Part 26

20.6K 2K 320
                                    

Hallo guyss, terimakasih atas antusias kalian. Aku berharap kalian tetap setia pada cerita GMTH.

Absen "❤" dulu bestie.

Pertanyaan random

- Pernah bawa hape waktu berak dikamar mandi?
- Pernah berak di sekolah?
- Atau pernah berak di celana?

Follow akun instagram wpesjeruk yuk. guyss. Setiap akan update pasti aku post di sana dulu.

Tandai typo ya, guyss!!!

••••

"Anjing, lo ke kanan, woiii."

"Fuck, main yang bener dong, Ar."

"Santai woii ini gue lagi berusaha."

"Bego, sini gue yang main."

Luna muak mendengar teriak kotor yang hampir keluar tiap menit. Entah game apa yang sedang mereka main sampai ia pun malas mendengar umpatan itu.

Dengan perasaan jengkel, ia memilih untuk berjalan ke luar kamar berniat untuk mencari kesegaran, dari pada berada di kontrakan yang akan membuat ia semakin gila.

Gama yang menyadari bahwa Luna hendak keluar pun, bertanya. "Mau kemana?"

"Keluar," jawabnya singkat.

"Ngapain ke luar si Lun, kita ke sini juga mau deket sama elo, kali." ujar Arka sembari mencolek lengannya. Arka adalah tipe laki-laki yang sering menggoda wanita. Tangan nakalnya itu pun pernah melecehkan seorang gadis yang kini menjadi kekasihnya. Tentunya gadis itu menerimanya karena terpaksa.

Dengan cepat Luna menyingkirkan tangannya menjauhkan dari jangkung Arka. Saat ia ingin menegur lelaki itu, Gama sudah memberikan peringatan dengan mata tajam lelaki itu, sehingga Luna pun mengalah.

"Iya betul, tuh. Janji deh nggak keceplosan lagi." kata Bagas sembari mengangkat dua jari kanannya.

Gama melirik sekilas ke arah Luna. "Biarin aja lah, bro. Terserah dia mau ngapain. Toh istri pembangkang bakal di laknat sama Tuhan."

"Lo yang di bakal di laknat, babi." batin Luna.

Luna memutar bola matanya malas, bukan tidak mau patuh pada Gama hanya saja ia sangat bosan berada di kontrakan itu. Lagi pula Gama pun tidak pernah menganggapnya sebagai istri. Lelaki itu bahkan tidak pernah ijin padanya ketika akan pergi.

Sejak menikah dengan Gama, Luna tidak pernah pergi mengunjungi tetangganya, beberapa kali ia bertegur sapa dengan mereka. Itupun hanya tetangga yang berada di dekat kontrakannya.

Dan kali ini, mumpung ia ada waktu luang, Luna memutuskan untuk berkeliling sampai komplek belakang.

Bibir perempuan itu terangkat melihat segerombolan anak kecil yang asik bermain sembari tertawa. Tawa mereka membuat hatinya damai. Ia jadi membayangkan ketika anaknya seusia mereka, pasti sangat mengemaskan.

Luna jadi teringat, sewaktu kecil setiap minggunya ia selalu diajak oleh David dan Mirna ke taman kota untuk menghabiskan waktu bersama. Rasanya ia sangat rindu pada orang tuanya. Ingin sekali Luna berkunjung ke rumah itu, tetapi rasanya takut dan malu masih menghantuinya. Apalagi kejadian di toko kue itu, dimana mereka bahkan sudah tidak mau menganggapnya sebagai anak, hal itu masih teringat jelas di otaknya. Andai saja waktu bisa diulang kembali, Luna pasti tidak akan semenderita ini.

Tanpa ia sadari ada anak laki-laki berusia 5 yang memakai baju berwarna biru.

"Tante, cantik." panggilnya dengan tatapan mata imut.

Gama : My Toxic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang