Bab 8. Eyang Rinjani

1.4K 303 13
                                    


***
Hari ini Calisya ikut dengan ayah dan bundanya serta eyang kakungnya ke rumah opa dan omanya. Mereka akan mengadakan acara reunian.

Perlahan Calisya masuk ke dalam rumah. Rumah opa dan omanya tidak kalah besarnya dengan rumah eyang kakungnya hanya saja rumah opa dan omanya tidak di kelilingi dengan pohon yang rindang. Berbeda dengan rumah eyang kakungnya yang terlihat asri dengan banyak pohon buah yang rindang dan tanaman bunga yang cantik serta halaman yang luas.

"Opa oma," Pekiknya.

"Jangan berteriak Nak." Malika mengingatkan Calisya.

"Cucu oma yang cantik, ayo masuk."

"Ma, ini Malika bawakan kue. Maaf ya ma, Malika gak bantuin mama persiapkan acara ini. Calisya gak bisa di tinggal, lukanya masih belum kering dan dia belu. Boleh banyak bergerak tanpa di awasi."

"Ih bunda, Calisya yang salah nih."

"Udah gak apa, cucu oma gak akan salah." Dina mengelus pipi Calisya dan membimbing Calisya masuk ke dalam. Calisya duduk di sofa sambil menunggu tamu yang merupakan teman dan opa oma dan eyang kakungnya datang.

Setengah jam kemudian mulai terdengar suara-suara mobil masuk ke dalam halaman. Calisya melihat dari jendela dan tersenyum saat melihat teman-teman dari opanya. Mereka sudah tua tapi tampak bersemangat.

Opa oma menyambut mereka dan juga eyang kakungnya.
"Wah siapa gadis cantik ini?" Tanya seorang wanita yang merupakan teman dari opa omanya.

"Calisya eyang." Jawab Calisya.

"Cucunya Stanley dan Dina?"

"Iya, cucu eyang Arga juga." Jawab Calisya. Dia tidak akan melupakan jika dia cucu eyang Arganya.

"Cantik sekali."

"Eyang putri juga cantik tapi bolehkan di panggil eyang putri?"

"Tentu saja boleh, gak nyangka kamu cucu Arga."

Calisya tersenyum, dia bangga menjadi cucu eyang Arganya.

"Rinjani." Arga menyapa wanita yang sedang duduk di samping Calisya.

"Arga."

***

lANJUTAN KISAHNYA ADA DI CABACA.

AYO CUSS KE SANA GUYS

Marriage After AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang