"Sama seperti bintang di langit malam, kau bersinar sekali lagi."
-Aldebaran Daffa Ardiansyah-
...
Kaki jenjang itu bergerak maju menapaki trotoar, kedua sudut bibirnya terus terangkat membentuk bulan sabit, sangat jelas tercetak kebahagiaan di paras cantik itu.
Tangannya merogoh dua buah gantungan tas kecil berbentuk kelinci dengan warna yang sama, bibirnya mengeluarkan kikikan kecil, "Kira-kira Bagas suka, nggak, ya?"
"Pagi, Kei."
"Eh?" Mata gadis itu mengerjap begitu seseorang menarik tudung hoodie yang ia pakai hingga menutupi kepalanya.
Tepat di gerbang sekolah yang bertuliskan SMA Galaksi, Kei—gadis itu—membeku dengan mata bambi menatap lurus pada punggung tegap milik pemuda yang tadi menarik tudung hoodie-nya.
"Kei! Lo bawa dasi?"
Kembali tersentak saat sebuah tepukan hinggap di bahunya, Kei menggeleng pelan. Atensi gadis itu segera teralih pada gadis bermata kucing di hadapannya, "Kenapa, Van?"
Vania si pemilik nata kucing itu mendengkus, "Lo bawa dasi dua?" ulangnya.
"Mampus!" Secara otomatis tangan Kei menyentuh dadanya, mencari keberadaan atribut wajib yang merupakan komponen utama untuk mendapatkan izin masuk ke dalam sekolah tanpa hambatan, dan benda itu tidak ada di tempatnya.
Kedua gadis itu meringis pelan seraya memandang kumpulan siswa beralmamater OSIS yang seolah sudah siap memberi mereka hukuman.
"Eh, itu ada cowok lo, Kei!" Vania berseru dengan antusias begitu netranya menangkap sosok pemuda berkulit tan tengah berjalan ke arah gerbang.
Senyuman tak bisa Kei tahan, "Bagas, aku gak bawa das—"
"Lo kenapa gak masuk, Van?"
Mulut Kei seketika kembali mengatup, menatap tak percaya kekasihnya yang lebih memedulikan wanita lain.
Sementara itu, Vania dengan tidak tahu malunya malah bergelayut manja di lengan kekar pemuda itu, "Gas ... gue gak bawa dasi, izinin masuk, ya?"
"Hm? Dasi?" Pemuda itu merogoh saku celananya, "Kebetulan gue bawa dua, kalo lo mau ... pake aja, gih!"
Dia adalah Arrian Bagaskara, pemuda tampan dengan kulit tan, Ketua OSIS SMA Galaksi yang juga menjabat sebagai kekasih Kei si Primadona Galaksi.
"Bagas?" panggil Kei, masih dengan rasa tercengangnya, suara gadis itu bahkan sedikit tercekat.
Nampak tubuh Bagas terlonjak, "Lho, Kei? Sejak kapan kamu di sini?"
Tangan Kei mengepal, "Aku ada di sini bahkan sebelum Vania datang." Tatapannya beralih pada dasi yang sudah menggantung rapi di leher Vania, "dan aku yang nanya duluan soal dasi, tapi kamu ...."
Bagas mengikuti arah pandang Kei, mata tajam pemuda itu beralih pada wajah Vania yang tersenyum lebar.
"Selesaiin urusan rumah tangga kalian, gue masuk duluan," ledek Vania sambil menepuk singkat bahu Bagas sebelum berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK TEMU
Teen Fiction"Kita saling bertolak belakang, berjalan dengan arah berlawanan sampai tak menyadari bahwa kita telah mengitari takdir dan berakhir di sebuah titik temu." Bertolak belakang, sangat cocok untuk menggambarkan Kei dan Daffa. Bagaikan siang dan malam, k...