PART 2. REAKSI

17K 370 10
                                    

"Oktaaaaa...gue kepasar bentar ya sama nur, ntar kalau ada temen gue datang suruh tunggu aja diteras plus gue request, kasih minumnya coca-cola botol ya, soalnya anaknya suka ga mau di kasih minum air putih hehe"

Gue yang sedang menjaga warung klontong nenek seorang diri dan bengong memikirkan bang farid dikejutkan dengan suara mba via, salah satu mahasiswi yang ngekos di rumah susun gue.

"Siap mba via, okta nitip kue pancong dong" ujar gue yang memang saat itu belum sarapan dan ingin ngemil kue pancong.

"Siap tuan ratu"

"Ih aneh banget, udah tuan masa pakai ratu lagi"

"Ya elo lagian jadi cowok cantik gitu, lebih cantik dari gue, hahaha udah ah gue jalan dulu ya sama nur, bye tuan ratu"

"Daaahh, hati-hati dijalan mba"

Kedua gadis itu segera melaju pergi dengan motor maticnya. Seperti yang gue bilang, kalau rumah gue yang dari luar ini keliatan kayak rumah susun sebenarnya adalah rumah kosan khusus mahasiswi ada sekitar lima orang mahasiswi yang ngekos disini. Campur sih ga cuman mahasiswi ada juga wanita karir.

Salah duanya adalah dua cewek tadi, mba via dan mba nur,keduanya mahasiswi salah satu PTS di deket lingkungan gue tinggal. Dan disini peraturan dari nenek gue, mereka boleh bawa temen cowok bahkan masuk kamar juga boleh tapi syaratnya dalam kamar harus lebih dari tiga orang dan pintu kamar wajib dibuka ga boleh ditutup dan berduaan sama cowok didalam kamar.

Jadi dibilang bebas ya semi bebas kali ya, soalnya kan ga boleh bawa cowo berduaan didalam kamar dan nenek gue juga biasa nyediain minuman ke tamu meski itupun tamu dari para anak kos biasanya Beliau kasih satu tamu itu satu free minuman berasa, kalau air putih mah bebas ambil aja sesukanya. Intinya kata nenek kita tuh sama tamu harus baik, minimal sediain minuman jangan pelit biar rejeki juga lancar.

Rumah susun ini terdiri dari tiga lantai sih, lantai bawah itu rumah gue sama nenek tinggal, lantai dua itu kamar para cewek dan lantai tiga itu kayak atap buat jemuran baju dan tempat santai gitu, bisa dipakai buat nongkrong dan kumpul-kumpul karena emang lumayan luas juga sih.

Gue sering kok ketemu temen-temennya para cewek kos, beberapa bahkan ada yang gemesin cuy cowok-cowoknya tapi gue ga berani untuk deket lebih jauh, gue selalu kepikiran bang farid.

BRRRMMMM...

Tiba-tiba gue mendengar suara motor berhenti didepan rumah dan samping warung gue, gue tengok keluar dan sepertinya itu temennya mba via karena terlihat dia memarkirkan motornya depan rumah gue yang emang lumayan luas halamannya.

Cowok itu memakai jaket hodie berwarna hitam dengan jeans biru slim fit dan memakai tas selempang, helm yang digunakannya adalah helm fullface yang bikin gue penasaran seperti apa wajahnya. Karena kalau dari body sih keliatannya tinggi dan sedikit berotot gitu, badannya mirip sama bang farid tapi doi lebih putih ketibang bang farid.

Saat dia membuka helm fullfacenya wajah tampannya terlihat dengan jelas, rambutnya lurus dan belah tengah, matanya sipit dengan alis tebal, bibirnya mungil dan pipinya chubby padahal badannya kurus gitu.

Seketika gue terpesona, dari muka sama outfit dia tipe tipe cowo yang suka mampir dan nongkrong di distro gitu sih. Yang bikin gemes itu pipi chubby dan mata sipitnya.

"Permisi viaaaa" dia memanggil mba via yang membuat gue seketika tersadar. Gue segera lari kepintu pagar dan membukakan pintu untuk mempersilahkannya masuk.

"Mbak vianya lagi kepasar dulu mas, masuk aja dulu kedalam tungguin, bentar lagi juga balik dia" ucap gue sambil tersenyum.

Dia diam menatap gue, dia melihat gue dari atas sampai bawah. Gue yang diperhatikan gitu segera melambaikan tangan kedepan wajahnya sambil memanggilnya, "mas? Kok bengong? Kesambet lu disini banyak kuntinya soalnya"

"Hah? Masa sih?" ujarnya kaget mendengar perkataan gue.

"Hahaha ya engga lah, ayo masuk dulu mas"

"Eh, i...iya"

Gue mempersilahkan pria modis itu duduk di bangku teras depan, gue segera berbalik ke warung untuk mengambilkan minuman coca-cola botol sesuai pesanan mba via tadi.

Gue merasakan kalau mas ganteng ini terus saja melihat gue kemanapun dan apapun yang gue lakukan, gue segera berbelok menuju ke dalam warung dan membuka lemari pendingin mengambil botol coca-cola dan memilih yang paling dingin.

Tiba-tiba gue merasakan anus gue berkedut kencang, "aaaahhh...." anjing gue malah mendesah karenanya, gue merasa seperti ada cairan yang merembes keluar. Ini pasti efek dari pelet anus yang dikasih sama bang farid. kaki gue gemetaran dan gue merasakan pantat gue mulai basah. Sialan.

Gue harus ganti celana nih. Gue segera membawa kan minuman dingin ini kedepan, menyuguhkannya untuk kawan mba via.

"Si..silaaahhh..kan massshh..." ujar gue agak mendesah karena ntah kenapa didalam bagian anus gue rasanya kayak ada sesuatu yang bikin enak. Muka gue sedikit merah. Untung kontol gue belum ngaceng soalnya gue cuman pakai celana pendek ketat aja, kalau ngaceng bisa keliatan jelas banget. Gue harus ganti celana.

"Eh? I...iya makasih" ujarnya dengan wajah sedikit aneh mendengar gue mendesah. "Mmm...mash...saya kedalam dulu yaaahhh..aaah" ijin gue kepadanya.

"Eh? Sini aja dong dek temenin saya ngobrol sambil nunggu via"

Sialan dia malah minta ditemenin lagi. Gue sih ga keberatan nemenin dia, tapi gue harus ganti celana dulu. Khawatir kalau tiba-tiba ngaceng nanti malu.

"Mmm...saya kedalam dulu bentar, mau ambil cemilan aja kok hehe" ujar gue mencari alasan, lalu gue segera beranjak bangun dan membelakanginya berniat untuk segera lari masuk kedalam rumah.

"Eh! Tung..tunggu.. !" gue berhenti dan masih memungguninya, karena kontol gue udah mulai gaceng dan membentuk tonjolan yang cukup menggiurkan, gue ga bisa balik badan.

"Ke,,,kenapa mas?" ucap gue dengan was was gue masih memungguinya dan berusaha keras untuk tidak membuat gerakan aneh meski rasanya dilubang anus gue berasa lagi dirojok kontol.

"Montok banget" gumamnya yang gue masih bisa dengar dengan jelas.

"Hah?" jawab gue dengan kaget.

"Eh!? Eng...engga gak apa-apa dek, boleh deh diambilin cemilin sama bawain asbak ya, mas mau merokok" ujarnya salah tingkah.

Gue hanya mengangguk kecil dan segera berlari kedalam rumah, tepatnya kedalam kamar mandi didalam kamar gue, gue segera membuka celana gue dan

CROOOTTT..CROOOTT...CRROOOOTT

"Aaaahhhhhhhhhh..." gue mendesah panjang, dari lubang anus gue keluar cairan yang cukup banyak seperti cairan sperma karena berwarna putih, kental dan berlendir, kontol gue juga crot dengan sendirinya, membuat WC gue jadi banjir peju.

"Hoosshh...hosshh..hoshh" gue mengatur nafas gue karena nikmat yang luar biasa dari efek pelet ini. Bang farid pernah bilang, gue harus segera berhubungan badan dengan orang lain agar efek pelet ini tidak menyiksa diri gue sendiri.

Gue belum bisa berhubungan badan dengan orang lain selain bang farid, hati gue cuman buat dia dan gue juga sama sekali ga mau disentuh sama orang lain selain bang farid.

Gue segera merapihkan diri gue dan mengambil beberapa snack yang ada didalam rumah tidak lupa mengganti celana lebih dulu dengan celana yang lebih longgar. Gue kembali ke depan dan mendapat lelaki itu sedang menghisap rokok elektriknya atau yang biasa kita kenal dengan vape.

"Eh sorry, gue ngerokok. Boleh kan ?" tanyanya meminta ijin gue.

"Iya boleh kok" jawab gue sambil tersenyum manis dan duduk menemani lelaki yahud itu.

"Lu ganti celana?" tanyanya saat menyadari kalau celana yang gue pakai lebih longgar dari sebelumnya.

"Iyaa gerah soalnya" jawab gue ngasal.

Gue memainkan HP dan membuka facebook gue, iseng saja siapa tau ada yang tertarik sama pelet anusnya bang farid hihi. Gue pun segera membuat sebuah postingan,

"Sering ditolak oleh lelaki idaman Anda? cobalah pelet anus, sekali nancep jamin minta digoyang lagi, inbox aja buat yang serius".

Selesai. Gue pun segera mengklik posting dan berharap ada yang tertarik agar gue bisa membantu bang farid.

-Bersambung-

Pelet Anus Side Story : OktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang