19

3.1K 58 2
                                    

Manda sibuk menyiapkan sarapan untuk majikannya. Beberapa hidangan sudah berhasil disajikan di meja makan.

Nona Rachel pasti masih terlelap dalam tidurnya. Yaiyalah, capek kali abis maen ranjang sama suami barunya. Beruntung yah Tuan Rafa dapetin Non Rachel. Semoga aja mereka jadi pasangan yang berbahagia. Kalo mereka bahagia, sudah pasti aku ikutan bahagia. Gini-gini, aku punya hati. Tapi masa iya, hati ini selalu kosong? Mana nih pangeran hatiku? Uhm, jangan deh kalo model Mang Toing atau Uda Argo. Mereka apalah-apalah. Nggak sesuai permintaan hati! batin Manda.

Sementara itu, Rachel dan Rafa masih malas-malasan di ranjangnya. Tak ada niat dari keduanya untuk bangkit dari tidurnya.

"Aku masih pingin tidur sayang..." rengek Rachel.

Rafa mendekatkan tubuhnya pada Rachel. Disembunyikannya kepala Rachel dalam dekapan pelukannya.

"Aku mencintaimu..." bisik Rafa.

"Aku juga mencintaimu. Bolehkah kita tetap begini. Tubuhku masih letih untuk bangkit. Aku belum kuat untuk beranjak dari ranjang. Kamu juga jangan kemana-mana. Tetaplah di sisiku..." pinta Rachel.

"Iya, baiklah." kata Rafa.

Tok, tok, tok...!!!

"Arghh, itu siapa yang pagi-pagi sudah menganggu kita. Usir saja sayang!" keluh Rachel.

"Itu pasti si Manda. Tega kamu mengusirnya?" tanya Rafa.

"Ikh, tapi dia menganggu kita. Yasudah, suruh dia diam. Jangan berisik! Aku mau bermanja-manjaan dulu sama kamu. Nanti kalo udah ngerasa lapar, kita baru keluar." ujar Rachel.

"Iya. Kamu tunggu dulu!" kata Rafa.

Rafa segera keluar kamar. Menemui Manda. Untuk apa lagi kalo bukan untuk memperingatkan Manda agar tidak menganggunya dan Rachel.

"Sudah. Apa lagi?" tanya Rafa.

"Sini. Peluk aku lagi. Cium aku lagi. Aku masih haus sama belaian dan kasih sayangmu. Aku masih mau..." rengek Rachel manja.

"Kamu kayak anak kecil yang kepingin mainan. Baiklah, aku akan memenuhi semua permintaanmu. Lagi pula, aku juga masih mau bermanja-manja denganmu. Mari kita selesaikan misi kebahagiaan kita. Aku yakin, setelah ini akan ada kesuksesan. Datangnya bayi." ujar Rafa berbahagia.

Rafa menciumi Rachel. Perlahan, hingga ciuman menjadi ganas. Permainan berlangsung brutal hingga Rachel kewalahan mendapat serangan panas dari Rafa.

"Bukankah ini sudah sesuai dengan permintaanmu, sayang?" bisik Rafa.

Rachel menghembuskan nafas kelelahan. Rafa yang melihatnya, hanya tersenyum bahagia.

"Aku sudah lelah. Aku mau istirahat sejenak. Tolong aku!" rengek Rachel.

"Tapi bagaimana mungkin? Aku masih belum puas. Masih mau melanjutkan permainan selanjutnya. Aku belum terpuaskan." sahut Rafa.

Oh tidak! Kenapa Rafa-ku jadi sekuat itu? Apa dia ngobat sebelum memulai permainan? Ya Tuhan, aku sudah tak sanggup lagi. Beri aku kekuatan lebih. Ragaku benar-benar sudah remuk! batin Rachel.

"Sayang, kau sedang mikirin apa? Kalo sudah lelah, yasudah kita hentikan permainan dahsyat ini. Nanti kita lanjutkan jika raga kita telah siap kembali bertarung. Aku pun sudah sangat lelah sebenarnya. Aku masih mau rebahan dulu. Kekuatan-kekuatanku serasa dipertaruhkan tadi. Ternyata nikmat juga yah!" kata Rafa.

"Jadi kau tak serius untuk melanjutkan permainan? Aku pikir beneran. Aku udah shock duluan tadi. Aku juga mau rebahan dulu. Belum siap menghadapi kenyataan bahwa permainan manis kita telah usai. Aku kehilangan kekuatanku. Kamu bahkan sudah merebut kekuasaanku. Benar saja, aku sudah jadi milikmu sekarang. Semuanya sudah kau rebut. Habislah aku..." ujar Rachel.

"Lah iya. Semuanya sudah aku rebut. Aku menang berarti!" kata Rafa.

***

Manda masih manyun di dekat jendela kamarnya. Pandangannya kosong menatap dunia luar yang semakin panas. Matahari sudah terbang tinggi, terlepas dari peraduannya.

"Yah, begini nasib beta! Non Rachel masih single aja, aku sering dicuekin. Apalagi sekarang? Non Rachel udah double. Makin sepi deh hari-hariku sebagai Manda. Ups sebagai asisten pribadi." keluh Manda.

"MANDA... kamu di mana???" teriak Rachel dari luar kamar Manda.

"Kan, sudah ada tugas dari Nona Rachel. Manda harus siap sedia!" gumam Manda.

Manda bergegas membuka pintu kamarnya. Dilihatnya Rachel sudah berdiri tegap menatapnya. Pandangan Rachel seakan hendak melahap Manda. Harimau kali akh...

"Ada yang bisa ku bantu, Non Rachel?" tawar Manda ramah.

"Manda, tolong siapkan perlengkapan lulur dan pijat. Aku mau luluran. Kamu harus membantuku. Aku sudah sangat lelah." kata Rachel.

"Terlihat sekali sih." gumam Manda.

"Apa?" tanya Rachel.

Manda segera menggeleng dengan cepat. Berharap komentarnya tak didengar oleh Rachel.

Kelihatan banget abis perang kenikmatan. Rambut udah acak-acakan tak karuan. Sisa lipstik belepotan kemana-mana. Apalagi baju tidur transparannya, duh sobek di beberapa bagian. Itu abis main apa coba? batin Manda.

Rich GirLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang