Memory Of 2010.
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa gue telah sampai diwaktu dimana gue akan menghadapi ujian sekolah lagi sebelum hari kenaikan kelas tiba. Meski gue sempat murung gara-gara kejadian tak senonoh yang gue terima dari manusia gak tau diri macam bambang, gue berusaha kembali bangkit seperti sedia kala. Berusaha melupakan kejadian itu meski jelas gue gak bisa melupakannya begitu saja.
Terkadang gue merasa ketakutan sendiri saat bayang-bayang kejadian itu muncul, gue juga menjaga jarak dari bang hendar dan para lelaki siapa pun itu kecuali bapak. Hanya dengan bapak gue merasa aman.
Dibandingkan mengatakan kejadian itu pada ibu atau bapak, gue lebih memilih bungkam. Gue terlalu takut untuk mengutarakannya, gue takut malah nantinya gue lah yang disalahkan lalu dimarahi. Apalagi saat dikemudian harinya gue melihat bambang kembali main kerumah membawa perempuan yang katanya pacarnya itu, sama sekali gak ada raut bersalah atau setidaknya malu. Yang ada cowok sialan itu malah mengerling pada gue yang membuat gue ingin melempar wajah itu dengan benda tajam, gue sangat membencinya dan gak akan pernah melupakan apa yang orang itu lakukan sama gue.
•••
Dikarena kan bapak tengah merenovasi warteg milik adiknya, gue kerap datang kesana untuk sekedar bermain atau melepas rindu pada bapak yang makin jarang bertemu karena bapak mulai sibuk kerja di sana sini.
Setiap hari gue selalu meminjam ponsel bapak untuk sekedar memutar musik dan membeli video kpop dari konter terdekat. Karena saat ini mendownload video ataupun lagu sangat susah, ditambah ponsel bapak gak begitu mendukung, sehingga saat sepupu gue memberitahu ada video kpop baru, gue langsung meluncur ke konter untuk membeli video tersebut yang harga nya 500 rupiah pervideo.
Gue mulai suka kpop dari pertengahan 2009, saat itu gue diracuni oleh sepupu gue yang memiliki jarak usia kita cukup jauh, dia seumuran bang hendar. Setiap gue main kerumah bibi gue pasti diajak menonton music video milik super junior yang sangat hits kala itu. Sepupu gue atau kita sebut aja reika selalu mengajak gue nonton bersama karena hanya gue yang berhasil diracuni kpop, sedangkan adik ipar mbak reika nampak biasa-biasa saja, malah bergidik saat ditawari nonton bareng. Apalagi kocaknya mbak reika mengajak gue joget bersama dikamar karena dia udah gak tahan pengen joget mengikuti alunan lagu.
Dari situ gue memenuhi isi ponsel bapak dengan perkpopan. Makanya kalau bapak pulang gue mendadak galau karena hari gue akan terasa sepi tanpa oppa-oppa tampan.
Saat ujian dimulai gue melakukannya dengan santai-santai saja, gue gak begitu memusingkan nilai yang penting gue bisa naik kelas saja sudah cukup. Apalagi baik bapak dan ibu pernah berkata; bagi perempuan mau sekolah tinggi atau nggak ujung-ujungnya kedapur juga, yang paling penting itu adalah mengaji karena hal tersebut menjadi bekal kita ke akhirat nanti.
Sayangnya saat itu gue setuju-setuju aja sehingga gue jadi malas-malasan dan menyesal dikemudian. Karena ternyata pendidikan itu sangat amat penting.
Menjelang hari kenaikan kelas teman-teman sekelas gue mulai sibuk latihan untuk pentas seni, hanya beberapa anak yang gak ikut tampil termasuk gue. Gue gak begitu percaya diri untuk berdiri dipanggung. Sudah cukup gue diledeki teman sekelas gue setiap hari, jangan sampai gue diledeki orang lain juga.
Setiap hari gue selalu menanti-nanti hari kenaikan kelas itu tiba sampai-sampai gue sulit tidur dan gelisah sendiri, sudah seperti menunggu idul fitri saja.
Seminggu setelah ujian, hari kenaikan kelas pun tiba. Pagi-pagi gue udah dandan cantik untuk menonton teman-teman gue tampil, ibu juga udah siap untuk mengawal gue. Dan katanya bapak akan datang agak siangan nanti.
Acara berjalan sangat lancar sampai diumumkannya siapa saja juara satu ataupun murid yang gak naik kelas. Untungnya gue berhasil naik kelas dengan urutan ke 16, katanya dari kelas tiga ada yang gak naik kelas sehingga nanti gue akan punya teman baru. Semua anak-anak jelas penasaran dan menebak kira-kira siapakah anak tersebut.