chapter dua

197 30 8
                                    

Hay hay hay saya kembali

Semoga suka ya

Jangan  lupa vote

Jangan lupa komen juga

Dan follow pasti nya....

Oh iya jangan lupa masukin perpus kalian ya

_____________________________

Tiba-tiba saja ada suara sesuatu yang terjatuh, Marchael dan Riri saling pandang beberapa saat, lalu tak lama Marchael bangkit dari duduknya dan berlari kecil untuk melihat apa yang terjadi di depan, Riri juga ikut menyusul takut kalo sesuatu terjadi.

"Bu, ada ap-" belum sempat Marchael menyelesaikan pertanyaannya.

Netra Marchael dan Riri malah diperlihatkan kejadian yang membuat Marchael ingin tertawa kencang.

Gio dan Langit tersungkur ke lantai, 2 senti lagi wajah Gio akan mencium lantai sedangkan Langit seperti dia beruntung jatuh di atas Gio.

"Berat njir, pinggang gue,"keluh Gio saat merasa pinggang nya berat.

" huh kok kagak sakit ya? "Gumam Langit.

" lo timpa badan gue njir, cepet bangun atau gue tabok,"Gio kesal, badannya sakit gara gara di timpa oleh Langit.

"Bentar gue lagi nyaman ini, " balas Langit sambil memejamkan matanya.

Sedangkan Marchael sudah cekikikan tak jelas melihat kejadian ini, Riri dan juga Dewi yang kita kenal sebagai tante dan juga ibu Marchael hanya memandang malas melihat kelakuan 2 teman Marchael ini.

"Udah Lang, lo pindah kasian tuh Gio entar jadi gepeng, " ucapan Marchael tersedat sebentar karna ingin menetralkan tawanya.

" cepetan pindah, "ucap Gio sambil menggoyangkan badannya yang masih telungkup.

" iya, iya sabar kek elah, "ucap Langit sambil bangkit dari posisi tidurnya.

" sabar...sabar gimana mau sabar, sakit nih pinggang gue, "ucap Gio lalu bangkit sambil meregangkan pinggang nya yang sakit.

" aduh. "

Rintih Langit saat mendapat jitakkan sayang dari tangan orang yang berada di samping nya.

"Lo kok nge jitak gue sih, "ucap Langit sambil mengelus kepalanya yang di jitak kencang oleh Gio.

" lo sih udah tau gue ada di bawah lo malah diam aja kagak pindah lagi, sakitkan pinggang gue jadinya, "oceh Gio sesekali meregangkan pinggang nya.

Riri, Dewi Dan Marchael hanya memandang mereka tanpa ada minat untuk memberi tahu kalo ada orang lain di sini.

" eh iya ada tante, assalamu'alaikum, "ucap Gio lalu mencium tangan Riri dan Dewi bergantian.

" sama gue, "ucap Marchael sambil menjulurkan tangannya lalu disambut oleh Gio.

Hampir saja Gio mencium tangan Marchael, dia seketika sadar jika sedang di kerjain oleh Marchael.

" heh. "

Ucap Gio lalu langsung menghempas tangan Marchael. Sang empu malah terkekeh begitu juga Langit, Riri hanya memandang datar mereka sementara Dewi hanya tersenyum simpul melihat kelakuan Marchael.

"Lo pada kesini mau apaan? "

"Biasa Chael," jawab Gio diangguki oleh Langit.

Marchael paham apa yang di maksud Gio langsung mengangguk lalu netranya melirik kearah tante dan juga ibunya yang juga sedang memandangnya seakan meminta penjelasan.

"Marchael ada urusan nih bu, tan kalo gitu Marchael pamit. Assalamu'alaikum, "ucap Marchael sambil mencium tangan ibu dan tantenya bergantian di ikuti Langit dan juga Gio.

Lalu setelah itu Marchael dan yang lain cepat cepat pergi dari sana tanpa menunggu balasan dari Riri dan Dewi.

" duh mba, Mba dulu pas hamil dia ngidam apa sih kok gini banget keponakan aku, "ucap Riri sambil memandang Marchael yang jauh membawa motornya.

" mba juga bingung Ri dulu perasaan mba cuma denger Sholawat, "balas Dewi sambil menggelengkan kepalanya saat melihat kelakuan Marchael, dia tidak habis pikir dengan kelakuan Anaknya itu ditambah teman teman gaibnya eh mereka manusia.

" yaudah yu mba kita selesai urusan dapur dulu, "ajak Riri di angguki Dewi lalu mereka melangkah menuju dapur sambil membicarakan sesuatu.

*****

" bukannya mama udah bilang kamu itu gak boleh keluar sendiri, kamu itu harus nurut sama mama kalo mama biarin kamu keluar sendiri yang ada kamu malah-"ucap Karina terpotong karna ketukan pintu.

"Nuel...kamu di dalam kan ayah boleh masuk gak? " tanya Bayu dari luar, sedangkan di dalam Karina panik dan menyuruh Manuel untuk cepat-cepat mengganti pakaiannya yang basah karna ulah Karina sendiri.

Sekali lagi terdengar ketukan pintu kali ini agak cepat dari sebelumnya terkesan seperti orang panik.

"Manuel, kamu denger ayah kan, " ucap Bayu yang sedari tadi mengetuk pintu tergesa-gesa.

Baru saja Manuel keluar dari kamar mandi, dia malah mendapatkan tatap tajam mama tirinya itu.

"Jangan ngadu. "

Ucap Karina sambil menarik tangan kanan Manuel kencang dan ucapan penuh menekankan serta tatap tajam, Manuel hanya mengangguk kaku lalu menunduk.

"Manuel, "panggil Bayu sekali lagi.

" sana ke kasur, "ucap Karina sinis.

Manuel berjalan lesu menuju kearah kasurnya lalu merebahkan dirinya, rasanya dingin sekali tadi dia di siram dengan air dingin selama 2 jam dan sekarang dia belum sempat mandi air hangat.

"Manuel, kalo kamu gak buka ayah dobrak pintunya, " ucap Bayu yang seperti nya sangat panik.

Karina panik dengan segera berjalan menuju pintu membuat ekspresi seolah olah khawatir dan cemas.

Bayu siap siap dengan posisi nya sesaat dia mengambil ancang-ancang.....

Hey semuanya gimana?

Kira-kira apa Bayu tau kelakuan karina?

Gimana nih Marchael sama Manuel ketemu nanti?

Jangann lupa vote!!!

Pencet tanda bintang yang di pojok bawah sampe berubah warna oren!!

Jangan lupa komen juga

Spam komen juga boleh

Makin banyak komen dan vote itu buat aku makin semangat upload!!!

Kalo ada saran atau request boleh komen siapa tau bisa buat tambahan ide

Thanks for Reading guys

Di ketik tanggal:3 Maret 2022

841 kata

Bolehkah, Egois? (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang