat Rachel mendekatinya.

"Benarkah?" Rachel duduk di pangkuan Rafa. "Biar ku lihat!"

Rachel melepaskan jas biru yang dikenakan Rafa. Dibuangnya sejauh yang ia bisa. Dibukanya kancing kemeja yang dipakai Rafa. Menampilkan dada sixpack Rafa. Rachel menelan salivanya sendiri. Mengamati dada sexy Rafa dengan sesekali menyentuhnya lembut.

"Rachel..." bisik Rafa yang hanya mendapat tatapan sekilas Rachel. Mata Rachel masih sibuk mengamati dada sixpack Rafa. Sementara Rafa tak kalah dari Rachel. Sedari tadi, matanya memfokuskan pandangannya ke arah buah dada Rachel.

"Gue suka dada bidang lo!" senyum Rachel mulai mengembang.

Pertanda baik! batin Rafa.

Rafa mendekatkan wajahnya ke wajah Rachel. Mata mereka bertemu. Berkomunikasi dalam diam. Dua hati seakan berbicara lewat mata mereka. Rafa mengecup lembut bibir Rachel. Tak ada penolakan. Rachel pun membalas ciuman itu.

"Uhhukkk...." suara batuk seseorang.

DEG. Rachel menghentikan ciumannya. Menarik tubuhnya sedikit menjauhi tubuh Rafa.

"MANDA???" seru Rachel.

"Maaf Nona. Aku kembali terlalu cepat! Aku akan ke kamar sekarang!" kata Manda yang langsung berlari ke kamarnya.

Rachel bangkit dari pangkuan Rafa. Memilih duduk di sebelah Rafa yang tak mau melepas pandangannya dari Rachel.

Rich GirLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang