Part 22

19.2K 2K 299
                                    

Terimakasih atas antusias kalian, guyss💗🌸💗

Absen nama panggilan kalian yuu😻

Sebut buah kesukaan kalian dongg

•••••

Seorang perempuan cantik terbangun tepat pukul 12 malam. Hal yang pertama ia lebih adalah kegelapan. Sejujurnya ia tidak menyukai kegelapan. Bahkan ia sedikit mempunyai trauma, namun apa boleh buat dia harus menerimanya. Karena suaminya tidak bisa tidak dengan cahaya yang terang.

Dia Luna Felicia Clarence

Hari ini ia berusia 18 tahun.

Perempuan itu menyandarkan tubuhnya di tembok kamar sembari memejamkan matanya dan berdoa dengan air mata yang terus mengalir.

"Hari ini Luna ulang tahun mah, pah. Tapi kalian nggak di sini, hiksss. Luna sendiri." ujarnya dengan memeluk kakinya yang terlipat. Walaupun sedikit kesulitan karena perutnya yang sudah besar.

Di tahun ini adalah kehancurannya. Hampir semua kebahagiaannya hilang tidak tersisa, dengan meninggalkan bekas luka batin, yang amat banyak.

Jika biasanya ia akan merayakan hari lahirnya dengan penuh kebahagiaan, maka di hari ini, ia merayakannya dengan penuh kepedihan.

Flashback

"Happy birthday anak mamah yang paling cantik sedunia. Semoga panjang umur, sehat selalu. Bisa bahagiain mamah sama papah, dan cita-cita kamu tercapai, sayang." ujar Mirna ceria dan memeluk erat tubuh putrinya.

Gadis itu tersenyum lebar, entah rasa bahagianya sudah tidak bisa digambarkan lagi.

"Makasih mah, Luna sayang banget sama mamah." balasnya dengan mencium pipi Mirna.

Melihat dua perempuan yang dicintainya salah berpelukan, maka David pun ikut memeluk mereka. "Happy birthday kesayangan, papa."

Wajah Luna mendongak, tatapan penuh bahagia itu sangat terlihat jelas di sana. "Makasih papa."

Anggota keluarga cemara itu, saling berpelukan memberikan kehangatan yang luar biasa.

Saat ini putri satu-satunya mereka, sudah beranjak dewasa.

"Itu pacar kamu udah nungguin." goda Mirna tersenyum tipis.

Batra, laki-laki yang selama ini menjadi kekasih Luna. Sikapnya yang sangat perhatian padanya membuat ia jatuh cinta pada lelaki itu.

Luna berlari kecil, lalu memeluk tubuh kekasihnya.

Batra pun membalas pelukan itu, "Haii, selamat ulang tahun buat perempuan paling spesial di hidup aku. Kamu adalah perempuan yang berhasil buat aku jatuh cinta sedalam ini."

"Makasih, by. Aku harap kita tetap bersama selamanya." ujar Luna, lalu mencium pipi Batra.

"Tiup lilinnya dulu." suruh Mirna.

Luna menatap mereka. "Semoga Luna selalu bareng sama kalian,"

"Kenapa, Batra?"

"Aku sayang banget sama kamu, Lun."

••••

Lamunnya terhenti, ketika sebuah bantal berukuran besar mendarat tepat di wajahnya. Luna pun meringis kecil lalu menatap sang pelaku.

Walaupun cahaya remang-remang, tetapi ia bisa tau. Bahwa lelaki itu marah padanya.

"Anjing lo, kalo mau nangis di luar jangan di sini! Kebiasaan malam-malem nangis kaya kunti lo!" bentaknya cukup keras.

Gama : My Toxic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang