Hari ini Sera datang terlambat. Semalam dia tidak bisa tidur karena tugas menumpuk yang harus di kumpulkan hari ini. Selalu saja hari kamis identik dengan mata pelajaran yang gurunya gemar memberi tugas kepada muridnya, membuat Sera menjadi benci dengan hari ini setelah Senin.
Setelah di hukum memungut semua sampah yang ada di lapangan bersama murid terlambat lainnya, akhirnya Sera masuk ke kelas setelah jam pelajaran pertama habis. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada gadis itu hari ini, karena guru yang mengajar di jam pelajaran satu sampai dua tidak masuk karena sakit.
Sera langsung meletakkan kepalanya di atas meja begitu sampai di kelas tercinta. Gracia yang baru menyadari kehadiran temannya itu langsung menggebrak meja Sera. Tentu saja si empunya meja dan beberapa murid lainnya terlonjak kaget. Gracia hanya terkekeh saat beberapa orang menatapnya sambil melotot.
"Ya Allah, Gras. Lo enggak liat temanmu yang cantik jelita menawan ini lagi capeeee banget. Jangan lah ya di ganggu dulu, liat muka lo aja sepet gue."
"Heh, kurang ajar. Gue mau introgasi lo sekarang. Lo harus jawab jujur gamau tau!"
Sera meringis, "apaan dah, gue nggak ada bikin salah perasaan. Ntar aja deh, sumpah gue capek banget."
Gracia menggeleng cepat, "enggak ada penolakan!" Sera mengusap wajahnya frustasi. Pagi yang penuh keringat ini semakin terasa menjengkelkan berkat Gracia. Untung saja mata pelajaran matematika hari ini kosong membuat hari kamis menjadi tidak terlalu buruk.
"Yaudah deh, apaan?"
"Lo punya pacar? Sumpah, ternyata cuma sampai sini pertemanan kita, Ser? Kenapa lo nggak pernah cerita? Hati mungiel ini tersakiti tau gak?!" Ujar Gracia mendramatisir. Sera mendelik jijik melihatnya.
"Ga jelas lo. Kapan gue punya pacar? Kalau ada ya enggak mungkin gue gak cerita sama lo. Deket sama cowo aja nggak ada. Jangan halu deh lo."
"Bohong!" Tolak Gracia. "Coba cek laci lo sekarang, terus lo jelasin ke gue."
Sera spontan meraba-raba laci mejanya lalu menarik sebuah benda asing yang ada di sana. Sebuah bunga, entah jenis apa, Sera tidak pernah melihat bunga ini sebelumnya. Bunga itu berwarna pink dengan plastik yang membungkusnya berwarna senada. Sera meraih kertas hitam yang selalu ada disana lalu membaca isinya.
-
Ini mungkin agak cringe.
Sesuai filosofi bunga ini,
gatau kenapa gue kangen sama lo.___
"Bener, kan? Lo punya pacar kan??" Tuding Gracia kemudian. Matanya menyipit membuat Sera benar-benar terasa terintimidasi. Meskipun begitu Sera tetap menggeleng, "ini bukan pacar gue, suer!"
"Terus siapa? Siapa coba yang kangen sama lo terus pake bunga segala?"
"Idih, lo baca? Ngga sopan tau, ini privasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
bouquet of flowers in the last seven days [END]
Teen FictionGod has arranged the best destiny for mankind. -Ali Arkandika. Start: 5 Juni 2022 Ending: 16 Oktober 2022