Cho Hana
Semakin intens ciuman yang sedang kami lakukan, aku mengusap kepala Jeon Wonwoo dan mendorong nya memperdalam ciuman kami
Membuka mataku, aku bisa melihat Jeon Wonwoo sangat menikmati momen kami ini, ia memejamkan mata nya, bulu mata panjang yang ia miliki sangat indah, aku kembali memejamkan mataku menikmati ciuman kami
Suara jarum jam bisa kami dengar, tidak hanya itu saking sunyi nya bahkan suara kecupan kami pun menggema di area dapur apartemen ku
Jeon Wonwoo menjauhkan wajahnya, aku sedikit kesal karna dia harus menyudahi ciuman ini, kami saling bertatapan, dada kami turun dan naik, nafas kami berderu
Jeon Wonwoo tersenyum kearahku, entah apa maksud dari senyum kecil di wajahnya, ibu jari nya yang dingin menempel di bibir mereahku dan ia sedikit menyusut lipstik ku yang sudah tak karuan
"Lipstik mu" Dia memperlihatkan ibu jarinya yang memerah karna lipstik milikku, lalu aku melihat ke arah bibir nya
Gila, ternyata ciuman kami seintens itu sampai membuat lipstik ku sedikit menempel di bibir miliknya
Tangan besar nya mengelus pahaku, ia menyandarkan kepalanya di bahuku, ia mengecup leher kiriku "Rasamu enak" Sangat dewasa bukan? Tidak seharusnya ia mengatakan itu, membuat pipiku memerah
"Hentikan kau membuat perutku geli" Jujur ku padanya, menyingkirkan tangan kekarnya yang terus mengelus pahaku, bukannya berhenti Jeon Wonwoo malah makin menaikan tangan nya lebih ke atas
Aku mendesis "Kau" Aku kembali menjauhkan tangannya, kepalanya yang tadi ia sandarkan di pundaku ia tegapkan, matanya menatap mata miliku, Lagi-lagi dia tersenyum sambil terus menatap mata dan bibirku bergantian
"Kenapa? " Tanyanya
"Itu membuatku geli" Aku menurunkan rok baju ku menutupi pahaku yang tadi ia pegang
Ia menghentikan pergerakan tanganku "Biarkan seperti tadi, aku suka melihatmu seperti itu" Cukup, laki-laki dewasa ini tidak seharusnya mengatakan hal-hal vulgar seperti tadi
Oh Tuhan, coba lihatlah kami seperti sepasang kekasih sekarang
Aku memalingkan wajahku, Jeon Wonwoo terus menatap kearahku, tubuhnya masih berada dekat, tepat didepan tubuhku
"Melihat apa? Pria tampan ini ada di depanmu" Kembali suara berat bass khas miliknya memenuhi pendengaran ku
"Tidak ada" Ucapku masih tak menatap kearahnya
"Hh" Laki-laki yang mengaku dirinya tampan tadi tertawa "Ada apa?" Tanyaku bingung, ia kembali menatapku dengan tatapannya yang sangat lembut
Ada apa ini? Kenapa ia membuatku seakan tersihir, wajahnya yang putih dan bibir nya yang berwarna merah muda adalah salah satu poin yang membuat nya terlihat tampan, bukan yang ku maksud, sangat tampan...
Dengan berani aku menyingkirkan rambutnya yang menutupi mata rubah miliknya, ia sedikit tersentak dengan perlakuan ku yang sangat tiba-tiba ini
Ia mendekatkan kembali kepalanya kali ini ia memeluk tubuhku, menyandarkan kepalaku di dada bidang miliknya, tubuhnya yang lebih besar dariku membuat tubuh ramping ku tenggelam di balik tubuh kekarnya, ia mengelus kepalaku, bra yang tadi ia buka kembali ia kaitkan "Kita tidak akan melakukannya sekarang, aku tau kau lelah begitupun aku" Ucapnya, dari balik dada bidang nya aku bisa mendengar detak jantunya yang berdetak begitu cepat
Aku menongakan kepalaku untuk bisa melihat wajahnya, ia pun melakukan hal yang sama menundukan kepalanya untuk bisa menatapku
"Apa apa?" Tanya nya, aku hanya tersenyum lalu membalas pelukannya