Part 01 (Republish)

1.8K 140 37
                                    

Happy reading

*
*
*

Gemerlap lampu, musik yang menggema, hawa panas dengan pakaian yang minim. Tarian, nyanyian, teriakan, keringat. Benar-benar kehidupan dunia malam.

"Lagi!"

"Lagi? Kau gila?! Berhenti minum! Kau bisa mabuk berat, Chelsa!"

Senyum mengambang Chelsa sirna ketika wanita yang berstatus sebagai sepupu sekaligus temannya itu mengambil alih minumannya. Alih-alih memasuki tenggorakannya, minum beralkohol itu telah diteguk habis oleh Felicia.

"Sekali lagi, ya? Kumohon."

Felicia terkekeh. "Boleh."

Chelsa berbinar, senyuman yang kembali mengembang membuat lesung pipi di sebelah kiri terlihat jelas.

"Jika kau ingin pulang sendiri." Giliran Felicia yang tersenyum melihat wajah datar sepupunya.

"Menyebalkan!"

Memang Chelsa tidak diizinkan untuk pergi ke club seorang diri. Itu juga berlaku untuk Felicia, dan juga seorang wanita yang lebih banyak terdiam. Ketiganya bukanlah wanita malam yang selalu menikmati malam seperti ini. Hanya sesekali, ketika mereka perlu hiburan.

"Tidak perlu bersamamu. Fey ada di sini, dia akan mengantarku. Bukan begitu, Fey?"

Fey tersenyum tipis, ia menggeleng sambil meneguk minumannya. "Aku tidak pulang."

Felicia menyenggol Chelsa sebagai peringatan. Chelsa sendiri terdiam, ia tahu telah salah bicara. Sebenarnya kedatangan mereka adalah untuk menemani Fey yang sedang tidak baik-baik saja. Wanita itu memiliki masalah keluarga yang membuatnya tidak betah berada di rumah.

Melihat keterdiaman kedua temannya membuat Fey menghela napas. "Aku tidak peduli lagi meskipun mereka berpisah sekalipun. Aku ingin mereka terus bersama, tapi jika itu memang tidak bisa, aku tidak memaksa. Aku dan Kakakku sudah dewasa, kami bisa bahagia dengan cara kami sendiri. Kami pergi hanya untuk lebih tenang. Jadi, berhenti membuat ekspresi seperti itu. Mengerti?"

Fey tersenyum melihat kedua wanita yang mengangguk bersama. Ia merangkul keduanya, mereka saling berbalas senyum.

"Jadi, kalian pulang sekarang?"

Chelsea menggeleng, lantas berkata, "Tidak akan ada yang marah jika kita bersama, kan?"

"Jika bisa sampai besok kenapa harus sekarang? Mari bersenang-senang sebelum dihadapkan dengan pekerjaan yang menumpuk!" ucap Felicia penuh semangat.

---

Pantai menjadi tempat pilihan. Tidak peduli dengan dinginnya air dan udara yang bercampur, mereka tetap bersenang-senang. Berlarian, saling menyiram, tertawa, bahagia bersama.

Felicia kemudian berbaring, Fey dan Chelsa yang melihat pun melakukan hal yang sama. Ketiganya memandang langit malam dengan senyuman yang tidak pernah luntur.

"Kapan terakhir kali kita seperti ini?" tanya Chelsa.

"Satu tahun yang lalu. Mungkin."

"Tidak."

Felicia dan Chelsa menatap Fey yang berada di posisi tengah mereka. Wanita itu terlihat tenang dengan mata yang terpejam.

"Lima belas bulan," lanjut Fey.

"Kau ini!" Chelsa memberi pukulan ringan. "Aku rasa sama saja, Fey."

Felicia memutar bola mata malas. "Terserah padamu, Fey."

DESTINY OF THREE GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang