Di sore hari yang tenang Pete, venice dan Macau duduk di ruang tengah bersama. Saat itu, Vegas masih belum pulang dari perusahaan.
Macau sibuk dengan game di tangannya. Sedangkan, Pete dan Venice menatap layar Tv yang menunjukkan acara reality show hiking.
" Pa! Aku juga ingin mencobanya." Sambil menunjuk layar Tv.
"Mendaki?" Venice mengangguk. "Kau yakin?" Tanya Pete memastikan kembali.
"Iya, Pa. Kelihatannya itu seru." Pete menghela nafas dengan keinginan Venice yang tidak terduga. Hal ini memang bagus untuknya mengeksplorasi diri, tapi akan sangat melelahkan bagi anak seusianya.
"Oke, aku akan bicarakan dulu sama Vegas."
" Kita bisa pergi lusa Pa, kita semuanya. Pa, aku, P'Macau dan P'Vegas. Lusakan libur."
"Iya nanti Pa Tanya dulu pada Phi-mu." Kata Pete sambil mengelus rambut Venice dengan sayang.
"Kalau lusa aku tidak bisa ikut, aku sudah ada janji sama Chay." Kata Macau tidak mengalihkan pandangan dari gamenya. Venice yang mendengarnya langsung cemberut.
" Ya sudah kalau tidak bisa ikut, biar aku berdua sama Pa saja. Ya ya Pa?" Pete hanya membalasnya dengan senyuman.
Pete PoV
"Tidak bisa lusa, aku ada pertemuan dengan klien. Kita tunda ke weekend minggu depan agar semuanya bisa pergi." Jawab Vegas saat aku memberi tahu keinginan Venice. Aku kemudian mendekati Vegas yang sedang duduk di sofa sambil mengetik di laptopnya.
" Tapi Venice sangat ingin pergi lusa, dia membicarakannya terus hingga tertidur. Kalau kamu dan Macau tidak bisa, biar aku dan Venice saja yang pergi, yang penting dia sudah merasakannya." Vegas kemudian berbalik menatapku,menunjukkan ekspresi tidak setuju dengan jawabanku.
"Tidak boleh! Kalian harus pergi saat bersamaku, kau tau kan situasi sekarang lagi tidak aman."
" Ya aku tau, aku akan pergi dengan beberapa pengawal." Aku kemudian melingkarkan tanganku di pinggang Vegas, mencoba membujuknya.
"Pete... kau tau itu berbahaya. Tetap tidak boleh." Sepertinya ini tidak akan berhasil. Aku kemudian berdiri menarik satu tangan Vegas mengayunkannya ke kanan dan kiri. " Ayolah ayolah Vegas. Aku akan baik-baik saja sama Venice." Sambil memasang muka cemberut. Aku tidak tau tiba-tiba sangat ingin pergi mendaki juga. Apakah larangan Vegas membuatku bersemangat?
" Hah kenapa tingkahmu seperti Venice sekarang?"
" Ya ya, aku akan pergi ke gunung terdekat. Aku akan membawa Nop dan beberapa pengawal bersamaku." Aku kemudian memindahkan laptop dipangkuannya ke meja dan duduk disana, lalu mengusap-usapkan hidungku di pipinya .Cara ini pasti berhasil.
" Tetap tidak." Mendengar jawabannya aku bangkit dengan kesal tapi Vegas menahan lenganku.
" Mau kemana? Kamu sudah menggodaku dan pergi begitu saja?" aku melepaskan tangannya dari lenganku. " Aku mau tidur sama Venice malam ini." Kemudian berjalan keluar tapi sebelum itu Vegas langsung memeluk pinggangku.
" Kamu marah? Kamu tau kan kelompok yang kamu awasi sedang menargetkan kita."
"Iya aku tau, makanya aku berhenti membujukmu."
"Tapi kenapa kamu malah ingin tidur sama Venice?"
"Ya.. Karena ingin saja"
"Tidak akan kubiarkan." Vegas kemudian menarik tubuhku keranjang tanpa melepaskan pelukannya. Kami terbaring di atas ranjang dengan tubuh Vegas yang mengunci tubuhku dengan kaki dan lengannya.