2. Hal Tidak Terduga

2.9K 504 91
                                    

Sesak sekali. Rasanya relung pernafasanku seperti tertahan oleh sesuatu. Aku masih ingat dengan jelas pandanganku yang mengabur sebelum pingsan di dalam danau. Semuanya gelap.

Apa aku akan mati disini? Tidak! Komik kesayanganku belum tamat, dan aku belum menjelajahi lebih banyak doujin yaoi. Ini tak bisa dibiarkan!

Tuhan, sekiranya aku mati sekarang, biarkan aku masuk isekai.

"Banyak dosa bukannya minta ampunan malah ngelunjak pengen masuk isekai. Dasar bocah zaman jigeum." Seseorang berdecak.

Suara siapa itu? Mengganggu doa khusyuk ku saja. Padahal belum selesai aku menyumpah serapahi suara tak dikenal tadi, tapi tubuhku tiba tiba tertarik keatas. Sangat kencang hingga jantungku berdegup keras.

"Noh, makan tuh isekai,"

"...(me)?"

"(Name)..."

"KE ISEKAI!" Aku terlonjak bangun.

Nafasku terburu, menatap sekitar dengan panik. Aku tak mengenali dimana aku berada sekarang. Kamar yang terlihat sedikit kumuh dengan dinding yang mengelupas dan lantainya yang berubah warna. Sangat asing.

Tergeletak sebuah handphone disampingku, mati kehabisan daya. Layar hitam gadget itu memantulkan wajahku. Aku memekik, lalu mencari cermin.

"Sial, ini siapa?" Aku meraba wajahku. Shock dengan perubahan tubuh yang berbeda sekali. Pantulanku di cermin sangat cantik bak model papan atas.

"Apa aku betulan masuk isekai, lalu ini tubuhku yang baru? Wah, bagus sekali," Aku tersenyum lebar, memilin ujung rambutku yang panjang.

Aku membuka ventilasi kecil dikamar kumuh itu. Hawa dingin langsung menerobos, dengan cepat kututup kembali. Mataku menelisik pakaian yang kukenakan. Hanya hodie kebesaran dan hotpants hitam.

Tok! Tok!

Aku menoleh, pintu diketuk dua kali. Ada yang berseru di luar. Tanganku menggapai knop dan memutarnya. Mataku membola.

"Lho, (Name)? Kenapa belum bersiap?"

Aku kenal siapa dua orang yang tengah berdiri di depan pintu. Tentu saja. Detik itu juga aku ingin memukul kepalaku, tak percaya dengan apa yang kulihat.

"Mi-mijin, zin?"

***

Mata itu masih melebar, seakan bisa keluar kapanpun diluar kendali sang empu. (Name) tak bisa berkata kata dengan eksistensi dua karakter komik Lookism dihadapannya.

Udara dingin kembali menyapu. Perempuan bernama Kim Mijin dengan teman lelakinya, Lee Jin Sung, mengusapkan lengan. "(Name), ada apa? Kamu sakit? Wajahmu pucat," Mijin berujar.

(Name) tergagap, "ah, aku-aku baik baik saja,"

"Mijin, mungkin dia tak ingin bersekolah. Tinggalkan saja, dari pada menunggunya kedinginan disini." Zin lebih dulu menjawab dengan decakan malas.

"Aku akan sekolah! Aku butuh waktu untuk mengganti pakaian sebentar, apa kalian ingin masuk?" Ujar (Name) cepat, tak ingin kehilangan kesempatan.

Kedua insan itu masuk kedalam. Bisa dilihat raut wajah Zin yang sedikit mengernyit. (Name) berganti pakaiannya dengan seragam sekolah yang menggantung di balik pintu.

Meski (Name) sedang sibuk dengan kegiatannya dikamar mandi, tapi ia bisa mendengar celotehan Zin yang rusuh. Lelaki itu mengomentari kamar kumuh tempatnya sekarang duduk, hal itu membuat (Name) ingin menjitak kepala Zin.

"(Name) udaranya dingin, kamu yakin hanya pakai hodie?" Tanya Mijin ketika (Name) sudah rapih dengan seragam, siap menyandang tas.

(Name) menggaruk kepalanya pelan. Gadis itu bingung menjelaskan kepada Mijin bahwa ia hanya punya itu dilemarinya. Lalu (Name) mengangguk cepat.

Other Dimensions [LOOKISM X READER]-[ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang