#4

2.3K 258 10
                                    

Pete berjalan kembali ke restoran ayam dengan pikiran yang kosong. Saat Pete sampai, Porsche dan Nop langsung menghampirinya. Mengamati dari ujung kepala sampai ujung kaki. Untungnya Pete tidak terluka, bisa jadi masalah kalau Pete terluka.

"Jadi apa yang kamu dapatkan, Pete?" Tanya Porsche yang melihat Pete bengong.

"Seseorang salah menyiapkan pesanannya, seharusnya setengah original setengah pedas." Kata Pete, pikiran di kepalanya kusut.

"Hah?" Porsche bingung dengan jawaban Pete. Pete kemudian mengembalikan kesadarannya.

"Porsche, sepertinya kita sudah selesai disini. Bagaimana kalau kita minum-minum?" Kata Pete memberi isyarat bahwa membicarakannya di tempat lain.

"Oke."

Pete dan Porsche kemudian pergi menaiki mobil yang sama dan Nop mengikuti dengan mobil yang berbeda.

Memikirkan perkataan para preman tadi, bunuh Theraapenyakul. Kata-kata itu tidak jelas, Pete tidak bisa mendengar keseluruhannya. Siapa spesifik dari keluarga Theraapenyakul yang di incar? Venice yang tidak tau apa-apa pun  bisa menjadi target mereka. Pete sangat khawatir.

Untuk Tankhun yang selalu di rumah, mungkin bisa disingkirkan dari target itu. Tapi yang lain, semua sangat beresiko.

Pete kemudian menceritakan hal yang di dengarnya pada Porsche.

"Untuk saat ini kita harus lebih memperketat keamanan pada setiap anggota keluarga. Masalahnya kita bahkan tidak tau cara apa yang akan mereka pakai untuk melakukan pembunuhan tersebut."

"Ya itu yang kutakutkan. Banyak cara untuk membunuh bahkan tanpa senjata. Mereka bahkan juga tidak bisa dikaitkan dengan pembobolan karena percobaan membunuh keluarga Theraapenyakul dilakukan banyak geng lain."

"Setidaknya kita bisa mengantisipasi untuk yang satu ini."

Keduanya kemudian terdiam sepanjang jalan, berkutat dengan pikiran masing-masing.
Mobil yang dikendarai sampai di bar Yok.

"Hai porsche , hai Pete lama kita tak berjumpa." Sapa Yok.

"Aku akan memberikan pelayanan terbaik pada tamu-tamu spesialku ini~ ." sambil mengarahkan Porsche dan Pete kearah meja yang sudah disiapkan. Nop mengikuti dari belakang.

Porsche dan Pete terus minum seperti tidak ada hari esok,  Nop hanya mengawasi dari samping karena harus tetap sadar.

Beberapa saat kemudian, keduanya sudah mabuk berat. Porsche mulai mengusap-usap pipi Pete sambil cekikikan, berpikir bahwa Pete adalah Kinn. Pete yang juga mabuk menikmati elusan tersebut dan menyandarkan tangannya pada tangan Porsche. Wajah Porsche kemudian mendekat ke arah Pete, semakin dekat dan dekat.

Nop yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya langsung menahan kepala keduanya. Porsche dan Pete yang merasa aktivitasnya terganggu berusaha saling mendekatkan diri sambil memanyunkan bibir. Kekacauan terjadi.

" oh tuhann.... Khun Vegas cepatlah datang."

Vegas yang sudah diberitahu lokasi mereka sebelumnya datang bersamaan dengan Kinn. Mereka yang melihat hal tersebut berlari menarik kekasih masing-masing.

"Apa yang kalian lakukan?" Ucap Kinn marah.

"Au... Kinn, kamu sekarang ada dua heheh" Kata Porsche sambil menunjuk Kinn dan Pete yang sudah teler dalam pelukan Vegas. Kinn hanya pasrah melihat tingkah Porsche.

"Kalau begitu aku pulang dulu Phi." Ucap Vegas sambil menggendong Pete dan berjalan keluar bar diikuti oleh Nop.

"Kamu baru ditinggal sehari sudah mencoba bermain dengan lelaki lain. Tunggu saja hukumanmu." Ucap Vegas pada Pete yang berada di gendongannya.

----------------

Sampainya di kamar mereka, Vegas membaringkan Pete di kasur dan melepas sepatu dan kaos kakinya. Pete yang merasa kepanasan berusaha membuka kancing kemejanya.

"Sabar Pete aku akan membukakannya." Vegas kemudian bergerak membuka kancing Pete satu per satu.

"Vegas...." suara serak Pete dan mata sayu yang menatapnya membuat singa dalam diri Vegas keluar. Dia mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Pete perlahan, kemudian turun ke bibir bawah dan mengisapnya dengan lembut. Pete yang juga menginginkannya membuka mulutnya dan membiarkan lidah panas Vegas mengeksplorasi di dalamnya. Ciuman itu semakin memabukkan karena ada pengaruh alkohol di dalamnya.

Tangan Vegas terus bergerak membuka kancing kemeja Pete, kemudian turun mengelus bagian Pete yang sudah mengeras dibawah sana.

"Ugh..Vegas, segera lakukan."

Vegas melepaskan ciuman mereka,kemudian membuka seluruh pakaian yang tersisa menampilkan tubuh telanjang Pete yang seksi, mencium dan sesekali menggigit tubuh di bawahnya dengan penuh nafsu. Erangan Pete yang menggema di kamar itu meningkatkan gairah Vegas yang juga menanggalkan semua pakaiannya dengan tidak sabar.

Tubuh mereka telah telanjang sepenuhnya,Vegas memposisikan dirinya berada di antara dua kaki Pete. Saat Vegas menekuk kaki Pete, perhatiannya teralihkan pada lebam ungu di lutut dan sepanjang tulang kering di salah satu kakinya.
Mood Vegas yang bersemangat tadi tiba-tiba menghilang. Pete yang sudah panas terus bergerak gelisah di bawahnya.
Vegas mengelus lebam tersebut dan sedikit menekannya dan melihat dahi Pete yang berkerut meringis.

Vegas kemudian berdiri memakai kembali bajunya dan menutup tubuh telanjang Pete dengan selimut. Dia keluar dari kamar dan beberapa saat kemudian kembali dengan kantong es dan mengompres lebam di kaki Pete.

Vegas mau marah, tapi si pembuat masalah sudah tertidur tenang seakan-akan tidak terjadi apa-apa beberapa saat yang lalu. Setelah mengompresnya cukup lama, Vegas pergi ke daerah kamar pengawal untuk menemui Nop.

"Apa yang terjadi pada Pete hari ini?" tanya Vegas dengan suara kesal.
Nop yang tau akan kesalahannya langsung menunduk minta maaf.

"Maafkan saya, Khun Vegas. Sebenarnya... saat mengintai tadi, Khun Pete menyamar dan masuk ke dalam markas musuh sendiri. Saya tidak tau apa yang terjadi di dalam karena Khun Pete tidak membicarakannya"
Vegas yang mendengarnya langsung mencengkram baju Nop marah.

"Bisa-bisanya kau membiarkannya masuk. Kenapa tidak mencegahnya. Apa yang akan kau lakukan jika terjadi sesuatu padanya?Hah"

"Maafkan saya Khun Vegas."

Bagaimana bisa Pete masuk sendiri ke sarang musuh tanpa senjata tanpa pengawalan ? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya? Bagaimana kalau dia tidak pernah keluar lagi dari markas itu?

Vegas ketakutan memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu. Rasanya ingin merantai Pete seperti dulu lagi sehingga dia ada dalam jangkauannya. Vegas Melepaskan Nop dan berjalan kembali ke kamarnya dengan frustasi.

Vegas melihat Pete yang tertidur tenang di atas kasur dan kemudian ikut masuk ke dalam selimut memeluk tubuh telanjang Pete dengan erat.

"Jangan lakukan itu lagi, aku takut kehilanganmu untuk kedua kalinya."

--------------

Maaf bila adegan  18+ kurang dapat. Belum pro😌

Jangan lupa vote and comment😊

Happiness [ VegasPete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang