chapter enam

111 26 3
                                    

Hello (●'◡'●)ノ

Gimana kabar kalian pren?

Baik kan? Semoga Baik

Happy Reading!! ♡

*******

"Manuel, Pa Satria cape jangan ngajak main kejar-kejaran dong."

"Lah nih orang ngomong sama gue atau... " gumam an Marchael terhenti saat melihat sekitar nya.

Oke seperti sekarang orang itu benar benar berbicara dengan nya, ya mau sama siapa lagi, setan? disamping nya saja tidak ada orang sama sekali, eh tapi kalo setan juga gak mungkin kan?kok jadi horor sih.

"Ayo kita pulang, Manuel nanti tuan besar marah, "orang tadi menarik Marchael dengan pelan.

" bentar, bentar, gue rasa lo salah orang deh, Bang. Gue bukan Manuel, Manuel yang lo bilang tadi. "

Orang itu melirik kearah Marchael, melirik dalam, setelah itu tangan nya yang tidak memegang apa apa langsung mendarat di dahi Marchael.

"Agak panas sih, " ucap orang itu.

Marchael menyentak tangan nya yang di genggam orang didepannya ini, lalu mundur beberapa langkah.

Marchael langsung berbalik dan lari cepat kalo bisa sejauh mungkin dari orang aneh tadi, sungguh Marchael berdo'a semoga orang tadi tidak mengikutinya.

Bukan Marchael tidak bisa beladiri hanya saja entah kenapa badan nya tiba-tiba tidak enak dan juga lemas, jadi Marchael memilih lari sejauh mungkin.

Marchael dengan cepat mengambil handphone nya yang ber ada di dalam saku dan dengan cepat juga Marchael memencet asal nomor siapa pun agar bisa di hubungi.

Oke jika saat ini, detik ini, hari ini taman ramai mungkin Marchael yang akan di cap sebagai orang aneh, ANEH.

Bagaimana mungkin seorang laki-laki berlari dengan cepat tapi dengan wajah datar alias tanpa ekpresi.

Oke lupakan yang terpenting sekarang Marchael sudah tersambung dengan orang yang dia telpon.

"Paan nelpon, kangen ya sama babang tampan, "suara sapaan pertama yang di dengar Marchael.

Saat Marchael menge-cek siapa yang dia telpon. Marchael langsung mengumpat sebanyak mungkin dalam hati.

Jika saat ini tidak darurat mungkin dia langsung memaki orang disebrang sana lalu langsung mematikan nya, tapi berhubung ini darurat jadi Marchael harus tetap berbicara dengan orang narsis ini.

" ayo, kangen kan lo? tau kok, gue ngangenin orang nya, " boleh'kan sekarang Marchael muntah karna dia benar-benar geli mendengar omongan orang ini.

"Gue butuh bantuan Lo, Lo ada di markas? " napas nya benar-benar tidak teratur sekarang, berlari sambil berbicara adalah ide buruk.

"Lo kenapa?" tanya orang lain disebrang sana.

"Gue di kejar orang aneh anjert masa dia narik-narik gue. "

"SUKA KALI SAMA LO! "

"ANJ***ING! Dia cowo, gue masih normal!!"teriak Marchael kesal, dia memilih berhenti sebentar sebelum napas nya habis karna meneriaki orang di sebrang telpon.

" lo dimana sekarang? gue bawa yang lain buat nyusul lo," sahut yang lain tiba-tiba seperti nya dia baru datang atau hanya menyimak sedari tadi.

"Bumi, lo bawa Langit sama Evan aja, Gio tinggal. gue ada di taman deket rumah buruan kesini, motor gue ada didepan taman. "

"Lah terus fungsi nya lo nelpon gue apaan kalo yang dateng cuma Bumi, Langit sama Evan? Gue kaga gitu, "Gio berdecak kesal dia merasa di manfaatkan disini.

" lo kagak usah—"

"Tega anjer gue tersakiti, " Gio mulai lagi mendrama kali ini.

"Bodo"

Marchael memutuskan sambung telponnya secara sepihak, saat ingin memasukkan kembali handphone nya notifikasi kembali terdengar.

"Ck, siapa lagi? gue kagak mau ketemu tuh orang yang ngejar gue, " Marchael berdecak kesal, tapi saat melihat siapa yang mengiriminya pesan, Dia buru buru membaca pesannya.

"Ibu?" kening Marchael mengkerut, bingung. Tidak biasanya, ibunya mengirimi pesan.

Ibu♡
Online

Maaf Ibu gak ijin langsung sama kamu, ini mendadak banget, jadi Ibu cuma sempat ijin lewat pesan aja.

Ibu sama Tante gak bisa pulang selama setengah bulan, ada urusan kantor diluar kota. kamu bisa ajak temen temen kamu nginep dirumah kalo mau

Jaga kesehatan sayang 🥰

Marchael terdiam saat membaca pesan itu. Lagi-lagi Dia harus sendirian dirumah bertingkat dua itu tanpa ada seorang pun kecuali diri nya yah tentu saja hanya Dia, memang mau dengan siapa lagi?

Marchael menghela napas berat, entah kenapa selalu berakhir seperti ini, sendirian.

Anda
Ibu sama Tante jangan lupa juga jaga kesehatan

Marchael membalas singkat pesannya lalu memasukkan kembali handphone itu ke dalam saku.

Marchael terdiam, berdiri disana. Netral nya melihat rumput-rumput berwarna hijau segar. rumput saja memiliki keluarga lengkap, pikir Marchael.

Marchael berjalan pelan melupakan jika dia sedang di kejar seseorang tadi, entah datang dari mana rasa pusing dikepala nya,pandangan mulai berputar-putar, tubuhnya lemas,bahkan berjalan saja sempoyongan.

Dia harus bener-bener pulang secepatnya tapi dimana Bumi, Langit dan Evan?

Apa mereka nyasar? Tidak mungkin, mana mungkin mereka nyasar padahal ini dekat dengan rumah nya. Atau Jangan-jangan mereka kira taman belakang rumah nya? Masa iya?

Dia tidak ambil pusing yang terpenting sekarang bagaimana cara dia sampai setidaknya di dekat motornya.

Marchael berjalan kembali setelah berhenti beberapa detik tapi saat melangkah, Dia mendengar denging-an yang lumayan mengganggu telinga bahkan sekarang pandangan-Nya mengabur, tubuhnya bahkan seakan tidak sanggup berjalan lagi Dia merasa jika Diri-Nya akan jatuh, lalu kegelapan merenggut kesadaran-Nya.

Sebelum Marchael bener-bener kehilangan kesadaran, Dia merasa tangan seseorang menahan-Nya dan Suara berat seseorang terdengar.

Marchael tersenyum tipis untuk merespon panggilan itu, lalu kegelapan menghampiri-Nya.












Bersambung.....

Papay ..ヾ(^-^)ノ

Jangann lupa vote!!!

Pencet tanda bintang yang di pojok bawah sampe berubah warna oren!!

Jangan lupa komen juga.

Spam komen juga boleh.

Makin banyak komen dan vote itu buat aku makin semangat upload!!!

Kalo ada saran atau request boleh komen siapa tau bisa buat tambahan ide

Thanks for Reading guys

Di ketik tanggal:28 Juni 2022

898 kata

Bolehkah, Egois? (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang