Part 7

24.5K 2.6K 208
                                    

Lebih suka ayam goreng atau ayam bakar?

Kalian tim ngabuburit sendiri atau sapa temen?

Eh tapi kalo aku nggak suka kemana-mana, enak di rumah. Apalagi baca komen-komen kalian🌸

Komen apa aja dong.

Votenya jangan lupa ya!

Tipikal orang yang  suka cepat update, kalo yang semangatin banyak.

••••

Luna menyetujui permintaan Batra pacarnya. Ralat mantan pacarnya!

Walaupun ia masih tak habis pikir dengan polah pikir Batra dan Gama, bisa-bisanya mereka mempermainkan sebuah ikatan suci janji pernikahan. Tapi apa boleh buat ini pilihan terakhir nya. Ia harus rela hidup bersama laki-laki yang baru Ia kenal tadi malam.

Hari ini Luna akan menikah dengan laki-laki yang tidak dia kenal. Entah latar belakang kehidupannya, sisi gelapnya, kehidupannya saat ini, Luna tidak tau. Pasrah satu kata yang menggambarkan kehidupannya

"Sah."

Air mata Luna langsung menetes. Kata tersebut sudah jelas bahwa ia sudah menjadi istri sah Gama Sebastian. Ia tidak tau apakah suaminya ini baik atau bahkan lebih brengsek dari mantan kekasihnya.

Pernikahan ini di lakukan secara siri, karena umur keduanya yang belum mencapai syarat untuk menikah secara resmi.

Pernikahan sederhana jauh dari ekspetasi nya dulu. Sewaktu kecil Ia membayangkan jika saat dirinya menikah akan membuat pernikahan yang dengan meriah dan penuh kebahagiaan.

Acara berfoto bersama keluarga pun tidak ada. Sungguh malang nasib Luna.

Walaupun papah kandung masih mau manjadi saksi di pernikahan ini. Namun itupun setelah ijab Kabul dia langsung saja pergi tanpa mengucapkan kalimat apapun.

"Selamat Lun." ucap Batra sembari menjulurkan tangannya ke arah Luna.

Plak

Luna menampar keras pipi laki-laki itu sampai wajahnya berpaling ke samping. "Puas kamu!" teriak Luna sembari menangis histeris.

"Luna."

Batra menatap sendu, ke arah perempuan yang amat ia cintai. Apakah ia salah dalam mengambil keputusan ini?

Luna memukul dada Batra berulang kali. "Tega yah, kamu yang minta dan bilang kamu mau tanggung jawab, tapi bodohnya aku yang mudah percaya sama lelaki biadab ini. Aku bersyukur udah lepas dari laki-laki nggak bertanggung jawab seperti kamu Batra!"

"Lun, aku bakal tanggung jawab setelah aku menyelesaikan kuliah ku. Tiga tahun Lun aku pasti kembali buat ambil kamu dan anak kita." ucap Batra sungguh-sungguh.

Kepala Luna menggeleng tak percaya, apa lelaki di depannya ini tidak berfikir bahwa pernikahan bukan lah suatu permainan. Apalagi lagi dirinya jika bukan barang yang bisa saja dibuang lalu diambil kembali.

"Kamu pikir, aku mau nunggu kamu?Nggak usah mimpi Batra! Liat muka kamu sekarang pun aku nggak sudih!"

"Dan kamu pikir aku nggak bisa dapetin kamu lagi?"

"Harusnya kamu tau Lun, aku punya uang banyak, bahkan nggak bisa kamu hitung. Cuma buat dapetin kamu lagi itu masalah sepele."

"BRENGSEK, GUE NGGAK SUDIH!" teriak Luna.

"Aku pergi jaga anak kita baik-baik." Saat Batra hendak mengusap perutku yang masih datar akun pun langsung menepis tangannya. Jijik rasanya ketika tangan laki-laki di depannya menyentuh perutnya.

Gama : My Toxic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang