chapter Tujuh

126 26 7
                                    

Ni hao !!

Gimana, gimana kabar kalian semua baik kan?

Kayanya nya chapter kali ini beberapa pakai bahasa baku.

*****

"Ini Pa Satria, manuel kamu denger saya kan ? "

Marchael tersenyum tipis untuk merespon panggilan itu, lalu kegelapan menghampiri-Nya.

******

Manuel bernapas lega ketika melihat kebelakang tidak ada siapa-siapa.

Dia mendudukkan dirinya di rerumputan bawah pohon sambil melihat ke atas, langit yang cerah tadi kenapa tiba-tiba jadi mendung, pikir Manuel sambil mengerutkan dahinya, bingung.

Manuel menghela napas kasar sambil menggelengkan kepala-Nya. "Bu, nuel kangen, kapan kita ketemu lagi?Manuel cape bu, "lirih Manuel sambil menutup matanya secara perlahan untuk menghilangkan pusing yang tiba-tiba datang.

" MARCHAEL KAMPRETT!! GUE NYARIIN LO KEMANA-MANA, "maki Seseorang terdengar dari kejauhan entah siapa yang Dia maki.

Manuel mengabaikannya lagi pula yang dipanggil bukan namanya. Dia menghela napas sebentar lalu berusaha berdiri walaupun pengelihatan buram dan nafas nya memburu.

" ku mohon jangan sekarang, jangan sekarang..!! "Manuel membatin tubuhnya bersandar di pohon belakang nya.

*******

Hal yang terakhir Marchael ingat dia berada di tengah lapangan lalu tubuhnya hampir ambruk ketanah tapi seseorang sempat menahan tubuhnya, siapa nama paman paman yang mengejar nya tadi, ah Satria benar Satria dia ingat sekarang.

Tapi tunggu kenapa dia melihat langit-langit ruangan ini berbeda dengan kamarnya ya?

Marchael melihat sekeliling netranya bahkan masih menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra-Nya.

Sial, apa ini semacam penculikan? Dimana dia sekarang, bahkan dia pun tidak tau. handphone nya, dimana handphone nya, Dia meraba ke kantong jaket berharap disana ada handphone milikNya, nihil dia tidak mendapat apa yang dia cari sedari tadi, jadi bagaimana sekarang? Pasrah?

Marchael memejamkan matanya, benar-benar menjengkelkan, kenapa Dia harus pingsan segala? Pikir-Nya jengkel sambil berdecak kesal.

Ini pertama kalinya Dia pingsan seumur-umur dan rasanya aneh dan linglung....mungkin?

" sudah sadar? "Suara seseorang membuat Marchael langsung membuka matanya, spontan.

" ayah panggil dokter, tunggu sebentar."

Marchael cengo saat mendengar kata Ayah, Ayah? Ayah siapa?dia?

"Manuel? "

Marchael tersentak lalu memandang lurus kedepan, lalu reflek menjawab.

"Hah? " Marchael menatap mereka satu persatu di sana ada pa satria? Jika tidak salah ingat, lalu ada orang yang menyapanya tadi saat sadar, dan seseorang dengan jas putih bersih pasti bisa di tebak jika itu seorang dokter.

"masih pusing ? Atau merasa ada yang tidak enak bicara pada ayah, " orang yang menggunakan jas formal dan berada di tengah-tengah, yang sempat menyapanya saat sadar tadi memandang kearah Marchael dengan wajah serius, Marchael bisa melihat jika di dalam mata lelaki paruh baya itu ada sebuah kekhawatiran.

"Manuel maaf, "seseorang dengan jas putih mulai memeriksa Marchael dengan serius sambil mengatur kecepatan cairan infus menjadi sedang.

" hanya terlalu kelelahan, dan kurang tidur,"Dokter itu tiba tiba bersuara, melirik kearah dua orang yang mengamati nya sedari tadi.

Orang yang menggunakan jas formal itu mengangguk singkat lalu melangkah kearah Marchael yang masih berbaring.

" mari, biar saya antar, "Satria tiba-tiba bersuara membuat Dokter tadi mengangguk lalu melangkah menuju pintu kamar bersama dengan Satria.

Fokus Marchael teralih kepada seseorang yang duduk di kursi samping ranjangnya.

" jadi Manuel, bisa jelaskan kenapa kamu sampai sakit lagi? "

Marchael memandang orang itu untuk sepersekian detik, orang yang mengaku sebagai ayahnya dan memanggilnya dengan nama Manuel terus-menerus padahal kenal saja tidak dengan orang yang bernama Manuel,Manuel itu.

"Oke mungkin lain kali, kamu bisa istirahat sekarang. Jika butuh apa apa kamu bisa menelpon, handphone mu ada di laci, " orang tadi beranjak dari duduk nya lalu melangkah kearah pintu, tapi sebelum keluar Dia kembali berbalik melihat kearah Marchael lalu bersuara.

"Oh iya ayah hampir lupa.. "

******

"Bagaimana keadaan nya? " seorang wanita paruh baya berjalan cepat dengan raut cemas.

"Masih di periksa tan, mungkin sebentar lagi selesai, " salah satu dari dua remaja itu menyahut.

"Udah kakak tenang aja, pasti dia gak papa lagi pula Dia udah di periksa dokter, kita tunggu di ruang tamu aja kak, " wanita lain yang lebih muda bersuara, lebih tepatnya membujuk sang kakak agar mau menunggu di ruang tamu.

"Tapi gimana kalau..... "




Bersambung.....

Papay ..ヾ(^-^)ノ♡

Jangann lupa vote!!!

Thanks for Reading guys

Di ketik tanggal:31 Juli 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bolehkah, Egois? (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang