Part 2

10 2 0
                                    

Pak Camat makan merica, Selamat Membaca <3

Arghhh Revan makin cakep dehhh:(

Aku memang tertutup, namun denganmu Aku bisa membuka semuanya: Revano Aldrin Nugraha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memang tertutup, namun denganmu Aku bisa membuka semuanya: Revano Aldrin Nugraha






***
Bel pulang sekolah. Waktu yang sangat ditunggu oleh semua murid. Berhamburan untuk pulang ke tempat asal mereka. Merebahkan diri pada benda empuk yang sering jadi teman saat lelah.

"Van, ntr datang kan ke sirkuit?"

"Tempat biasa kan?"

"Yoi"

Saat Revan akan bergegas untuk merapikan beberapa buku, terdengar suara sentakan tangan yang menepuk belakang bahunya. Teman karibnya, yaitu Kevin Gerald. Teman yang selalu menjadi pesaing nya saat di sirkuit.

"Oke Gue datang!"

"Sipp"

***

Hari sudah gelap. Berganti dengan terangnya bulan dan bintang.

Revan baru saja sampai rumah, pukul 23.45

Sifat lain dari dirinya adalah, pulang malam dengan alasan untuk nenangin pikiran. Untuk masalah pribadinya, ia memang sangat tertutup. Ia pun jarang atau tidak pernah sama sekali untuk menceritakan semua problem dalam hidupnya. Tak terkecuali kepada teman terdekat nya. Karena menurut nya, semua masalah yang kita alami hanya kita sendiri bisa mencari solusinya.

Saat dirinya akan melangkahkan kaki menuju kamarnya. Tepat saat ia sampai pada ruang tengah, terdengar suara keributan. Sangat tak asing ditelinga nya. Suara yang selalu ia dengar setiap dirinya pulang tengah malam. Mungkin ini menjadi alasan ia yang sering memutuskan untuk menenangkan pikirannya.

"Harusnya kamu jadi ibu rumah tangga yang bisa urus rumah, suami sama anak kita! Bukan malah pulang malam terus seperti ini!"

"Mamah juga pulang malam demi kita Pah, buat melengkapi segala kebutuhan kita"

"Apa kurang gajiku selama ini? Hingga kamu lebih memilih untuk bekerja daripada diam dirumah?"

"Pah!.. apa salah kalau Mamah jadi wanita karir?"

"Aku tidak menyalahkan kamu untuk menjadi wanita karir, asal kamu sempatin waktu untuk keluarga Ralinee!!"

"Mamah selalu sempatin waktu juga Pah, buat kita dan buat rumah"

"Apa kamu bilang? Sempatin waktu. Bahkan kamu aja pulang selalu malam. Hari libur juga kamu selalu ngantor. Dimana kamu bilang sempatin waktu?"

"Papah juga sama. Pulang malam. Dan hari libur juga selalu ngantor"

"Aku kepala keluarga disini. Sudah seharusnya ini semua menjadi tanggung jawab aku untuk mencari nafkah"

Tak ingin ambil pusing, Revan berpura-pura untuk tidak mendengar keributan diantara kedua orang tuanya. Ia pun melenggang pergi begitu saja. Tanpa melihat mereka yang sedang berseteru.

RECIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang