5 pria mengarahkan pistolnya ke Pete. Saat ini, Pete merasa sangat tidak berdaya. Seandainya tidak ada Venice, Pete akan berusaha bertahan hidup melawan mereka walau kemungkinan hidup 1%.
"Buang senjatamu!" teriak pria yang menggendong Venice. Pete yakin bahwa pria ini pemimpin kelompok ini.
Pete kemudian membuang senjatanya. Jantungnya berdegup kencang. Dia hanya berharap Vegas segera menemukan mereka. Dia khawatir Venice terluka.
Venice yang berada dalam cengkraman pria penculik, terus menangis memanggil Pa-nya.
Dua pria dibelakang Pete mendekat. Suara hantaman benda keras terdengar, setelah itu penglihatan Pete menggelap.------
Hari mulai menggelap, peluh bercucuran dari dahi Vegas. Dia ingin marah meluapkan emosinya. Tapi saat ini dia harus tetap berpikir jernih, nyawa Pete dan Venice sedang dipertaruhkan. Pengawal keluarga utama bahkan telah dikerahkan untuk membantu pencarian.
Arm yang ikut dalam pencarian mendekati Vegas." Maaf khun Vegas, sepertinya Pete dan Venice sudah tidak berada di area hutan. Beberapa warga sekitar memberi tau ada sekelompok pria berbaju hitam membawa plastik besar keluar dari area pemukiman mereka. Pemukiman ini dekat dari jalur pendakian."
Plastik besar? Mendengar hal itu, dunia Vegas seperti mau runtuh. Jangan bilang Pete sudah .....
Vegas segera menghapus pikiran itu."Apakah kamu tau kemana arah mereka?"
"Karena area yang di lalui tidak memiliki cctv jadi kami tidak mengetahui arahnya. Tapi seorang warga sempat memotret foto mobil untuk berjaga-jaga dan sekarang kami sedang menelusuri plat mobilnya." jelas Arm panjang lebar.
"Akkhhh." Teriak Vegas frustasi. Jika penculik itu berani menyentuh sehelai rambut Pete, Vegas akan menghancurkan tubuhnya berkeping-keping.
-------
Pete membuka mata, rasa perih terasa didadanya. Bekas cambukan yang dilakukan pria penculik tadi mengeluarkan darah.
" Pa~" isak tangis Venice terdengar.
Saat penculik mengintrogasi dan menyiksa Pete, mereka meletakkan Venice di ruangan yang sama dalam keadaan terikat agar Venice dapat melihat apa yang terjadi pada Pa-nya. Ini seperti mimpi buruk baginya.
Terlebih lagi penculik tersebut terus menanyakan hal yang Pete tidak ketahui."Venice kamu baik-baik saja?"
" Hiks aku baik-baik saja. Tapi Pa terluka."
Pete hanya tersenyum. Dia harus tetap terlihat kuat agar Venice tidak kehilangan harapan. Pete berusaha membuka borgol di atas kepalanya. Keadaannya yang tergantung membuat lengannya mati rasa.
"Apakah kita akan mati, Pa?" tanya Venice.
"Tidak, kita tidak akan mati. Phimu pasti sedang berusaha menyelamatkan kita." Kata Pete berusaha untuk terus optimis. Melihat ke sekeliling, mencari benda yang dapat membuka borgol.
Cklek
Pintu ruangan terbuka. Pria yang menyiksanya masuk.
"Oh kau sudah sadar. Sebaiknya kita lanjutkan masalah yang belum di selesaikan." Pria itu kembali mengambil cambukannya dan mendekati Pete. Pete mulai merasa waspada.
"Jangan sakiti Pa-ku." teriak Venice. Tangisannya yang sempat berhenti kembali memenuhi ruangan.
Pria tadi hanya menoleh sebentar ke Venice kemudian lanjut menghadap Pete.
"Apakah kau sudah mau menjawab? Dimana keluarga itu menyembunyikan tas data kami?
"Aku tidak tau apa-apa. Bahkan jika kau menyiksaku sampai mati pun takkan bisa kujawab. Aku benar-benar tidak tau"