SAGAMA 10

1.3K 69 2
                                    

10; Morning And Kiss

***

Voment Juseyo~


***










Pagi-pagi sekali, keributan terjadi di dalam rumah pasutri di keluarga Nugraha, Sagama dan Hana. Keduanya benar-benar tidak bisa berfikir jernih, merasa tidur mereka terusik dengan semua gedoran pintu yang memekakan.

Hana menghela nafas malas, menatap wajah polos Sagama saat tertidur, dia jadi urung untuk membangunkan cowok itu. Mau tidak mau, rela tidak rela dia bangun sendiri. Berjalan gontai membuka pintu yang bisa saja roboh kalau tak dia buka, ganas sekali kedua wanita di depannya ini.

"Hana masih ngantuk, kalo ada perlu sama Sagama masuk aja." Setelah berujar seperti itu, Hana kembali mengambil posisi tidur di samping Sagama. Ide untuk membiarkan kedua orang tua itu menginap adalah ide yang buruk, kedua wanita itu terlalu berisik di pagi hari.

"Hana jangan tidur lagi! Dengerin Mom sama Bunda, Sagama juga di bangunin. " Mom menarik lengan Hana agar terduduk, namun sayang sekali usahanya gagal. "Hana nanti Mom marah kalo hitungan ke tiga kamu belum bangun, 1... 2... 3..."

Tetep saja, tidak ada pergerakan dari keduanya. Entah Hana yang memang sudah kembali terlelap atau dia yang malas dengan ancaman sang Mommy, kedua wanita itu hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Sagama bangun yuk, Bunda mau bicara?" Usaha terakhir Bunda membangunkan Sagama, beberapa detik tak ada pergerakan sampai sebuah deheman dengan nada serak terdengar. Bunda tersenyum, "Sagama bangun dulu."

"Masih pagi Bund, hari sabtu Sagama gak sekolah." Katanya, kembali menarik selimut menutupi wajahnya yang sedikit silau akibat cahaya lampu.

"Ya udahlah, orang kita cuma mau ajak kalian ke acara arisan Mom." Sungut Mom Hana, Sagama yang mendengarnya refleks duduk tegak, menatap tak percaya jika perkataan mertuanya tadi malam memang tak bohong. "Hana temenin Mom, " lanjut wanita itu merengek.

"Nah, Sagama udah bangun. Ayo! Siap-siap anter Bunda belanja, Bunda rencananya mau bikin kue kering sama Mom. Biar nanti Mom Hana datang bahan-bahannya udah ada, udah sana mandi." Bunda narik Sagama, tapi sang empunya cuma diam mencerna.

"Gak deh, Bund. Sagama malas, lagian ini hari libur. Sagama mau pacaran sama Hana, jahat banget kalo Bunda sama Mom ganggu." Katanya, kembali berbaring memeluk sang istri.

Dalam hati, Sagama berharap Hana benar-benar tertidur. Sagama hanya tidak ingin Hana bertemu Hutomo ㅡdisaat dirinya mengantar sang Bunda, cowok itu merasa tidak rela saja Hana dekat-dekat dengan pria lain.

Kedua wanita itu saling melirik, bertanya tanpa suara dengan tatapan mata yang memancarkan kebingungan. "Ya udah, Bunda aja yang ikut Mom Hana. Kalian yang belanja, biar Bunda kirim apa aja barang-barangnya ke kamus ya? Sagama.

"Sip~ Bund, nanti Sagama bilang ke Hana. " Sagama bangun dari posisinya, mengendap-endap saat dirasa suara pintu tertutup. Dia bersorak, memegangi dadanya yang berdekup kencang karena baru saja berbohong. "Sorry Bund, Sagama gak bermaksud..."

"Ke gue lo gak minta maaf?" Sagama menoleh, membulat saat dirasa jarak antara dia dan Hana terlalu dekat. Bahkan hembusan nafas keduanya beradu, saling tarik menarik hingga membuat Sagama sedikit oleng. "Gue mau mati lo grep-grep, gak bisa nafas sumpah."

Sagama terkekeh, meraih pinggang Hana untuk membantu gadis itu turun dari atas ranjang. "Suruh siapa tadi gak bantu gue buat ngelak? Pura-pura tidur lagi," cibirnya.

SAGAMA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang