Memory Of 2011.
Setelah benar-benar putus sekolah gue jadi gak punya kegiatan rutin, gue tetap belajar membaca dan menulis dirumah ditemani kak ina atau kadang gue membaca sendirian, karena sejujurnya gue hobi membaca dari sejak gue udah bisa membaca, gue mulai mengoleksi buku-buku komik serta buku-buku kisah para nabi.
Setiap ke pasar gue selalu membawa pulang minimal satu buku komik dengan uang hasil menabung dari sisa uang jajan. Gak cuma buku komik, gue juga membeli mainan kertas seperti mainan gambar atau umbul dan mainan bp.
Salah satu buku komik yang udah banyak gue koleksi adalah buku komik si petruk karya tatang s. Buku kisah para nabi serta buku komik donal bebek pemberian dari kak wendy.
Selain kegiatan rutin gue yang berkurang, teman bermain gue pun turut berkurang. Tiga sepupu gue yang biasa gue ajak bermain kertas bp ikut ibunya pulang dikarena kan ibu dan ayahnya bercerai, gak ada satupun yang ikut dengan ayahnya yang merupakan adik kandung ibu gue.
Yang gue tau sih, paman gue itu punya tempramen yang kurang bagus, dia juga bertingkah seakan dirinya masih remaja hanya fokus pada penampilannya sendiri gak menghiraukan anak serta istrinya. Bahkan sejak gue ingat ke dunia ini yang paling bekerja keras banting tulang adalah istrinya, dimulai dari bekerja ringan hingga pekerjaan berat sampai mencari kayu bakar semua istrinya yang kerjakan.
Maka setelah perginya sepupu gue itu gue makin kesepian, kak ina juga kadang sibuk bekerja ditempat bibi sehingga kak ina gak ada waktu untuk menemani gue bermain atau sekedar saling berbagi cerita.
Gue juga gak bisa menonton oppa-oppa kesayangan gue karena ponsel yang biasa gue gunakan dibawa bapak, karena ponsel itu emang punya bapak sih hehe. Gue cuma minjem kalau bapak ada disekitar gue.
Diakhir tahun 2011 gue kembali ikut dengan bapak, gue tinggal disana lumayan lama. Sementara ibu hanya sibuk dengan hidupnya sendiri.
Gue kembali mengaji ditempat baru bersama sepupu gue yaitu kak rianti. Disana gue kembali beradaptasi dengan suasana baru, gue kembali berkenalan dengan berbagai macam orang sampai gue kembali memiliki banyak teman. Meski gue punya banyak teman yang selalu gue ajak kemana-mana hanya kak rianti, sebab sepupu gue itu tipe pencemburu, kalau gue terlalu anteng main dengan teman baru gue, kak rianti akan marah dan memusuhi sampai gue merasa bersalah dan meminta maaf lebih dulu. Meskipun gue gak tau salah gue apa?
Siangnya karena kak rianti sekolah maka gue akan bermain dengan kak nuri. Kak nuri ini usianya cukup jauh dengan gue, ibu kak nuri punya stand jualan disekolah kak rianti. Yang mereka jual macam-macam mulai dari jajanan warung biasa, gorengan, nasi uduk sampai batagor. Dan jajanan favorit gue adalah batagor.
Setiap pagi gue selalu datang kerumah kak nuri untuk ikut berjualan disekolah. Gue kerap membantu membawa barang-barang dagangannya dari rumah kak nuri menuju sekolah, karena keinisiatifan gue dalam membantu gue selalu diberi jajanan gratis. Entah es teh, ataupun batagor.
Gak cuma itu kadang ketika kak nuri jajan dari penjual lain pun dia akan membelikan gue secara cuma-cuma. Pokoknya keluarga kak nuri ini sangat baik, kalau kak nuri makan maka gue pun akan makan, itu yang membuat siapapun betah berteman dengan kak nuri.
Kak nuri memiliki adik laki-laki yang juga seumuran dengan gue, namanya ary. Gak cuma sama kak nuri aja, gue juga berteman akrab dengan ary yang kadang mengajak gue untuk ikutan bermain galasin dihalaman tetangga.
Tapi tentu aja diantara banyaknya teman pasti ada aja yang bandel. Namanya farhan, anak itu jahilnya kebangetan, dia doyan meledeki teman-temannya yah pokoknya segala tingkah buruk seorang anak ada padanya gak cuma dirinya aja yang menyebalkan ibunya pun turut menyebalkan yang kerap menjulidi sesama tetangganya bahkan gak jarang dia juga menjulidi gue yang membuat gue sedih sekilagus kesal.
Gue paling banyak memiliki kenangan ditempat bapak dibanding ditempat kelahiran gue sendiri, karena gue paling banyak menghabiskan masa kecil gue disana bersama bapak.
Banyak sekali yang gue lakukan bersama teman-teman baru gue, entah bermain galasin, bersepeda, bermain masak-masakan disawah, bermain perahu-perahuan disungai, sampai lari pagi disetiap akhir pekan. Semua gue lakukan disana, hal-hal baru yang terjadi pada gue yang gak akan terjadi ditempat kelahiran gue.
Kenangan-kenangan manis yang gak akan gue lupakan.
Bahkan untuk pertama kalinya gue jatuh cinta pun disana. Lucunya gue menyukai kakak sepupu dari pihak ibu tiri gue, namun jelas gak gue katakan. Lalu setelah itu gue pindah haluan pada teman gue yang bernama edy, menurut gue anak itu benar-benar tampan apalagi dia memiliki kulit yang putih. Namun dibeberapa minggu berikutnya dia dikejutkan dengan ary yang tiba-tiba aja mengungkapkan perasaannya.
Itu adalah hal terkonyol yang terjadi dalam hidup gue dimana saat itu sehabis maghrib pada malam jum'at, ary datang kerumah gue— ah ralat, kerumah sepupu tiri gue lalu menyuruh sepupu tiri gue itu untuk memanggil gue agar menghampirinya. Waktu gue datang ary udah menunggu gue dibawah pohon jeruk disamping rumah sepupu tiri gue.
Anak itu memakai sarung yang gue tebak habis dari masjid, kedua tangannya berada dibelakang punggung serta wajah yang dihiasi dengan raut malu-malu.
"Kenapa?" Tanya gue.
"Aku mau bilang sesuatu." Katanya.
Disamping itu ketiga sepupu tiri gue udah nangkring diteras memantau kita seraya menahan tawa, gak cuma sepupu tiri gue aja, ada juga teman ary yang niatnya mengantar juga menjadi tim hore yang membuat gue semakin merasa malu.
"Ada apa?"
Ary nampak ragu-ragu, namun setelah memantapkan hatinya ia kembali membuka mulut penuh keyakinan seraya menatap gue yang kebingungan. "Aku suka sama kamu yer, mau gak jadi pacar aku?"
Gue sempat bengong, karena ini pertama kalinya bagi gue. Dimana seorang anak lelaki mengungkapkan isi hatinya serta mengajak gue berpacaran, diusianya yang baru sebelas tahun? Ini benar-benar konyol.
Tapi karena dirasa punya pacar itu akan seru, gue mengiyakan ajakan itu.
"Iya, mau." Ujar gue malu-malu.
Ary tersenyum seraya memberikan satu cup sirup dua ribuan yang gue tebak dia dapatkan dari ibunya.
Sepupu tiri gue serta teman ary sontak bersorak heboh, menyirami gue dan ary dengan bunga yang udah dia siapkan. Selanjutnya gue dan ary menjadi bahan olokan mereka.
Dikarena kan baik ary ataupun gue belum punya ponsel, kita berkomunikasi lewat surat yang mana teman ary lah yang menjadi perantaranya, namun mereka jahil karena sebelum sampai kepada si pemilik surat mereka membacanya dahulu lalu menertawakan gue dan ary sampai puas.
Semua kekonyolan itu hanya terjadi satu malam aja, sebab paginya gue curhat dengan kak rida yang memiliki jarak usia tiga tahun dengan gue dia memberitahu gue untuk segera memutuskan ary. Gue gak tau apa alasannya tapi yang pasti detik itu juga gue melalukan perintah kak rida.
Jangan bayangkan sekonyol apa gue saat itu.
Pagi buta, sekitar jam enam pagi, gue menyuruh sepupu tiri gue untuk memanggil ary. Kita bertemu didepan rumah sepupu tiri gue dipinggir jalan yang masih sepi dari kendaraan. Gue menggenggam sirup yang ary berikan semalam yang untungnya belum gue minum, lalu ketika kita telah berhadapan tanpa basa-basi gue langsung mengutarakan maksud gue memanggilnya.
"Aku pengen putus, aku gak mau pacaran." Putus gue tanpa basa basi tanpa alasan jelas.
Sangat membagongkan
Ary jelas terkejut, wajahnya yang semula berseri mendadak berubah panik.
"Kok gitu? Salah aku apa?"
"Gak ada, aku cuma gak suka aja. Aku gak mau pacaran. Nih aku kembaliin." Gue memberikan sirupnya kembali namun karena ary tak kunjung menerimanya gue menjatuhkan sirup itu hingga hancur dan menyatu dengan aspal.
Gue sangat merasa bersalah saat itu, namun agar ary membencinya gue rela melakukan itu. Begitu saja gue pergi membiarkan ary mematung sendirian.
Sampai detik ini gue gak tau kenapa gue melakukan itu dan ketika ary membenci gue, gue malah sedih.
Kenapa gue mau-mau aja disuruh kak rida? Kok goblok?
12 Juli 2022.
11:19.