Part 4

1 2 0
                                    

2 kata buat readers.
Selamat Membaca / Happy Reading <3






(Tanpa foto! Nonmaap, fotonya sedang tidak ingin difoto. Ok)






*

"Assalamualaikum..."

"Walaikumsallam. Eh Dita sama Mel"

Hari minggu ini, Dita dan Mel datang kerumah Cia. Bermaksud ingin weekend bersama katanya. Biasa, cewek kalo udah hari weekend. Paling gak bisa cuma diam dirumah. Tanpa pacarpun jadi.

"Ayo masuk!" Mery, Bunda Cia mempersilahkan mereka masuk.
"Jangan sungkan! Anggep aja rumah Bunda. Kan memang bener" katanya terkekeh

Biar gak canggung saja. Habisnya sudah berulang kali mereka kesini, masih aja sungkan dan terlihat pemalu. Mery saja yang sudah sangat hafal betul dengan Dita dan Mel, menyuruh keduanya untuk memanggil dengan sebutan Bunda. Bukan Tante. Ia tak ingin dipanggil Tante. Macem Tante girang sajalah menurutnya, jika dirinya dipanggil dengan embel-embel tante.

"Cianya ada kan Bun?" Tanya Dita, saat dirinya sudah mendudukkan diri di sofa pada ruang tamu
 
Mery menjawab "Ada kok, mungkin si Cimoy lagi mandi"

Yang dikatakan Bundanya itu benar. Mana bisa Cia jam segini sudah siap dengan penampilannya. Apalagi ini hari weekend. Bertambah males untuk beraktivitas di pagi hari.

"Cia jam segini baru mandi Bun?"
"Sama dong kaya Mel. Mel juga kalo weekend, mandinya suka siang. Berhubung kita ada janji, makanya Mel siap-siap lebih pagi. Itu juga harus kena omelan dari Ndit dulu. Pagi-pagi jam tujuh, Ndit kerumah Mel. Terus suruh Mel buat siap-siap. Padahal kan mata Mel masih ngntuk banget. Soalnya semalem habis maratonan nonton Drakor" Oceh Mel panjang lebar. Berakhir dengan kalimat curhat.

Dita menyenggol lengan sebelahnya Mel, "Astaga Mel, kenapa malah jadi curhat si. Malu tau sama Bunda Mer" ujar Dita.

Mendengar ocehan Mel panjang dua kali lebar. Membuat Dita tak enak hati pada Bundanya Cia. Karena ia kesini untuk menyampar anaknya. Bukan untuk curhat kepada Bundanya.

Akibat kalimat Mel yang panjang nya berkilo-kilo, membuat Dita merasa malu atas sikap temannya satu ini. "Hehehe maaf ya Bun, si Mel orangnya emang suka lepas kontrol"

Mery tertawa mendengar tuturan Mel dan Dita barusan. "Gapapa, santuy aja kali Dit. Kaya sama siapa aja. Ya ngga Mel?"

Dan disitu, Mel hanya bisa tersenyum kikuk:v

Mereka bertiga terus berbincang dan bertukar cerita satu sama lain. Sambil menunggu Cia keluar. Tak ingin bosen, makanya berbagai kisah absurd mereka ceritakan. Mery yang juga ikut menemani Dita dan Mel, mulai asik terhanyut dalam beberapa cerita absurd mereka. Ralat, lebih tepatnya si hanya Mel yang terlalu banyak bersuara. Dita, gadis itu hanya ikut saja dalam pembahasannya.

Sudah hampir setengah jam, mereka menunggu kedatangan Cia. Karena terlalu asik dengan pembahasan, hingga tak menyadari bahwa sudah terlalu lama mereka menunggu.

Sebenarnya Cia mandi apa sekalian cosplay buat jadi duyung si?

Disuruh mandi paling susah. Tapi giliran lagi mandi, lama nya minta nambah. Jika bukan begitu, bukan Cia namanya.

1 menit kemudian..

2 menit berlalu..

Hingga akhirnya.....

"Woyy! Lo berdua mau keluar sama Gue, atau curhat sama Bunda si? Asik amat romannya, sampe gak kedip tuh mulut."  Sebenarnya tuh dia yang salah. Tapi kenapa ngomelnya ke mereka semua ya?? Ah sudahlah, memang definisi sahabat tanpa rasa bersalah.

RECIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang