SAGAMA 15

1K 51 0
                                    


15; A Memory









*****








Hari Senin, seluruh siswa dan siswi telah berkumpul mengisi luasnya lapangan yang hampir penuh oleh ratusan murid berseragam putih abu, kebanggaan mereka. Berdiri dengan posisi tegak menghadap lurus ke depan, tangan yang hormat pada dan bibir yang terus menyanyikan lagu wajib nasional Indonesia Raya.

Di iringi instrumen musik dari anak-anak perwakilan ekskul tersebut, termasuk Sagama yang mengikuti ekstrakulikuler itu.

Dari kejauhan, Hana melirik Sagama yang sudah basah oleh keringat, menambah kadar ketampanan cowok itu. Sudut bibirnya melengkung keatas kala netranya bertubrukan dengan manik mata Sagama, "suami gue," kata Hana tanpa suara.

"Istri gue," bersamaan dengan Hana Sagama mengucapkan hal yang sama.

Keduanya tanpa sadar sudah melakukan hal tersebut selama sisa upacara berlangsung, detik terakhir pembubaran barisan. Hana lebih dulu berlari menerobos kerumunan menuju toilet, dia kebelet.

Hingga tanpa sadar seseorang mengikutinya, bersandar pada pintu tepat di mana Hana berada.

"Hai,"

"Hai?"

Hana mengerjap, bingung dengan sosok gadis cantik di depannya. Rambut panjang terurai, kulit putih, tinggi semampai, hidung mancung, definisi cantik yang benar-benar cantik. Gak mungkin setan, kakinya napak, kok.

"Kayla, Lo Hana kan?" Katanya, terdengar ramah dengan senyum yang terus mengembang, tangannya terulur lalu meraih tangan Hana untuk dia genggam, terlampau erat hingga Hana sedikit meringis.

"Temenan sama gue ya? Gue anak baru, pindahan dari SMA Aruna Jaya, punya empat saudara. Satu laki-laki dan tiga perempuan, jomblo dari lahir karena kakak perempuan gue selalu larang buat pacaran, gue pindah karena punya misi yang sangat rahasia, menyangkut keluarga hehe..."

Hana mengangguk kikuk, rentetan kalimat yang di ucapkan Kayla hanya mampu Hana dengar sebagian. Dia salah fokus dengan senyum yang diberikan cewek itu, jika di teliti lebih lagi, senyuman Kayla membuatnya merinding.

"Gue Hana," setelahnya hening.

Hana dengan pemikirannya dan Kayla yang seperti tengah menelisik penampilan Hana dari ujung ke ujung, Hana di buat mati kutu hingga bel pertanda masuk berbunyi. Menyelamatkan Hana dari debaran jantungnya yang entah kenapa berpacu cepat, ada yang aneh, dirinya seperti tengah menangkap sinyal bahaya.

"Udah masuk, gue ke kelas ya? Kayla. Mau bareng? Lo udah tahu kelas Lo, kan?" Dalam hati Hana berdoa agar Kayla menolak ajakannya untuk ke kelas bersama, dia tadi hanya basa-basi, jangan mau.

"Boleh, yuk!" Girang Kayla, seketika bahu Hana jatuh meluluh.

Sialan. Mau tidak mau Hana memaksakan senyumnya, sepanjang jalan pikirannya berkecamuk menanyai tentang keanehan yang tengah dirinya alami. Pasalnya, baru pertama kali ini Hana merasa tidak suka dengan seseorang, apa lagi dengan seorang Kayla yang notabene baru dia kenal.

"Ini kelas gue," Hana berhenti tepat di depan kelasnya. Di sana sudah ada Sagama yang entah kenapa seperti tengah menyoroti dirinya dengan tatapan tajam, tidak! Bukan dia, tapi cewek di sampingnya, Kayla.

SAGAMA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang