27. Kembali Terjebak

116 9 2
                                    

"Silakan, Tuan," ucap Dario menjamu Jayson di ruang kerjanya.

Karena datangnya rombongan Jayson agak menganggu di tengah operasi rumah hiburan tersebut, pada akhirnya Dario mengundang terlebih dahulu Jayson untuk menuju ruang kerjanya. Dario sebenarnya agak merasa gelisah dengan apa yang sebelumnya Jayson tanyakan pada dirinya. Ia bingung sekaligus merasa penasaran mengapa Jayson tiba-tiba datang dan menyerukan sebuah pertanyaan sekaligus berupa tuduhan tersebut.

"Aku tidak perlu basa-basi. Katakan sekarang juga, di mana putriku berada," ucap Jayson menolak untuk menerima ramah-tamah yang ditunjukkan oleh Dario saat ini.

Dario menghela napas. Saat ini, di ruang kerja tersebut hanya ada Dario dan Jayson. Sementara Axel dan para bawahan yang dibawa oleh Jayson, kini berbaris dengan rapi di luar ruangan. Tentu saja dengan suasana yang terasa tegang dan canggung. Mengingat jika memang satu sama lain saling mengawasi, dan waspada.

Kembali ke dalam ruang kerja Dario. Kini Dario pun bertanya, "Sejak awal, aku tidak pernah mengenal atau mendengar jika ada seseorang yang bernama Reva berada di rumah hiburanku ini, Tuan."

"Jangan berbohong. Aku sudah mendapatkan informasi yang sangat terpercaya dari seorang informan yang juga bisa dipercaya. Menurut informasi tersebut, putriku memang tinggal di sini, dan bahkan bekerja di sini. Sungguh mustahil kau tidak mengenalnya," ucap Jayson mendesak Dario.

Dario mengernyitkan keningnya. "Tapi, aku memang tidak mengenal seorang gadis bernama Reva. Jika memang Tuan tidak percaya dengan apa yang saya katakan, Anda bisa menanyakan pada yang lain, apakah ada yang bernama Reva tinggal di sini atau tidak," ucap Dario mempersilakan Jayson untuk bertanya pada yang lain.

Namun, Jayson malah mendengkus, tampak mengejek Dario. Lalu Jayson berkata, "Apa mungkin, kau pikir aku bodoh? Sudah jelas, kau pastinya sudah membuat semua pekerja di rumah hiburanmu ini untuk tidak membuka mulut terkait masalah ini."

Dario mulai merasa tidak sabar menghadapi Jayson yang sangat keras kepala ini. Padahal, Dario berusaha untuk menahan diri sebaik mungkin untuk mengendalikan emosinya. Sebab Dario sendiri sudah pernah mendengar nama Jayson, sebagai salah seorang pebisnis yang cukup berpengaruh di kota tersebut. Mengingat dirinya memiliki sebuah bisnis pengolahan kain terbesar di kota tersebut dan sekitarnya.

Namun, ternyata Jayson juga tidak bisa menahan diri untuk merasa kesal. Ia sangat kesal karena Jayson masih saja bersikeras bahwa tidak ada seseorang yang bernama Reva di sana. Padahal, kenyataannya, Jayson tahu dengan jelas bahwa Reva memang berada di sana. Tepatnya, saat ini Dario tengah berusaha untuk menyembunyikan Reva. Jayson sungguh merasa kesal, karena ternyata putrinya selama ini bersembunyi di sana. Padahal Jayson sudah mencari keberadaan Reva ke sana ke mari.

Namun, ternyata putrinya malah bersembunyi di tempat yang sangat tidak terduga seperti ini. Karena itulah, Jayson sudah sangat tidak sabar untuk mendesak Dario menunjukkan di mana putrinya tengah bersembunyi. Bahkan Jayson berkata, "Lebih baik, kau segera mengatakan di mana keberadaan putriku. Jika kau masih bersikeras untuk menyembunyikan keberadaannya, maka aku akan mengobrak-abrik tempat bisnismu ini untuk mencari putriku seorang diri."

Saat itulah, Dario tidak lagi bisa menahan diri. Ia pun menyilangkan kakinya dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Ternyata kau sungguh keras kepala. Sudah kukatakan, jika gadis bernama Reva tidak berada di sini," ucap Dario tidak lagi mau mengunakan bahasa formal.

Lalu Jayson pun mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto Reva. Jayson berkata, "Lihat baik-baik, dan katakan padaku, di mana gadis ini berada. Jika kau masih berusaha untuk mengelak, maka aku tidak akan berpikir dua kali untuk segera mengerahkan anak buahku untuk mencari ke seuluruh sudut bangunan ini."

Tentu saja Dario tahu jika saat ini Jayson tengah berusaha untuk mengintimidasi dirinya. Namun, intimidasi tersebut sama sekali tidak berpengaruh pada dirinya. Dario sama sekali tidak merasa terintimidasi, tetapi saat ini Dario tergelitik untuk melihat wajah dari putri Jayson. Saat itulah, Dario hampir terkena serangan jantung. Sebab dirinya sadar betul, jika ternyata dirinya mengenal putri dari Jayson. Hanya saja, dengan nama yang berbeda.

Gadis yang dicari oleh Jayson saat ini ternyata tak lain adalah Iris, kekasih Dario sendiri. Dengan mudah Dario pun menghubungkan situasi saat ini dengan keadaan di mana sebelumnya Iris melarangnya untuk mencaritahu mengenai dirinya. Itu artinya, saat ini memang sudah jelas bahwa kekasihnya yang manis, memang menyembunyikan jati dirinya yang asli. Meskipun menyadari hal tersebut, Dario tidak menunjukkannya di raut wajahnya.

Dario berhasil mengendalikan ekspresinya dengan sangat baik, lalu dirinya pun berkata, "Aku tidak mengenalnya."

Jayson berdecak. "Baiklah, kalau begitu, biar aku yang mencarinya sendiri di bangunan ini," ucap Jayson.

Dario yang mendengar hal itu pun berkata, "Aku tidak akan melarang. Tapi, aku akan memberikan sebuah peringatan. Jika kau atau anak buahmu berani bertindak kurang ajar dengan melangkah lebih jauh daripada ini, maka aku tidak akan segan untuk memanggil pihak yang berwajib. Mengingat kalian sudah jelas memasuki area pribadi tanpa izin, dan melakukan pengrusakan properti."

Jayson tentu saja menampilkan ekspresi yang sangat kesal. Sebab kini Dario sudah jelas berusaha untuk mengintimidasi dirinya balik. Lalu Jayson bertanya, "Apa kau pikir, aku akan takut?"

Dario menyeringai tipis sebelum menjawab, "Jika tidak, maka silakan lakukan apa yang barusan sudah kau katakan. Lalu kita lihat siapa yang akan rugi nantinya."

***

Reva kini sudah berhasil ke luar dari banguna rumah hiburan milik Dario dengan bantuan yang diberikan oleh Gina padanya. Gina memberitahukan sebuah jalan ke luar yang ternyata juga tidak banyak diketahui oleh para pekerja yang sudah lama bekerja di sana. Kini Reva mengenakan jaket bertudung dan sebuah masker yang memang sengaja ia gunakan untuk menyamarkan identitasnya. Dengan uang yang ia miliki saat ini, Reva memilih menuju terminal bus, agar dirinya bisa bergegas pergi ke luar kota sekarang juga.

Reva tidak tahu apakah ini adalah keputusan yang tepat, tetapi hal yang paling penting saat ini adalah Reva harus melarikan diri agar menghindari cengkraman sang ayah yang sudah berada begitu dekat dengannya. Terlepas benar atau tidaknya Dario akan melepaskan dirinya dan mengembalikannya pada sang ayah, dengan bayaran uang yang besar, Reva berpikir jika memang dirinya tidak lagi bisa berada di sana. Ayahnya sudah mencurigai tempat tersebut, ia pasti akan melakukan hal apa pun untuk mengobrak-abrik tempat tersebut untuk menemukan keberadaannya.

Reva menyeka air matanya, dan melihat karcis bus yang berada di tangannya. Ia pun melangkah untuk mencari bus yang sesuai dengan karcis tersebut. Namun, tanpa disangka seseorang menyelinap ke belakang Reva. Lalu Reva dibuat terkejut dengan bekapan mendadak yang menutup hidung dan mulutnya. Tentu saja hal tersebut juga diiringi oleh aroma menyengah yang membuat kepalanya pusing bukan kepalang. Reva tentunya tidak menerima hal itu begitu saja.

Reva memberontak dengan sekuat tenaga untuk melepaskan diri. Namun, Reva tidak bisa melakukan hal itu. Ia malah mendengar suara yang sangat ia benci yang berkata, "Dasar bodoh, kau kembali masuk ke dalam jebakanku, Reva."

Saat ini Reva melemparkan tatapan penuh kebencian pada sosok Esther yang berdiri di hadapannya dengan penuh percaya diri. Esther melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Reva dengan kesan meremehkan. Lalu Esther pun berkata, "Tapi tak apa. Sebab kebodohanmu ini, membuatku kembali mendapat untung. Ayahmu akan membayar besar atas jasamu yang membawamu kembali ke tengah keluargamu."

Lalu setelah itu, Reva pun tidak lagi bisa mendengar atau mengingat apa pun lagi. Sebab Reva kembali jatuh tidak sadarkan. Namun, air mata tampak menetes dari sudut matanya saat dirinya jatuh tidak sadarkan diri. Reva merasa jika dunia benar-benar tidak adil padanya. Sebab kini, Reva harus kembali jatuh ke dalam sebuah jebakan yang pada akhirnya akan membawanya kembali ke dalam cengkraman sang ayah.

Seratus Hari Bersama Pria SeksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang