PART. 4 PELANGGAN

14.7K 335 16
                                    

Gue yang sedang menjaga warung kelontong milik nenek tidak sengaja melihat seorang pemuda manis turun dari ojek online yang berhenti tidak jauh dari warung dan rumah susun gue.

'Pasti dia orangnya', pikir gue dalam hati.

Gue segera beranjak untuk menemui pemuda itu. Gue lihat dia seumuran sama gue sepertinya, hanya saja dia lebih berisi dari gue.

"Bayu ya? gue Okta yang nawarin pelet anus". Tegur gue langsung karena sebelumnya kita sudah kenalan via whatsapp dan kasih tau nama masing-masing.

Cowok yang gue panggil Bayu itu terlihat sedang memperhatikan bangunan tempat gue tinggal dan juga memperhatikan diri gue.

Tatapannya lucu banget kayak anak kucing yang baru pertama kali ketemu sama anak kucing lain dan dibawa main ke tempat jauh hihi.

Gue segera berbalik arah setelah mempersilahkan dia masuk, gue mengambil beberapa jajanan dan minuman dingin dari warung, dia terlihat ingin menolak, "warung nenek gue kok, santai aja" jawab gue dengan cepat meredakan rasa tidak enak atau mungkin takut gue suruh bayar? hihi

"Mau langsung ke tempat dukunnya atau mau bukti dulu?". Tawar gue karena sebelumnya dia ga percaya sama pelet anus ini.

"Bukti dulu lah". Jawab Bayu dengan tegas dan percaya diri.

Woah, anak yang menarik nih pikir gue, "keisha, sini sebentar". Gue memanggil keisha seorang anak cewek yang baru kelas dua SMP yang kebetulan sedang main masak-masakan didekat rumah gue bersama beberapa kawannya.

"kak Okta titip warung bentar ya, ada temen kak Okta nih, kalau ada yang beli layanin seperti biasa ya" ujar gue kepada keisha.

Keisha adalah anak tetangga gue, suka main di sekitar sini dan kadang juga main kewarung gue, kalau lagi main diwarung dia malah suka bantuin gue buat jaga warung.

"Siap kak Okta" ujar keisha dan segera menuju warung di ikuti oleh teman-teman nya yang sepertinya mereka pindah lokasi bermain jadi kedalam warung gue.

Karena sudah sering menjaga warung, keisha sudah tau apa yang harus di lakukan.

"Yuk bay, kekamar gue, santai aja ya" ujar gue mengajak Bayu masuk ke kamar dan segera mengunci pintu kamar ketika kami sudah masuk ke dalam kamar.

"Gue juga pakai kok susuk anus itu". Ujar gue kepadanya sambil duduk di kursi meja belajar gue.

"Lu tau kan cara pakai susuk?". Tanya gue kepada Bayu yang terlihat sedang mengamati kamar gue yang cukup rapi untuk ukuran anak cowok.

"Dipasang di wajahkan? jarum kecil gitu dimasukan ke wajah kita". Jawab Bayu dengan polos, gue tersenyum mendengar jawabannya.

"Yes! Tapi ini beda, ini susuk anus, masangnya bukan di wajah". Jelas gue dengan sengaja tidak menjabarkan secara jelas.

Bayu terlihat mengernyitkan alisnya, terlihat seperti sedang berpikir. Gue tersenyum menahan tawa melihatnya.

"Gue tuh ga paham yang dimaksud susuk anus itu kayak gimana". Ujar Bayu mengutarakan rasa penasarannya.

"Oke, oke gue jelasin dulu deh, jadi susuk anus itu sama kayak susuk pada umumnya yang suka dipake sama cewe-cewe di muka mereka, tapi bedanya susuk ini tuh lebih kuat, ga cuman jadi susuk tapi bisa jadi pelet juga loh, dan memasang susuk anus ini tuh ya di dalam lubang anus kita sendiri". Jelas gue panjang lebar.

"Hah !? dipasang di anus ?!" Bayu terlihat kaget dengar penjelasan gue barusan.

"iya, nih liat". Gue segera menurunkan celana pendek bola gue yang sedikit ketat itu sampe sepaha dan menungging depan Bayu sambil gue membuka pipi pantat gue menunjukan lubang anus gue.

"lo liat deh bentuk anus gue, gimana menurut lu?" tanya gue kepada Bayu yang sedang memperhatikan lubang anus gue yang kini tengah berkedut itu.

"hmmm...bentuknya bagus banget, kayak rapet, pink dan kayaknya enak banget kalau dijilatin". Ujar Bayu.

Entah apa yang dipikirkannya, dia memasukan jari telunjuknya kedalam lubang anus gue dan sedikit memainkan jarinya di dalam sana, dia memutar jarinya dengan lembut sesekali dan kadang di masukan lebih dalam untuk menyentuh prostat gue.

"Aaahh..." tanpa sadar gue mendesah karena keenakan di sodok jari sama Bayu. Gue menggigit bibir bawah gue agar tetap tersadar, khawatir terbawa nafsu.

"ups, mendingan kita segera bergegas deh hehe" gue menarik tangan Bayu untuk keluar dari lubang anus gue, dan gue segera merapikan kembali pakaian gue.

"Eh sorry ya, gue ga maksud, abis lobang lo kayak menggoda gitu", ujar Bayu dengan panik dan wajah merah yang seperti kepiting rebus karena salting akibat perbuatannya. Gue tertawa geli melihatnya.

"Hahaha...santai aja kali, lu udah liatkan kekuatan pelet dan susuk anus ini? Salah satu kekuatan nya adalah bikin orang yang liat lubang anus yang dipasangin susuk ini bikin ingin nikmatin". Jelas gue kepada Bayu.

Gue pun segera mengantarkan Bayu ke rumah bang Farid, Pas sampe rumahnya bang Farid, terlihat bang Farid yang sedang bertelanjang dada.

Gue menelan ludah melihatnya telanjang dada begitu, tubuh slimnya itu sangat menggoda. Gue membuang pandangan gue ke arah lain berusaha untuk tidak terlalu memperhatikan badan telanjang bang Farid.

"wah ada dek Okta nih, masuk sini dek Okta, maaf ya Bang Farid lagi benerin genteng nih, semalam ada kucing berantem diatas rumah, genteng abang jadinya geser gitu, khawatir bocor kalau hujan". Jelas Bang Farid.

"Iyaa bang, oh iya ini Bayu bang yang mau pasang pelet susuk anus, dan Bayu ini bang Farid, dukun yang akan bantu kamu untuk pasang pelet anus itu" jelas gue memperkenalkan Bayu dan bang Farid.

"Oh mau pasang susuk anus, adek Namanya siapa?" tanya bang Farid yang terlihat seperti menggoda. Gue sejujurnya bete tetapi demi bang Farid ya gak apalah.

"Panggil aja Bayu bang". Jawab Bayu.

"Oh silahkan masuk dan duduk dek Bayu, sini Okta juga" ajak bang Farid yang masih dengan asik bertelanjang dada itu mempersilahkan kita untuk masuk dan duduk kedalam rumahnya.

Setelah mengobrol sebentar bang Farid sepertinya akan segera memulai ritualnya, "Yuk masuk aja keruangan praktek abang, dek Okta nunggu sebentar disini ya, kalau lapar tuh ada cemilan, dimakanin aja ya" ujar bang Farid dengan tersenyum.

"ok bang, lama juga gak apa-apa kok, hehe" ujar gue berusaha ceria meski gue selalu ngerasa sakit di dada setiap bang Farid melayani tamu-tamunya.

Tidak lama gue mendengar suara desahan yang membuat hati gue rasanya makin sakit saja, tanpa sadar gue meneteskan air mata gue.

Setelah mendengarkan suara desahan yang cukup keras dalam waktu yang lumayan lama tiba-tiba pintu kamar tempat bang Farid praktik terbuka dan keluarlah Bayu bersama bang Farid.

Kulihat mereka cukup berantakan terutama Bayu yang terlihat beberapa tanda merah di lehernya, dan bang Farid yang masih terlihat berusaha mengatur nafasnya.

Tubuhnya yang berkeringat menambah keseksiannya. Gue cuman bisa tersenyum dan bangun berdiri lalu mendekati baru seraya berujar, "selamat menikmati bro".

Bayu balas tersenyum dan segera pergi dari sini dengan memesan ojek online. Gue lihat bang Farid kini duduk di kursi sofa ruang tamu sambil menyalakan rokoknya.

Setelah Bayu benar-benar pergi gue segera masuk kembali kedalam dan mengunci pintu rumah bang Farid. Gue duduk disamping tubuhnya yang masih berkeringat itu.

Perlahan gue mengusap lembut dadanya, "gimana bang? Pelanggan yang keberapa nih?" ujar gue dengan suara sedikit bergetar.

"Lubangnya mantep banget tuh si Bayu, padahal meski ga pakai pelet anus juga dia bisa jadi primadona kok, tapi abang capek banget. Butuh di recharge nih energinya" ujar bang Farid yang kemudian mematikan rokoknya.

Bang Farid menatap gue dan tiba-tiba mencium gue perlahan.

-Bersambung-

Pelet Anus Side Story : OktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang