VOTE DULU YAA, TERIMAKASIH
.
.* Apartemen Nie Mingjue *
"Permisi Tuan kami mengantar paket untuk mu." Kurir pengirim barang
Lan Xichen yang sedang duduk bosan di depan tv segera menuju pintu dan membukanya.
"Dengan Tuan Lan Xichen benar? Ada paket untuk anda silahkan tanda tangan di sini." Kurir pengirim barang itu menyodorkan kertas tanda terima yang harus di tanda tangani Xichen
"Tapi, aku tidak membeli apa pun." Xichen bingung
"Apakah aku boleh tau siapa yang mengirim nya?" Lan Xichen"Pembayaran nya atas nama tuan Nie Mingjue tuan." Kurir
"O-oh.. Baiklah terimakasih." Xichen menandatangani kertas itu.
"Kalo begitu saya permisi." Kurir itu pergi setelah membungkuk sopan.
Lan Xichen kembali masuk. Dan membawa 5 papper bag besar itu, menyimpan nya di atas meja ruang tamu.
"Ini terlihat seperti barang mahal. Mengapa tuan menghamburkan uang untuk ini semua." Lan Xichen
.
.Malam harinya, Nie Mingjue masuk kedalam rumah dengan langkah lelah nya.
Ia segera duduk di sofa dan menyandarkan punggungnya."Tuan, anda sudah kembali. Silahkan teh untuk anda." Lan Xichen meletakan secangkir teh melati di meja.
"Kau, apa baju yang ku beli untuk mu belum sampai? Mengapa kau masih memakai baju kemarin. Kau tidak gatal?" Mingjue menatap Xichen
"B-baju nya sudah sampai... tapi.. apa kah tidak terlalu bagus untuk saya? Itu semua pakaian mewah.." Xichen menunduk
"Ganti pakaian mu, sekarang." Nada tegas Mingjue membuatnya tersentak.
"B-baik.." Xichen segera menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Mingjur memijat pangkal hidungnya. Tangan nya merauh cangkir teh yang di siapkan oleh Xichen dan menyesapnya perlahan.
Ia agak terkejut. Rasa manis nya sesuai dengan lidahnya. Begitu juga dengan suhu panas nya. Sangat pas dan ia bisa dengan aman meminum nya tanpa sensai panas di lidahnya.
"E-em.. tuan.." Mingjue menaikan pandangan nya. Ia terpana saat melihat Xichen tampak sangat bagus padahal ia hanya menggunakan celana kain berwarna biru tua di padukan dengan baju lengan panjang berwarna putih di lengan nya dan biru di bagian depan nya.
"Merasa lebih baik kan?" Mingjue kembali meminum teh itu.
"E-em.. terimakasih. Apa tuan ingin makan sekarang?" Lan Xichen"Aku akan mandi, kau makan saja duluan." Mingjue menuju kamar nya.
Lan xichen menuju dapur duduk di salah satu kursi meja makan menunggu Mingjue datang.
"Kau tidak makan?" Mingjue memasuki dapur.
"S-saya menunggu anda." Lan Xichen bangun dari duduknya saat melihat Mingjue datang.
wajahnya bersemu merah saat melihat Mingjue menggunakan pakaian santainya.
Kaos putih polos, di padukan dengan celana kain berwarna hitam. Kaos putih polos itu membuat dada bidang dan otot lengan nya terlihat dengan sempurna. Penampilan Mingjue sungguh berbeda dari saat ia menggunakan setelan formal.
"Mengapa kau tidak duduk? Duduklah dan makan bersama." Mingjue
"S-saya.. makan di sini?" Lan Xichen"Berhenti terkejut dan makan saja." Nie Mingjue menikati sup hangatnya.
Lan Xichen kembali duduk dan makan bersama dengan Mingjue.
.
.* Ruang Tamu *
" Tuan anda ingin buah sebagai pencuci mulut?" Lan Xichen menghampiri Nie Mingjue yang sedang mengerjakan sesuatu di leptopnya.
"Ya, tolong." Jawab Mingjue tanpa menoleh.
Lan Xichen segera mengambilnya. Ia membawa semangkuk kecil strawberry dan anggur. Ia juga membawa krim di mangkuk yang lebih kecil.
"Strawberry dan krim?" Mingjue
"Em, perpaduan yang bagus. Krim yang manis dan agak berminyak dan Strawberry yang manis juga sedikit asam. Saya dulu pernah berkerja di sebuah Caffe dan perpaduan ini salah satu menu terbaik kami." Lan Xichen"Buah apa yang kau suka." Mingjue mengambil sebutir anggur dan memakan nya.
"Saya suka semua jenis buah. Tapi yang paling saya suka Strawberry." Lan Xichen
Mingjue menutup leptop nya
"Kalo begitu makan lah." Mingjue.
Lan Xichen mengangguk. Ia mengambil sebutir strawberry dan mencolekkan nya kedalam krim. Lalu menggigitnya sebagian.
Ukuran strawberry itu cukup besar untuk mulut kecil Lan Xichen. Ia tak bisa memakan nya dalam sekali gigitan.
"Enak?" Mingjue
"Em, manis." Lan Xichen tersenyum.
"Biar aku mencoba nya." Mingjue
"Em, tentu cobalah tu....an.." mata Lan Xichen membola saat Mingjue melahap sisa strawberry di tangan nya.
Bahkan bibir Mingjue mengenai jari jari tangan nya. Sontak, kedua pipi Lan Xichen merona hebat.
"Mn.. Tidak buruk." Mingjue.
Lan Xichen tertunduk malu, itu ciuman tidak langsung! Dan apa yang membuat Nie Mingjue melakukan hal itu.
"Xichen, ceritakan tentang dirimu. Apa yang membuat mu sampai terlilit hutang dengan orang itu dan dia hampir menjual mu." Mingjue.
Xichen diam sejenak. Dalam benaknya ia berfikir harus kah ia bercerita? Tapi, Mingjue adalah orang yang telah menyelamatkan dirinya dari pria tua yang akan menjualnya. Sudah sewajarnya Mingjue tau tentang masalahnya.
"Adik ku, mengalami kecelakaan. Ia di tabrak lari oleh seseorang. Aku ingin memuntut nya tapi, aku sadar posisi ku tidak mendukung ku untuk membayar seorang pengacara. Adik ku Lan Wangji mengalami luka serius di kepalanya. Dan 2x melakukan operasi." Xichen meremas tangan nya.
"Aku berkerja siang dan malam untuk mengejar tagihan rumah sakit tapi, sekeras apa pun aku berkerja tidak bisa membayar tagihan itu walau separuhnya. Akhirnya dengan terpaksa aku meminjam uang dengan pria tua itu. Berkat uang pinjaman itu adikku bisa melewati masa kritis nya. Tapi, kondisi WangJi hanya stabil untuk beberapa hari. Kondisinya kembali menurun sampai akhirnya.. Wangji.." Xichen semakin menundukan kepalanya.
Air mata mulai membasahi pipinya. Mingjue yang melihat itu terdiam, dalam dirinya ia mengumpati dirinya sendiri mengapa bertanya tentang hal sensitif seperti itu.
Mingjue menarik kepalan Xichen bersandar di bahunya. Mengelus lembut pundaknya.
"Maaf, harusnya aku tidak bertanya." Mingjue, Xichen menggeleng pelan
"Anda sudah melakukan banyak hal untuk saya. Sudah sewajarnya anda tau tentang saya. Terimakasih tuan Nie, berkat anda saya tidak di jual oleh laki laki tua itu." Lan xichen.
Mingjue hanya berguman pelan, mereka masih bertahan diposisi itu. Bahkan Mingjue lebih mendekat agar Xichen merasa nyaman.
"Apa dia tidur?" Mingjue sedikit menunduk dan benar saja.
Lan Xichen tampak tidur dengan sangat tenang. Walau sekitar mata dan hidungnya agak memerah karna menangis.
Hal itu malah membuatnya terlihat lebih manis. Mingjue mengelus tipis pipi Lan Xichen. Menatap dengan seksama wajah tidur nya.
"Mengapa aku sangat terganggu dengan cerita sedih mu. Itu membuat ku ingin mengeluarkan mu dari penderitaan itu." Mingjue
Mingjue dengan gerakan lembut menggendong Lan Xichen seperti menggendong pengantin wanita.
Dan membawa nya kekamar tidur nya.
Dengan lembut ia meletakan Lan Xichen di atas kasur. Ia mengecup kening Lan Xichen sebelum meninggalkan nya.TBC !!
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Is My Boyfriend ( END !! )
Short StoryHidup Lan Xichen hancur saat adiknya Lan Wangji di nyatakan meninggal dunia setelah dua bulan di rawat di rumah sakit karna kecelakaan yang ia alami dua bulan lalu. Lan Wangji, adik Lam Xichen satu satunya keluarga yang ia miliki telah meninggalkan...