PART XI

223 10 0
                                    

(Dua tahun kemudian)

"Bagaimana perasaan anda akan melakukan konser International perdana anda di sini?" Tanya seorang wartawan bule dalam bahasa Inggris.

Hari ini konfrensi press terkait penyelenggaraan Konser Internasional Penyanyi Indonesia di Paris digelar. Wartawan lokal Prancis, Eropa, bahkan yang dari Indonesia datang lansung menghadiri.

"Saya tak tahu perasaan saya hari ini. Karna kata 'Happy" saja tidak cukup untuk menggambarkannya." Kata sang penyanyi menjawab dengan Bahasa Prancis yang fasih.

Hal itu membuat wartawan terpukau. Sebuah kata pengenalan yang menakjubkan.

"Anda lebih fasih Bahasa Perancis daripada English." Celetuk wartawan lain.

"No no, I can speak six different languages. English, Franch, Germany, Mandarin, of course Indonesia, and also Arabian." Jawab penyanyi itu lugas. Yang disambut senyuman sumringah para wartawan yang hadir.

Penyanyi itu adalah Widi. Setelah kesuksesan lagu pertama yang dinyanyikan pada sebuah sound track film. Membuat salah satu produser musik besar Indonesia tertarik dengan bakat yang dimilikinya.

Pasca rilis albumnya yang meledak. Karir Widi terus menanjak naik. Sebagai aktris dan juga penyanyi solo. Kesuksesannya di tanah air ingin juga dilanjutkannya di kancah Internasional. Tiga bulan yang lalu, seorang promotor musik di Paris membuka jalannya untuk Go Internasional.

Setelah persiapan yang cukup matang selama tiga bulan. Mimpi itu akhirnya terwujud. Konser itu akan diadakan esok di sebuah Gedung Konvension terkenal di Paris.

Setelah beberapa sesi tanya jawab dan foto-foto pada kenfrensi Pers. Rombongan pun kembali menuju hotel yang tidak jauh dari gedung itu. Mereka melewati sebuah ruangan yang cukup besar di dalam gedung. Biasa digunakan untuk pameran. Suasananya cukup ramai pada siang itu.

"Apa gedung ini sesibuk seperti ini terus setiap harinya?" Tanya Widi pada seorang perempuan yang mendampinginya.

Mereka berjalan bersisian bertiga. Widi, Gita managernya, dan Bu Susi salah seorang wakil dari kedutaan Indonesia di Prancis.

"Tergantung jika ada acara atau pameran disini." Jawab Bu Susi.

"Oh ya, aku lupa memberi tahu. Bersamaan dengan konser Widi ini. Juga diadakan pameran lukisan di gedung ini. Pelukisnya orang Indonesia juga." Lanjut Bu Susi antusias.

"Benarkah, wah hebat dong ada orang kita yang bisa menjadi pelukis di sini." Tanggap Gita.

"Tapi jika pengunjungnya seramai ini. Berarti ia juga cukup terkenal di Prancis." Lanjut Gita.

"Bukan hanya di Prancis lo Git, ia terkenal di Eropa." Tukas Bu Susi.

Widi yang tadi hanya diam. Sedikit tertarik dengan pembicaraan ini.

"Kenapa namanya Indonesia jarang disebut. Jika ia seterkenal itu di Eropa?" Tanya Widi.

"Begitulah orang kita di tanah air. Mereka belum begitu menghargai karya lukis. Tapi begitu antusias dengan berita kontroversi artis."

"Lain dengan Eropa terutama Prancis. Dimana sebuah karya seni begitu dihargai. Bahkan popularitas mereka tak kalah dibandingkan dengan selebritis lain." Jelas Bu Susi.

"Hmmm, gue juga ingat pernah mendengar ada seorang pelukis Indonesia yang berkarir di luar negri diundang pada sebuah Talk Show. Kebetulan acara gue sebelum dia. Tapi, ya gak banyak yang ngeh kayaknya." Tambah Widi mengingat.

"Ia juga anak seorang pelukis terkenal di Indonesia semasa hidup." Tambah penjelasan Bu Susi.

"Waw, memang gen gak bisa berbohong." Kata Gita.

KALA CINTA MENGGODA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang